23.1 C
Sukabumi
Jumat, April 26, 2024

Desain Ala Skuter Retro, Intip Spesifikasi dan Harga Suzuki Saluto 125

sukabumiheadline.com l Di belahan dunia lain, Suzuki...

Paman Anwar Usman langgar etik lagi, MKMK kembali beri sanksi

sukabumiheadline.com - Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK)...

Ternyata Ini Penyebab Ledakan Tabung CNG di Cibadak Sukabumi, Kepsek SD Korban Tewas

sukabumiheadline.com l Peristiwa pilu meledaknya tabung gas...

Lourdes Loyola, Tentara Amerika dan Semua Keluarga Intinya Mualaf

KhazanahLourdes Loyola, Tentara Amerika dan Semua Keluarga Intinya Mualaf

sukabumiheadline.com l Membahas hubungan antara Amerika Serikat dan Afghanistan tidak dapat terlepas dari peristiwa 9/11 sehingga Islam dan pemeluknya sering disalahpahami hingga muncul Islamofobia di dunia barat.

Namun demikian, proyek Islamofobia barat tersebut justru tidak memengaruhi seorang prajurit wanita Amerika Serikat asal Meksiko Lourdes Loyola untuk memeluk Islam.

Diketahui, Loyola bergabung dengan militer pada 2009. Sejak bergabung hingga saat ini Loyola yang berpangkat sersan ditugaskan militer Amerika Serikat untuk menjadi tentara perdamaian ke Afghanistan sebanyak dua kali.

Sejak 2015, dia memiliki teman Muslim di militer yang tidak memakan babi. “Sebagai orang awam, biasanya hanya mengetahui sebatas bahwa Muslim dilarang makan babi, padahal nyatanya banyak hal yang tidak kita ketahui tentang Islam,” ujar dia.

Dimulai dengan misi perdamaian inilah, ternyata hidayah mulai membuka jalannya untuk Loyola. Dia berbagi kisah mualafnya di salah satu kanal YouTube yang membahas mualaf Amerika Serikat @theansaripodcast.

Saat di Afghanistan, Loyola melihat secara nyata kehidupan Muslim yang berbeda dari apa yang diberitakan media selama ini.

Bahwa seorang Muslim hidup sama seperti orang pada umumnya dengan aktivitas harian, seperti mencari nafkah atau bekerja.

Sekembalinya dari Afghanistan, di Amerika Serikat sedang berlangsung pemilu. Isu Islamofobia pun semakin kuat hingga banyak warganet yang sangat menghina dan memojokkan Islam, tetapi tak ada satu pun yang membahas agama lain.

“Saya yang memang tidak senang jika ada orang atau sekelompok orang menyerang kelompok tertentu, akan saya bela dengan sepenuh hati,” tutur dia.

Dengan bekal keyakinan itu, Loyola kemudian ingin mempelajari Islam agar data dan fakta yang dimilikinya cukup untuk menjawab tuduhan internet troll. Loyola mulai mencari data di dalam AlQuran dan pergi ke Masjid di Nebraska.

Dan saat itu Masjid Nebraska sedang mengadakan open house. Tanpa malu-malu Loyola hadir dan mengajukan pertanyaan di sesi tanya jawab.

Dia bertanya seputar warisan untuk laki-laki dan wanita yang berbeda porsinya. Serta isu keterkaitan Islam dan terorisme. Loyola pun mendapat jawaban yang masuk akal dan menerima jawaban dari Imam Masjid Nebraska.

Tak hanya itu, Loyola terus bertanya tentang alasan Islam mengharamkan makan daging babi. Untuk masalah itu, Loyola mendapat jawaban singkat karena itu perintah Allah SWT dan dia tetap menerima itu.

Setelah diskusi selesai, ternyata ada seorang Muslimah yang menghampirinya, kemudian menjelaskan secara perinci alasan larangan memakan daging babi.

Dan jawaban dari teman Muslimnya itu membuatnya tercengang. Bahwa alasan larangan itu tidak sekadar perintah, tetapi juga memiliki alasan ilmiah dan masuk akal. Padahal, bagi Loyola jika alasan itu atas ketaatan dari Tuhan saja, dia tidak akan mempertanyakan lebih jauh.

