sukabumiheadline.com – Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menemukan masalah baru saat melakukan kunjungan ke kediaman almarhumah Siti Raya (4) di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Baca selengkapnya: Sukabumi ditampar kasus balita meninggal digerogoti cacing, bak tikus mati di lumbung padi
Seperti diberitakan sukabumiheadline.com sebelumnya, Raya meninggal dunia dipicu infeksi cacing. Ia meninggal dunia setelah berjuang melawan infeksi berat cacing gelang (Ascaris lumbricoides). Ia wafat di RSUD R Syamsudin, Kota Sukabumi, pada Senin (22/7/2025) pukul 14.24 WIB. Baca selengkapnya: Kenali gejala Ascariasis, infeksi cacing gelang yang renggut nyawa balita di Sukabumi

Sementara itu, hasil diagnosa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan, Raya meninggal dunia sebab infeksi meningitis TB dan helmintiasis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saat kunjungan ke Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Staf Khusus Menko PMK Bidang Mobilisasi Sumberdaya Bencana, Mochammad Luthfie Beta, mengatakan bahwa kedatangannya merupakan tindak lanjut arahan Menko PMK Pratikno. Baca selengkapnya: Ditanya soal balita di Sukabumi mati karena cacingan, Menko PMK Pratikno mengaku ngantuk
Diketahui, kasus Raya dibawa dalam Rapat Tingkat Menteri terkait penanganan penyakit dan peningkatan kualitas kesehatan balita yang digelar pada Jumat pagi, serta Rapat Koordinasi bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat sehari sebelumnya.
“Kami dari Jakarta atas arahan Pak Menko PMK. Kami diberi tugas untuk meninjau langsung dan mengidentifikasi kejadian yang dialami balita Raya,” ujar Luthfie Beta, dikutip sukabumiheadline.com dari laman resmi Kemenko PMK, Rabu (27/8/2025).
Luthfie menyampaikan, kasus penyakit yang menimpa almarhumah Raya menjadi alarm penting bahwa masalah kesehatan anak tidak bisa dianggap sepele.
Ia juga mengingatkan bahwa situasi ini tidak boleh terulang kembali, karena menyangkut masa depan generasi penerus bangsa.
“Pemerintah pusat ingin memastikan hadir di setiap permasalahan yang ada di masyarakat, karena kalau masyarakat tidak kuat, bangsa ini pun tidak akan bisa apa-apa,” ujarnya.
Dalam kunjungan tersebut, Luthfie memastikan rumah keluarga Raya dari sebelumnya memprihatinkan dan tidak layak huni serta berdiri di lahan rawan longsor direnovasi total.
Hal itu karena fasilitas sanitasi yang tidak layak, rumah minim sirkulasi udara, serta berdekatan dengan kandang ternak. Menurutnya, hal tersebut menjadi alasan perlu dibenahi.
“Rumah ini dibongkar dan dibangun secara permanen termasuk WC Komunal dan sanitasi layak yang bersumber dari dana Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting),” kata dia.
“Namun karena lahannya labil dan rawan bencana, kami sarankan ada pertimbangan serius sebelum pembangunan. Dari sisi sanitasi juga harus dibenahi, termasuk pemindahan kandang ternak,” jelas Luthfie.
Luthfie menambahkan, pembangunan rumah dilakukan dengan memberdayakan masyarakat sekitar, melibatkan aparat TNI/Polri secara swakelola, serta memperhatikan aspek legalitas lahan tempat rumah yang akan dibangun.
Rencana awal, rumah sehat sederhana berukuran 7 X 5 m². Selain itu, perlu mitigasi rawan longsor dengan pembangunan talud (dinding penahan tanah) dan perbaikan akses jalan menuju rumah.
Temuan masalah baru
Selain itu, Luthfie juga menyoroti kondisi keluarga Raya, di mana kedua orang tua balita tersebut kini dalam perawatan di RSUD Welas Asih, Kota Bandung.
Mirisnya, Luthfie mengungkap kondisi kakak almarhumah Raya yang berusia 7 tahun juga mengalami gangguan kesehatan dan perlu pendampingan berkelanjutan, baik dari sisi gizi maupun pendidikan.
“Kehadiran Kemenko PMK secara cepat bukan hanya untuk menyampaikan duka cita, tetapi juga memastikan adanya solusi nyata dengan membangun rumah yang lebih layak, memperbaiki sanitasi, serta menata lingkungan agar sehat dan aman bagi tumbuh kembang anak,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kemenko PMK juga menyerahkan bantuan berupa 25 paket sembako serta peralatan sekolah.