Hari ini, 111 tahun silam Kota Sukabumi didirikan untuk tempat tinggal warga Belanda

- Redaksi

Selasa, 1 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wisma Wisnu Wardhani, bagian dari aset Stukpa Sukabumi - Wereld Culturen 1920

Wisma Wisnu Wardhani, bagian dari aset Stukpa Sukabumi - Wereld Culturen 1920

sukabumiheadline.com – Sukabumi, Jawa Barat, kisah perjalanan kota ini sebenarnya sudah tercatat di dalam Pantun Pajajaran Tengah (Pantun Bogor) Karya Aki Buyut Baju Rambeng, seorang pujangga misterius jaman VOC (abad 18) yang fenomenal.

Dalam Pantun Bogor juga dikisahkan asal muasal munculnya Babakan di Gunung Parang (cikal bakal Kota Sukabumi). Konon, pasca Pakuan dihancurkan pasukan Banten, Kadatuan Pamingkis yang berpusat di Gunung Walat juga mengalami serangan serupa.

Pemimpinnya tewas, sementara istrinya yang sedang hamil melarikan diri ke selatan bersama para pembantunya. Sang istri kemudian melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama Nyi Raden Pudak Arum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berita Terkait: Tumbuhan dari Khayangan dan kisah herois romantis di balik berdirinya Kota Sukabumi

Nyi Pudak Arum
Ilustrasi Nyi Pudak Arum – Istimewa

Pudak Arum kemudian ditangkap oleh Bajo (rampok) yang kemudian menjualnya ke Dayeuh Muhara Cihaliwung (Jakarta sekarang). Ki Wangsa Suta kemudian meminta pertolongan Resi Saradeya yang sudah bertempat di Gunung Arca.

Resi Saradeya memberi petuah dan uga (wangsit) bahwa Nyi Pudak Arum sedang sembunyi di balik zaman dan akan kembali saat Sukabumi penuh dengan rumah-rumah.

Resi Saradeya juga meminta Wangsa Suta untuk membangun babakan di Tegal Kole (saat ini lokasinya sekitar Supermarket Yogya). Babakan inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Kota Sukabumi sekarang. Baca selengkapnya: Kisah herois romantis Nyi Pudak Arum dan Wangsa Suta di balik berdirinya Kota Sukabumi masa silam

111 tahun silam, Kota Sukabumi era Kolonial Belanda

Ada yang berpendapat bahwa nama Sukabumi berasal dari bahasa Sunda, yaitu Suka-Bumen, yang artinya kawasan yang memiliki udara sejuk dan nyaman dan membuat orang-orang suka bumenbumen atau menetap.

Penjelasan yang lebih masuk akal adalah bahwa nama “Sukabumi” berasal dari bahasa Sansekerta suka yang berarti “kesenangan, kebahagiaan, kesukaan” dan bhumi, “bumi”. Jadi “Sukabumi” artinya “bumi kesukaan”. Baca selengkapnya: Ini Lho Sejarah Singkat Asal-usul Kota Ini Dinamai Sukabumi

Baca Juga :  Banjir Masih Menggenangi Area Depan Terminal Kota Sukabumi

Sebelum berstatus kota, Sukabumi hanyalah dusun kecil bernama “Goenoeng Parang” (sekarang Kelurahan Gunungparang) lalu berkembang menjadi beberapa desa seperti Cikole atau Parungseah.

Lalu pada 1 April 1914, atau 111 tahun silam, pemerintah Hindia Belanda menjadikan kota Sukabumi sebagai Burgerlijk Bestuur dengan status Gemeente (Kotapraja) dengan alasan bahwa di kota ini banyak berdiam orang-orang Belanda dan Eropa pemilik perkebunan-perkebunan yang berada di daerah Kabupaten Sukabumi bagian selatan yang harus mendapatkan pengurusan dan pelayanan yang istimewa.

Baca Juga: Sejarah Gereja Sidang Kristus dan Simbol Toleransi di Kota Sukabumi

Eksterior Gereja HKBP Kota Sukabumi - Istimewa
Eksterior Gereja HKBP Kota Sukabumi – Istimewa

Selanjutnya pada 1 Mei 1926, Mr. G.F. Rambonnet diangkat menjadi Burgemeester. Pada masa inilah dibangun Stasiun Kereta Api, Mesjid Agung, gereja Kristen; Pantekosta; Katholik; Bethel; HKBP; Pasundan, pembangkit listrik Ubrug; centrale (Gardu Induk) Cipoho, Sekolah Polisi Gubermen yang berdekatan dengan lembaga pendidikan Islam tradisionil Gunung Puyuh.

Berita Terkait: 

Nama Soekaboemi sebenarnya telah ada sebelum hari jadi Kota Sukabumi yaitu 13 Januari 1815. Kota yang saat ini berluas 52,46 Km² ini mendapatkan namanya dari seorang ahli bedah bernama Dr. Andries de Wilde menamakan Soekaboemi. Baca selengkapnya: 5 Misteri Pendakian Gunung Gemuruh oleh Raffles dan De Wilde di Batas Sukabumi-Cianjur

Perlu diketahui Andris de Wilde ini juga adalah seorang Preanger Planter (kopi dan teh) yang bermukim di Bandoeng, dimana eks rumah tinggal dan gudang kopinya sekarang dijadikan Kantor Pemkot Bandung.