Karena sebelumnya Loyola pun tidak pernah mempertanyakan perintah tuhannya dalam agama yang dianut sebelumnya.

“Bahwa dahulu saya adalah seorang yang taat beragama sebelum menjadi Muslimah. Saya bukanlah seorang gadis yang beribadah karena perintah orang tua, tetapi karena meyakini dengan hati bahwa dia harus menjalankan agama ini,” ujar dia.

Namun, setelah empat hingga lima bulan mempelajari Islam, Loyola melihat agama ini adalah agama yang menyempurnakan agama yang sebelumnya dia anut. Bahwa seluruh ajaran agamanya masuk akal dan dapat diterima.

Tepat pada 10 Desember 2015, Loyola menerima dengan yakin Islam sebagai agamanya. Tangis haru dia rasakan yang bahkan sebagai tentara dia tidak pernah melakukannya di depan umum.

Kini Loyola merasa damai dan tenang seperti kembali ke rumah. Dia mengakui bahwa keislamannya bukanlah berpindah, tetapi sebuah perjalanan untuk pulang ke rumah.

Usai bersyahadat, Loyola kemudian memberitahukan suami. Tanpa adu argumen sang suami mendukung penuh keputusan istrinya.

Dia pun sangat bahagia meski setelah itu dia harus menjalani pernikahan berbeda agama. Karena dia tidak berharap bahwa suaminya akan ikut bersamanya menjadi Muslim, bahkan membayangkan ribuan tahun dia akan menerima Islam pun sepertinya tidak mungkin.

Setelah sang suami menerima, Loyola mulai mendalami Islam dan berbagai kewajiban sebagai Muslim, salah satunya berhijab. Awalnya, dia merasa ragu untuk mengenakan jilbab, tetapi suaminya yang kembali mendukung dan memotivasi apa pun pilihan hatinya.

Pada Juni 2018, Loyola kemudian memutuskan berkomitmen mengenakan hijab secara penuh. Sebelumnya, Loyola mengakui untuk benar-benar menjalankan syariat Islam yang satu ini, dia belajar perlahan dengan lebih sering memakai celana panjang, baju lengan panjang kemudian meningkat dengan baju turtleneck yang menutupi leher.

Ibu tiga anak ini kemudian mendapat anugerah yang tidak disangka. Bahwa empat bulan setelah ia bersyahadat, sang anak yang saat itu berusia sembilan tahun mengikuti jejaknya.

Tanpa paksaan, anak laki-laki pertamanya bersyahadat dan diantar oleh Loyola dan sang suami. Sempat ada pertanyaan bahwa seorang wanita dilarang menikah dengan non-Muslim. Sehingga ketika seorang istri menjadi Muslim dan suaminya tidak mengikuti maka mereka akan berpisah.

Namun, yang terjadi dengan rumah tangga Loyola berbeda. Loyola memiliki pandangan tersendiri mengenai hal ini.

“Bagaimana saya bisa mengatakan berpisah jika suami saya sangat mendukung keislaman saya dan anak-anak saya, karena kemudian anak kedua saya mengikuti jejak kakaknya memeluk Islam,” ujar dia.

Suaminya bahkan tidak segan untuk mengantar kedua anaknya shalat di masjid khusus tempat laki-laki. Dan menunggu mereka selesai shalat.

Rasanya tidak adil jika dia harus memutuskan untuk menceraikan suami yang seperti ini. Dan tak ada teman Muslimnya yang menekankan dia harus berpisah dengan suaminya.

Bahwa ketika wanita lajang Muslimah harus memilih pria yang seiman itu hal yang berbeda. Sehingga bagi dia, masalah ini harus dilihat kasus per kasus.

Dan ternyata pilihan Loyola ini pun membuat jalan hidayah untuk sang suami. Karena pada 2018 juga, suaminya memutuskan untuk memeluk Islam.

“Dengan tiba-tiba dia meminta saya mengajaknya menemui imam untuk bersyahadat,” ujar dia.

Dan kini Loyola telah kembali dikaruniakan seorang bayi yang lahir ketika ayah dan ibunya telah menjadi Muslim.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer