sukabumiheadline.com – Perang 12 hari antara Israel dan Iran berujung tuntutan dari warga sipil yang terdampak konflik, ke pemerintah Israel. Dikutip dari AFP, Pemerintah Israel mengumumkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengadakan rapat kabinet.
Dalam rapat tersebut, Netanyahu menyampaikan bahwa semua sasaran dalam Operasi Rising Lion telah berhasil dicapai, bahkan melampaui ekspektasi awal.
Meski konflik dengan Iran telah berakhir, Israel kini dihadapkan pada masalah lonjakan klaim kompensasi dari warganya yang terdampak langsung oleh serangan rudal Iran selama lebih dari seminggu terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Diberitakan Israel Yedioth Ahronoth, Rabu (25/6/2025), dana kompensasi pada Otoritas Pajak Israel telah menerima sekitar 38.700 klaim kompensasi sejak awal konflik Israel dan Iran pada 13 Juni lalu.
Di antara klaim kompensasi tersebut, terdapat sekitar 30.809 permintaan ganti rugi untuk kerusakan bangunan, kemudian 3.713 permintaan ganti rugi untuk kerusakan pada kendaraan, dan sebanyak 4.085 permintaan ganti rugi untuk kerusakan pada peralatan serta barang-barang lainnya.
“Ribuan bangunan lainnya mengalami kerusakan, tetapi belum ada klaim kompensasi yang diajukan untuk mereka,” tulis Yedioth Ahronoth.
Disebutkan, wilayah Tel Aviv menjadi yang paling terdampak dengan lebih dari 24.932 klaim ganti rugi. Sedangkan di kota Ashkelon, tercatat 10.793 klaim kompensasi telah diajukan warga.
Hingga saat ini, belum ada angka pasti terkait total kerugian ekonomi yang ditanggung pemerintah akibat serangan rudal Iran.
Sementara itu, Financial Express mencatat Israel telah menghabiskan 5 miliar dolar AS (sekitar Rp81 triliun) hanya dalam pekan pertama operasi militernya terhadap Iran. Dari jumlah tersebut, sekitar 725 juta dolar AS (Rp11,8 triliun) dihabiskan setiap harinya, di mana 593 juta dolar AS (Rp9,6 triliun) untuk operasi ofensif, dan 132 juta dolar AS (Rp2,1 triliun) untuk pertahanan dan mobilisasi militer.