Baca Juga: Orang Jerman pendaki pertama Gunung Gede, ini 5 fakta milenial Sukabumi udah tahu?

Masjid Agung Kota Sukabumi
Masjid Agung Kota Sukabumi – Istimewa

Awalnya ia mengirim surat kepada kawannnya Pieter Englhard mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk mengganti nama Cikole (berdasar nama sungai yg membelah kota Sukabumi) dengan nama Soekaboemi 13 Januari 1815. Sejak itulah Cikole resmi menjadi Soekaboemi.

Baca Juga :  Kuliner Kota Sukabumi, Rela Antri Demi Lezatnya Bubur Ayam Masjid Agung

Namun, bukan berarti hari jadi Kota Sukabumi jatuh pada tanggal tersebut. Ceritanya memang tidak singkat, bermula dari komoditas kopi yang banyak dibutuhkan VOC, Van Rie Beek dan Zwadecroon berusaha mengembangkan lebih luas tanaman kopi di sekitar Bogor, Cianjur, dan Sukabumi.

Baca Juga:

Tahun 1709 Gubernur Van Riebek mengadakan inspeksi ke kebun kopi di Cibalagung (Bogor), Cianjur, Jogjogan, Pondok Kopo, dan Gunung Guruh Sukabumi.

Inilah salah satu alasan dibangunnya jalur lintasan kereta-api yg menghubungkan Soekaboemi dengan Buitenzorg dan Batavia di bagian barat dan Tjiandjoer (ibukota Priangan) dan Bandoeng di timur. Baca selengkapnya: Foto-foto sejarah pembangunan jalur Kereta Api Bogor-Sukabumi-Cianjur 1873

Saat itu, de Wilde adalah pembantu pribadi Gubernur Jenderal Daendels dan dikenal sebagai tuan tanah di Jasinga Bogor.

Pada 25 Januari 1813, ia membeli tanah di Sukabumi yang luasnya lima per duabelas bagian di seluruh tanah yang ada di Sukabumi seharga 58 ribu ringgit Spanyol.

Tanah tersebut berbatasan dengan Lereng Gunung Gede Pangrango di sebelah utara, Sungai Cimandiri di bagian selatan, lalu di arah barat berbatasan langsung dengan Keresidenan Jakarta dan Banten dan di sebelah Timur dengan Sungai Cikupa.

Pada tanggal yang sama 354 tahun yang lalu, Belanda bangga memenangkan perang melawan Spanyol.

Setelah Mr. G.F. Rambonnet memerintah ada tiga “Burgemeester” sebagai penggantinya yaitu Mr. W.M. Ouwekerk, Mr. A.L.A. van Unen dan Mr. W.J.Ph. van Waning. Baca selengkapnya: Daftar Lengkap Wali Kota Sukabumi Sejak Zaman Hindia Belanda, Hanya Ada Satu Wanita


Dilarang republikasi artikel kategori Headline dan Rubrik Headline tanpa seizin Redaksi sukabumiheadline.com

Berita Terkait

Perang opini Kuasa Hukum nelayan Ciemas Sukabumi dan Kades Mandrajaya
4 ribu lebih pria di Kota Sukabumi mengurus rumah tangga, pengangguran berapa?
Potret WB 12 tahun di Kabupaten Sukabumi: 200 ribu lulusan SD, 55,2% tak lulus SMA
Miris, 739 ribu warga Kabupaten Sukabumi hanya lulus SD
Didominasi perempuan, ini jumlah TKI asal Sukabumi 5 tahun terakhir
Ketahui Visi, Misi dan 11 Proyek Prioritas yang keren dari Bupati/Wabup Sukabumi
Hitung luas wilayah, jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi Utara dan calon ibu kota
Catatan kritis 100 Hari Kerja Bupati/Wabup Sukabumi, LKK beri nilai 2 dari 10

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 08:32 WIB

Perang opini Kuasa Hukum nelayan Ciemas Sukabumi dan Kades Mandrajaya

Sabtu, 14 Juni 2025 - 04:55 WIB

4 ribu lebih pria di Kota Sukabumi mengurus rumah tangga, pengangguran berapa?

Kamis, 12 Juni 2025 - 00:01 WIB

Potret WB 12 tahun di Kabupaten Sukabumi: 200 ribu lulusan SD, 55,2% tak lulus SMA

Senin, 9 Juni 2025 - 02:44 WIB

Miris, 739 ribu warga Kabupaten Sukabumi hanya lulus SD

Kamis, 5 Juni 2025 - 03:40 WIB

Didominasi perempuan, ini jumlah TKI asal Sukabumi 5 tahun terakhir

Berita Terbaru

Menteri Luar Negeri Iran, Sayed Abbas Araghchi - Ist

Internasional

Menlu Iran: Membela diri dari serangan biadab adalah hak kami

Minggu, 22 Jun 2025 - 22:42 WIB