Kisah Kasim, buruh migran asal Sukabumi mengadu nasib di Benua Amerika awal abad ke-19

- Redaksi

Kamis, 11 April 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kasim, buruh migran asal Sukabumi mengadu nasib di Benua Amerika awal abad ke-19. - Tropenmuseum

Kasim, buruh migran asal Sukabumi mengadu nasib di Benua Amerika awal abad ke-19. - Tropenmuseum

sukabumiheadline.com – Jika saat ini ribuan warga Sukabumi, Jawa Barat, berbondong-bondong mencari penghidupan di luar negeri, tentunya sebab alasan yang beragam. Dari mulai mencari penghasilan lebih besar ketimbang di negeri sendiri, hingga mencoba lari dari segala problematika hidup yang membelitnya.

Namun, tahukah warga Anda bahwa para pencari kerja di luar negeri yang kini populer disebut buruh migran atau pekerja migran asal Sukabumi yang mencari penghidupan layak di negeri orang, ternyata tidak terjadi pada masa setelah Indonesia merdeka saja.

Jauh sebelum Indonesia merdeka, bahkan tercatat sejak awal abad ke-19, hal itu sudah dilakukan warga Sukabumi pada masa itu, di mana Indonesia masih disebut sebagai Hindia Belanda.

Salah satu warga Sukabumi yang tercatat menjadi buruh migran pada awal abad ke-19, bernama Kasim. Informasi dihimpun, ia merupakan warga Cipelang, Kota Sukabumi, yang mencoba peruntungan dengan menjadi kuli di Benua Merah, Amerika.

Profil lengkap Kasim

Dilansir sukabumiheadline.com dari catatan Tropenmuseum, Amsterdam, Belanda, Kasim memiliki tinggi badan 157 cm dan masih berusia 22 tahun, nekad berangkat ke kawasan Amerika Selatan atau Amerika Latin.

Lelaki kelahiran Hindia Belanda itu disebut memiliki ciri berupa kutil pada akar hidungnya.

Perjalanan Kasim menuju Paramaribo dan kembali ke Hindia Belanda

Kasim berangkat ke Paramaribo dari Semarang, Jawa Tengah, pada 28 Maret 1919 dengan menggunakan Kapal SS bernama Djember. Sebagai penumpang kapal, identitas Kasim adalah wilayah Reg Preanger, Departemen Soekaboemi, Kecamatan Soekaboemi, Desa Tjipelang, nomor 452.

Baca Juga :  Resmi Akui Kemerdekaan RI, Belanda Harus Kembalikan Uang Sebanyak Ini

Ia dipekerjakan oleh Agen NHM untuk pemerintahan kolonial Belanda dengan Kode Kontrak VV391. Ia memulai kerja kontrak sejak 20 Mei 1919 hingga 20 Mei 1924 di Perkebunan Marienburg & Zoelen.

Namun demikian, Kasim baru kembali ke Hindia Belanda pada 23 Mei 1936 dengan tujuan kapal ke Kota Gede.

Hal itu terjadi karena Kasim dikontrak ulang sejak 28 Juni 1924 hingga 28 Juni 1929 di Gerec selama 5 tahun. Lalu pada 13 Juli 1929 – 13 Juli 1930 masih Gerec selama 1 tahun.

Selanjutnya pada 20 September 1930 hingga 20 September 1931, juga di Gerec selama 1 tahun. Barulah pada CVO 29 Februari 1932 Kasim kembali ke Hindia Belanda melalui Pelabuhan Marienburg dan Zoelen.

Catatan Terdaftar pada 13-1-1936.

Berita Terkait

Berlaku besok, begini suara pelajar Sukabumi soal jam masuk 06.30 dan 5 hari sekolah
Menghitung angka kelahiran di Kota Sukabumi 4 tahun terakhir
Kronologi perusakan rumah singgah di Cidahu Sukabumi, KDM: Saya kawal proses hukumnya
356.638 pengidap HIV baru di Indonesia, di Sukabumi 327 HIV/Aids
Perang opini Kuasa Hukum nelayan Ciemas Sukabumi dan Kades Mandrajaya
4 ribu lebih pria di Kota Sukabumi mengurus rumah tangga, pengangguran berapa?
Potret WB 12 tahun di Kabupaten Sukabumi: 200 ribu lulusan SD, 55,2% tak lulus SMA
Miris, 739 ribu warga Kabupaten Sukabumi hanya lulus SD

Berita Terkait

Minggu, 13 Juli 2025 - 19:01 WIB

Berlaku besok, begini suara pelajar Sukabumi soal jam masuk 06.30 dan 5 hari sekolah

Kamis, 10 Juli 2025 - 02:45 WIB

Menghitung angka kelahiran di Kota Sukabumi 4 tahun terakhir

Senin, 30 Juni 2025 - 18:35 WIB

Kronologi perusakan rumah singgah di Cidahu Sukabumi, KDM: Saya kawal proses hukumnya

Rabu, 25 Juni 2025 - 16:33 WIB

356.638 pengidap HIV baru di Indonesia, di Sukabumi 327 HIV/Aids

Senin, 16 Juni 2025 - 08:32 WIB

Perang opini Kuasa Hukum nelayan Ciemas Sukabumi dan Kades Mandrajaya

Berita Terbaru