sukabumiheadline.com – Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah gencar membangun permukiman warga terdampak bencana dan penggusuran imbas program normalisasi sungai di berbagai kabupaten.
Untuk warga terdampak bencana alam seperti pergerakan tanah dan gempa bumi, gubernur yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi atau KDM meluncurkan program rumah yang didesain seperti rumah-rumah di era 1970an, rumah panggung dari kayu berdinding bilik bambu.
Meskipun terkesan jauh dari modern, namun kontruksi rumah panggung dari kayu telah terbukti relatif aman dari bencana gempa bumi dan pergerakan tanah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga: Jumlah dan nama-nama desa di Kabupaten Sukabumi menurut kecamatan

Di Sukabumi, ada satu kampung yang kini sedang ramai jadi bahan perbincangan yakni Kampung KDM (meskipun ini merupakan program pemprov, namun publik menyebutnya Kampung KDM) yang terletak di Kampung Cireundeu, Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi.
Meskipun tidak resmi jadi desa wisata, kawasan ini masih dalam tahap pembangunan, tetapi progresnya sudah menarik perhatian banyak orang. Tak heran jika banyak warga dan content creator yang datang berkunjung untuk sekadar melihat-lihat suasana atau mengambil gambar.
Sejumlah pekerja masih terlihat beraktivitas membangun rumah dan jalan, melakukan penataan kawasan dengan dibantu warga sepulang bertani dan lainnya.
Meskipun pembangunan masih berlangsung, namun para pengunjung yang datang sudah seperti diajak kembali ke era 70an. Hawa segar berhembus di pagi hari, adem di siang hari, syahdu pada sore dan petang.
Baca Juga: Ternyata ada 88 desa di Kabupaten Sukabumi memiliki nama sama, tidak kreatif?

Kompleks kampung dengan penataan ala Sukabumi tempo dulu ini memang inisiatifnya datang dari Gubernur Jawa Barat yang bertujuan menjadikan kampung ini sebagai contoh desa wisata yang rapi, indah, dan punya daya tarik bagi wisatawan.
Saat ini, pembangunan difokuskan pada penataan dasar yaitu merapikan rumah warga, memperbaiki jalan, memperindah lingkungan, serta menyiapkan ruang terbuka yang kelak bisa dimanfaatkan sebagai spot foto.
Meski pengerjaan terus dikebut, suasana kampung sudah mulai berubah lebih bersih, lebih teratur, dan menumbuhkan optimisme di kalangan masyarakat sekitar. Bagi warga, proyek ini tentu jadi harapan baru.
Baca Juga: 38 nama desa unik di Sukabumi, ada yang mirip majelis taklim

Ketika petang datang, lampu-lampu terlihat mulai dinyalakan para penghuni. Perlahan, senja berganti malam. Namun, sejumlah warga masih terlihat bercengkrama di teras dipan bagian depan rumah.
Suasana yang sudah puluhan tahun terlupakan itu seperti kembali tersaji di sini.
Karenanya, jika pembangunan sudah selesai, bukan tidak mungkin desa wisata itu akan terwujud di sini. Peluang ekonomi terbuka lebar, mulai dari warung, homestay, jasa parkir, hingga oleh-oleh khas lokal.
Rekomendasi Redaksi: Raperda Desa Adat, Abah Asep Nugraha: Kasepuhan di Sukabumi menuju Desa Istimewa

Selain itu, warga pun bisa berperan aktif sebagai pemandu wisata atau pelaku usaha mikro yang ikut merasakan dampak positif pariwisata.
Tentunya menjadi harapan semua warga, dalam beberapa tahun ke depan, Sukabumi tak hanya memiliki destinasi wisata pantai dan gunung, namun juga desa wisata yang menawarkan kenangan Sukabumi di masa silam.









