Gempa Megathrust M9,0 dan tsunami ancam Selat Sunda, ini prediksi waktunya

- Redaksi

Sabtu, 30 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Waspada warga kawasan pantai di Sukabumi, pakar ITB ingatkan potensi megatsunami - Ilustrasi

Waspada warga kawasan pantai di Sukabumi, pakar ITB ingatkan potensi megatsunami - Ilustrasi

sukabumiheadline.com – Skenario gempa dahsyat atau megathrust berkekuatan M9,0 dipaparkan Dewan Pertahanan Nasional (DPN) saat menggelar uji kesiapsiagaan nasional potensi megathrust dan tsunami di Indonesia.

Pengujian itu dilakukan dengan menggelar kegiatan Admin Game Tanggap Darurat dalam Menghadapi Megathrust dan Tsunami yang diselenggarakan di Gedung Wisma Elang Laut (WEL), Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025).

Dijelaskan Badan Metrologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Admin Game jadi momentum penting untuk menguji kecepatan dan ketepatan sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami, sekaligus kesiapan lintas sektor dalam merespons ancaman bencana besar. Selain itu, ditujukan untuk melatih kecepatan respons masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi bencana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Admin Game juga untuk mengantisipasi potensi gangguan komunikasi, listrik, dan transportasi saat bencana terjadi. Dan, memperkuat koordinasi lintas sektor dalam upaya penyelamatan jiwa dan pengurangan risiko bencana.

Skenario yang digunakan dalam uji kesiapsiagaan ini adalah gempa bumi megathrust berkekuatan M9,0 yang terjadi di Selat Sunda pada kedalaman 10 km, dengan episenter di koordinat 6,94° LS – 104,70° BT. Guncangan kuat dengan intensitas VII-VIII MMI digambarkan terasa di wilayah DKI Jakarta selama sekitar 60 detik.

Baca Juga :  Waspada Palabuhanratu Sukabumi, ini 5 wilayah terdampak gempa megathrust prediksi BMKG

“Selanjutnya, BMKG melalui sistem peringatan dini gempa bumi digambarkan memberikan informasi awal dengan hitung mundur 40-45 detik sebelum guncangan tiba di Jakarta,” jelas BMKG di situs resmi, dikutip sukabumiheadline.com, Sabtu (30/8/2025).

Selain itu, hasil pemodelan menunjukkan gempa tersebut berpotensi memicu tsunami.

“Dengan status AWAS, SIAGA, dan WASPADA di sejumlah pesisir Jawa, Sumatra, Bali, hingga Bangka Belitung,” tulis BMKG.

“Untuk wilayah pesisir Jakarta Utara, status SIAGA ditetapkan dengan estimasi kedatangan gelombang tsunami tercepat dalam waktu 3 jam 20 menit setelah gempa,” jelas BMKG.

Sebelumnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pun telah mengingatkan potensi ancaman megathrust yang mengintai warga di pesisir selatan Jawa, yang diperkirakan mencapai 30 juta orang tahun 2030 nanti.

BRIN membeberkan bukti ilmiah tentang keberadaan tsunami raksasa yang pernah melanda wilayah selatan Jawa ribuan tahun lalu.

Temuan ini merupakan hasil riset paleotsunami yang dilakukan oleh tim Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG), menjadi peringatan penting akan potensi ancaman megatsunami yang masih membayangi kawasan padat penduduk tersebut.

Baca Juga :  Sukabumi Diguncang Gempa 6,7 SR

Untuk membuktikan bahwa lapisan tersebut merupakan endapan tsunami, dilakukan analisis lanjutan seperti uji mikrofauna, kandungan unsur kimia, hingga pentarikhan umur radiokarbon.

“Tantangannya adalah tak semua endapan tsunami purba bisa bertahan utuh dan terawetkan dengan baik, dan membedakan dengan sedimen akibat proses-proses lain seperti banjir atau badai pun memerlukan kehati-hatian,” kata Peneliti Ahli Madya PRKG BRIN Purna Sulastya Putra dalam keterangannya.

Temuan tersebut menunjukkan, tsunami raksasa di wilayah selatan Jawa bersifat berulang, dengan siklus sekitar 600-800 tahun.

“Ini artinya, bukan soal apakah tsunami besar akan terjadi, tapi kapan,” cetusnya.

“Pemerintah daerah sebaiknya mulai memanfaatkan data ini untuk menyusun rencana pembangunan yang berwawasan risiko, serta melakukan sosialisasi rutin ke masyarakat,” tegas Purna.

Di juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari pemangku kepentingan di daerah masing-masing.

“Kalau terjadi gempa kuat di dekat pantai, jangan tunggu sirene atau pemberitahuan. Segera evakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Alam sering memberi sinyal pertama, dan kesiapsiagaan adalah kunci keselamatan,” katanya mengingatkan.

Berita Terkait

Analisis geologi gempa bumi di Sukabumi: Wilayah Tersier, batuan sedimen rombakan gunung api
Januari – Desember 2025, Sukabumi Earthquake Report: 600 kali gempa guncang Sukabumi
5 penemuan termahal di dunia, ternyata ada bulu burung
BRIN uji laboratorium zat berbahaya 60 sampel vape atau rokok elektrik, begini hasilnya
NASA: Bumi tak lagi mengelilingi matahari, bagaimana tafsir ulama?
BMKG: Gempa Megathrust tinggal tunggu waktu, Sukabumi terdampak?
Direktur GBT BMKG: 30 kali gempa aftershocks guncang Kabandungan Sukabumi hari ini
Fakta dan sejarah Sesar Citarik: Membentang dari Sukabumi, Bogor hingga Bekasi

Berita Terkait

Kamis, 11 Desember 2025 - 03:29 WIB

Analisis geologi gempa bumi di Sukabumi: Wilayah Tersier, batuan sedimen rombakan gunung api

Selasa, 9 Desember 2025 - 13:52 WIB

Januari – Desember 2025, Sukabumi Earthquake Report: 600 kali gempa guncang Sukabumi

Rabu, 26 November 2025 - 21:49 WIB

5 penemuan termahal di dunia, ternyata ada bulu burung

Kamis, 13 November 2025 - 15:17 WIB

BRIN uji laboratorium zat berbahaya 60 sampel vape atau rokok elektrik, begini hasilnya

Selasa, 4 November 2025 - 02:00 WIB

NASA: Bumi tak lagi mengelilingi matahari, bagaimana tafsir ulama?

Berita Terbaru