sukabumiheadline.com – Seekor Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas), spesies langka dan dilindungi, terekam kamera jebak (camera trap) di kawasan Resort Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (RPTNW) Kawah Ratu, Gunung Salak.
Untuk informasi, RPTNW Kawah Ratu berada dalam wilayah kerja Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Sukabumi, bagian dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Baca Juga:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
- Diduga digigit macan tutul jawa, 6 domba mati, 2 hilang, 2 luka leher di Cikidang Sukabumi
- Warga Sukabumi wajib tahu, Macan Tutul Jawa di Gunung Halimun terus bertambah populasinya
Menutup dari unggahan di akun @btn_gn_halimunsalak, rekaman tersebut diperoleh pada 16 Maret 2025, sebagai bagian dari program pemantauan rutin oleh Balai TNGHS.
“Pemasangan kamera trap ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi ekosistem, memantau populasi satwa kunci, serta memastikan efektivitas upaya konservasi habitat dan spesies penting,” katanya dikutip sukabumiheadline.com, Jumat (16/5/2025).
Baca Juga: Kerap Dikaitkan dengan Prabu Siliwangi, 5 Fakta Harimau Sunda Nyata Ada dan Nyaris Punah
Dengan menempatkan kamera di jalur-jalur strategis yang berpotensi dilalui satwa liar, tim konservasi dapat mengumpulkan data penting mengenai keberadaan dan perilaku satwa, termasuk Macan Tutul Jawa.
Keberhasilan merekam Macan Tutul Jawa menunjukkan bahwa ekosistem di kawasan Gunung Salak masih mendukung kehidupan predator puncak ini.
“Hal ini juga mencerminkan keberhasilan upaya konservasi yang dilakukan oleh Balai TNGHS dan mitra terkait dalam menjaga kelestarian habitat alami satwa tersebut,” lanjutnya.
Baca Juga:
- IUCN sudah nyatakan punah, Harimau Jawa ramai disebut muncul lagi di Sukabumi
- Pantauan Terkini Penghuni Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Untuk diketahui, Macan Tutul Jawa merupakan subspesies endemik yang hanya ditemukan di Pulau Jawa dan saat ini berstatus terancam punah.
Ancaman utama terhadap kelangsungan hidupnya meliputi perusakan habitat, konflik dengan manusia, dan perburuan ilegal. Oleh karena itu, keberadaan mereka di alam liar menjadi indikator penting bagi kesehatan ekosistem hutan tropis di Jawa.