SUKABUMIHEADLINE.com l Siapa tak kenal penyanyi yang kini telah menjadi seorang mualaf ini, Theresia Ebenna Ezeria Pardede atau karib disapa Tere Pardede. Tere memeluk Islam pada 2 September 2000 silam.
Sebelum menjadi mualaf, Tere berasal dari keluarga Nasrani yang taat hingga akhirnya dia penasaran dengan siapa Tuhan yang menciptakan alam semesta ini?
Berawal dari pertanyaan yang tak kunjung mendapat jawaban sejak ia duduk di bangku SMP itulah, perlahan ia mulai menemukan jawabannya ketika dia duduk di bangku kuliah.
Saat kuliah, seorang temannya yang juga seorang mualaf mengatakan, dalam agama Islam, Yesus bukanlah Tuhan, melainkan Nabi Isa AS. Dari situ, pelantun Awal yang Indah itu mulai mencari tahu kebenarannya dengan membedah isi Alkitab hingga Alquran.
Tere kemudian membaca surat An-Nisa ayat 157 dan 158 yang menjelaskan dari perspektif Islam bahwasanya Nabi Isa AS bukanlah orang yang disalibkan, tapi Allah angkat Beliau langsung ke langit sebagai bentuk kasih sayang dan karuniaNya kepada Nabi Isa AS.
Setelah membedah Alquran lebih dalam lagi, akhirnya ia berganti nama menjadi Annisa Theresia, karena merasa menemukan surat cinta dalam surat An-Nisa.
“Dan di ayat 171 dari surat An-Nisa, itu adalah sebuah surat yang kalau saya bilang itu surat cinta Allah buat saya dan Insya Allah buat orang-orang yang mengaku ahli kitab, orang-orang Nasrani,” kata Tere bercerita di YouTube Ngaji Cerdas, dikutip sukabumiheadlines.com, Kamis, 18 November 2021.
“Itu adalah surat yang Allah kasih, direct message buat kita yang isinya kurang lebih ‘Wahai ahli kitab, janganlah engkau berlebih-lebihan dalam agamamu, karena sesungguhnya Nabi Isa putra Maryam itu adalah seorang Rasul yang diperkuat dengan kudus,” lanjut dia.
Tere menjelaskan arti dari surat An-Nisa tersebut, bahwasanya jangan katakan kalau Tuhan itu tiga. “Itu kaya jelas banget definitif. Allah itu ahad, bukan trinitas. Dari situ Allah berikan, masya Allah saya seperti ditarik kaya disedot dari ruang gelap yang hampa menuju cahaya terang,” tutur pencipta lagu Aku Wanita itu.
“Saya sempat mengalami gegar kepercayaan karena stres. ‘Hah, jadi selama ini saya mendapatkan informasi yang tidak valid. Itu juga membuat saya kaya protes. ‘Kok bisa sih? Kenapa saya baru tahunya sekarang? Kenapa saya dapatnya di keluarga yang tidak Muslim?” tambahnya.
Pada satu sisi, Tere melihat ajaran yang disampaikan dalam kitab suci ini adalah kebenaran. Sementara saya menyadari bahwa kitab suci yang saya yakini dahulu punya banyak black hole. “Mulai dari silsilah Yesus atau Nabi Isa AS aja ada kejanggalan. Terus juga ayat yang satu dengan yang lain ada beberapa yang kontradiktif,” ungkapnya.
Tere mengatakan, pertemuannya dengan Alquran pada saat itu akhirnya mampu menjawab pertanyaannya yang tidak terjawab sejak SMP bahwa Yesus itu Tuhan atau Nabi, dan itu sudah terjawab jelas.
“Dalam surat Maryam juga disampaikan bahwa Nabi Isa AS adalah hamba Allah. Jadi sudah sangat eksplanatif sekali Alquran itu menjelaskan,” pungkas dia.
Tidak Serta Merta Memeluk Islam
Meski sudah mendapatkan banyak kebenaran, pada saat itu, hati Tere belum tergerak untuk memeluk Islam.
Sampai suatu ketika ia bermimpi tapi serasa nyata, di mana ia merasa tengah berada dalam sebuah tempat sangat sempit, gelap dan sesak. Sehingga muncul pertanyaan, “Apakah ini liang lahat ya, liang kubur. Waktu itu sangat gelap kondisinya dan subhanallah dari kegelapan itu tiba-tiba muncul cahaya yang makin terang, makin terang dan cahaya itu bersuara,” katanya.
“Saya enggak ingat bahasanya apa, tapi yang bisa saya maknakan adalah kaya ada pertanyaan. Pertanyaannya itu, siapa Tuhanmu, siapa Nabimu? La Haula Wala Quwwata Illa Billah, Qadarullah Allah izinkan saya bangun dalam kondisi basah kuyup keringetan. Saya syok kaya berasa habis mandi,” papar Tere.
Berkat mimpi tersebut, akhirnya Tere mantap memeluk Islam pada 2 September 2000. “Dari situ, saya semakin merasa, ‘Oke, kayaknya enggak perlu dipertanyakan lagi. Bukti sudah nyata. Ya udah, mau enggak mau, suka enggak suka, harus berserah diri,” ucapnya.
“Alhamdulillah Allah mudahkan, saya diizinkan Allah SWT bersyahadat di Masjid Raya Pondok Indah, dibantu oleh teman saya yang waktu itu mensyiarkan dalam bahasa dakwah gaul sehari-hari,,” imbuhnya.