24.1 C
Sukabumi
Jumat, April 19, 2024

Yamaha Zuma 125 meluncur, intip harga dan penampakan detail motor matic trail

sukabumiheadline.com - Yamaha resmi memperkenalkan Zuma 125...

Ternyata Ini Penyebab Ledakan Tabung CNG di Cibadak Sukabumi, Kepsek SD Korban Tewas

sukabumiheadline.com l Peristiwa pilu meledaknya tabung gas...

Dua Kali Meletus dan Berulangkali Erupsi, Mengenal Gunung Salak dari Catatan Sejarah

LIPSUSDua Kali Meletus dan Berulangkali Erupsi, Mengenal Gunung Salak dari Catatan Sejarah

sukabumiheadline.com l Meletusnya Gunung Semeru dan Merapi seolah sinyal peringatan dini kepada warga Kabupaten Sukabumi dan Bogor, Jawa Barat tentang bahaya yang setiap saat selalu mengintai, termasuk kemungkinan Gunung Salak meletus.

Seperti diketahui, Gunung Salak berada di wilayah perbatasan Kabupaten Bogor dengan Kecamatan Cidahu dan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi.

Gunung Salak yang berada pada 2.211 mdpl atau meter di atas permukaan laut ini merupakan salah satu gunung berapi aktif di Pulau Jawa.

Tak hanya dikenal sebagai gunung berapi aktif, Gunung Salak juga memiliki segudang cerita di kalangan tertentu. Karenanya, tak hanya sekadar keindahannya, gunung ini juga dikenal dengan cerita-cerita di balik kemegahannya. Baca lengkap: Asal-usul Nama dan 5 Cerita di Balik Kemegahan Gunung Salak Sukabumi

Meskipun sudah lama tidak lagi menunjukkan aktivitas erupsi, namun siapa sangka ternya gunung ini pernah mengalami dua kali letusan dan sering erupsi.

Menurut catatan sejarah, Gunung Salak terakhir kali erupsi pada 1938 silam. Meskipun sebelumnya di tahun 2018 sempat beredar isu Gunung Salak mengalami erupsi, namun hal tersebut telah dibantah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Berikut catatan jejak sejarah letusan Gunung Salak sejak 1699-1938 dihimpun sukabumiheadline.com dari Litbang MPI.

Perdebatan tentang Letusan Gunung Salak Tahun 1699

Gunung Salak mengalami erupsi untuk pertama kalinya diketahui ilmuwan pada 5 Januari 1699. Dikabarkan, erupsi tersebut berasal dari Gunung Salak II. Meskipun dinilai hanya erupsi samping dan erupsi dari kawah pusat. Namun, akibat erupsi tersebut hutan di kawasan sekitarnya mengalami kerusakan.

Bahkan, Jurnal Duta Rimba yang terbit pada 1999 oleh Perum Perhutani menerangkan bahwa letusan kala itu menghasilkan lahar dingin yang mendangkalkan sejumlah sungai di wilayah Jawa Barat yang mengalir hingga ke Batavia, termasuk Sungai Ciliwung.

Namun, riset terbaru Christopher J Harpel, peneliti dari Earth Observatory of Singapore (2015) meyakini bahwa pada tahun 1699 Gunung Salak tidak meletus melainkan hanya debris avalanche atau guguran puing.

Kedua pendapat tersebut relatif bertahan hingga saat ini. Karenanya, status Gunung Salak meletus pada 1699 masih menjadi perdebatan.

Erupsi di Kawah Ratu

Pada 1761, dikabarkan Gunung Salak mengalami erupsi freatik yang bersumber dari Kawah Ratu.

Kemudian pada 1780, Gunung Salak mengalami dua kali erupsi yaitu erupsi samping dan erupsi normal di Kawah Ratu.

Disusul kemudian pada 1902 hingga 1903, pada saat itu terjadi erupsi samping bertipe freatik.

Hal serupa terjadi pada 1919, Gunung Salak kembali erupsi dari Kawah Ratu berupa erupsi freatik.

Baca Juga: Sejarah Terbentuknya Kawah Ratu, Warga Sukabumi Wajib Tahu

Gunung Salak Erupsi Lumpur dari Kawah Cibodas 

Empat tahun kemudian, tepatnya pada 1923, Gunung Salak mengalami erupsi lumpur di Kawah Cibodas.

Dan pada tahun 1929, Kawah Cibeureum Gunung Salak mengalami erupsi freatik. Disusul kemudian pada Februari 1935, Gunung Salak mengalami erupsi samping dan erupsi freatik di Kawah Cikuluwung Putri.

Gunung Salak Kembali Meletus 

Setahun berselang, tepatnya pada 1936, Gunung Salak kembali meletus dengan erupsi freatik di Kawah Perbakti.

Dua tahun kemudian, gunung berapi ini tetap aktif. Hal itu ditandai dengan terjadinya erupsi freatik dari Kawah Cikukuwung pada 1938.

Erupsi terjadi lantaran adanya kontak antara magma dengan air sehingga menyemburkan asap keluar dari puncak gunung.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer