sukabumiheadline.com – Nyirih adalah tradisi mengunyah campuran bahan alami seperti daun sirih, buah pinang, kapur sirih, dan rempah lain (cengkih, tembakau, gambir), adalah salah satu dari sekian banyak kearifan lokal yang masih relevan di Indonesia, termasuk di Sukabumi, Jawa Barat.
Tradisi yang dalam budaya Sunda disebut sebagai nyeupah, ini sudah ada sejak lama di Indonesia dan Asia Tenggara, berfungsi sebagai simbol penghormatan, pengikat sosial, penyegar mulut, obat tradisional, penangkal kantuk, sekaligus bagian dari upacara adat seperti pernikahan dan kelahiran.
Kebiasaan ini juga dikenal dengan nama lain seperti menginang, dan memiliki makna budaya mendalam serta manfaat kesehatan mulut diyakini dapat memperkuat gigi dan membersihkan mulut, meskipun tambahan bahan seperti tembakau bisa menimbulkan risiko kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berikut ulasan singkat mengenai nyirih atau nyeupah yang direkomendasikan sukabumiheadline.com.
Bahan utama nyirih
1. Daun sirih: Memberikan sensasi pedas dan antiseptik alami.
2. Buah pinang: Memberikan rasa sepat dan manis, serta dipercaya menguatkan gusi.
3. Kapur sirih: Campuran kapur barus dan air, memberikan sensasi panas.
4. Bahan tambahan: Terkadang ditambah tembakau, gambir, atau cengkih.

Fungsi dan makna
Simbol Sosial: Menjadi medium tata krama, penghormatan tamu, dan mempererat hubungan antar individu, mirip seperti kopi atau teh saat ini.
Budaya dan Adat: Bagian dari upacara adat, seperti pernikahan, kelahiran, kematian, atau penyembuhan, di banyak suku (Melayu, Dayak, Batak, dll.).
Kesehatan: Diyakini sebagai penyegar mulut, pasta gigi alami, penangkal kantuk, dan memperkuat gigi karena sifat antiseptik sirih.
Spiritual: Memiliki filosofi harmoni antara unsur “panas” (pinang/kapur) dan “dingin” (sirih).
Perbedaan istilah
Nyeupah: Dalam tradisi Sunda.
Nyirih/Menginang: Istilah umum di Jawa, Sumatera, Kalimantan.
Nginang: Sebutan di Jawa.
Berkapur sirih/Ranub: Istilah di suku Melayu dan Aceh, sering dikreasikan dalam tarian.
Bersugi/Nyusur: Sebutan lain di beberapa daerah.
Manfaat nyirih atau nyeupah
Nyirih secara tradisional bermanfaat untuk kesehatan mulut (membersihkan gigi, mencegah gusi berdarah, menyegarkan napas karena antiseptik alami sirih) dan pencernaan (produksi air liur melancarkan makanan) serta memberi energi dan stamina karena pinang.
Namun demikian, perlu diingat campuran nyirih mengandung zat karsinogenik (seperti arekolin) yang meningkatkan risiko kanker mulut jika dilakukan berlebihan, jadi praktik modern harus hati-hati.
Berikut manfaat tradisional myirih
- Menjaga kesehatan mulut & gigi: Mengaktifkan air liur untuk membersihkan gigi, mengurangi bau mulut, menguatkan gusi, serta membunuh bakteri karena kandungan antiseptik pada daun sirih.
- Melancarkan pencernaan: Air liur membantu mengikat dan melembutkan makanan, memudahkan proses menelan dan pencernaan.
- Meningkatkan stamina & energi: Biji pinang mengandung senyawa alkaloid (arekolin) yang mirip kafein, bisa memberi efek segar dan meningkatkan energi.
- Menangkal radikal bebas: Kandungan antioksidan (flavonoid, tanin) membantu menjaga daya tahan tubuh.
- Penangkal rasa lapar & obat: Digunakan sebagai obat pencernaan, penenang, dan penangkal lapar secara turun-temurun.
Risiko Kesehatan (Waspada!):
- Campuran nyirih mengandung zat karsinogenik (penyebab kanker) dari pinang dan tembakau.
- Konsumsi rutin dapat meningkatkan risiko kanker mulut, kerongkongan, dan pipi, serta luka mulut.
- Dapat membahayakan ibu hamil.
Meskipun nyirih punya manfaat kesehatan yang diakui secara tradisional, risiko kanker mulut sangat tinggi karena bahan tambahannya. Untuk kesehatan gigi dan mulut, lebih baik konsultasi ke dokter gigi atau gunakan produk kesehatan mulut modern yang aman.









