Menengok Santri Mahasiswa dan Geliat Ponpes Raudhatul Irfan Sukabumi

- Redaksi

Kamis, 9 September 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pesantren Mahasiswa Universitas Nusa Putra - Ponpes Raudhatul Irfan

Pesantren Mahasiswa Universitas Nusa Putra - Ponpes Raudhatul Irfan

sukabumiheadline.com – Di Indonesia, pondok pesantren (Ponpes) identik sebagai tempat pembuangan anak-anak bermasalah baik di keluarga, sekolah, maupun lingkungannya. Karenanya, Ponpes Mahasiswa Raudhatul Irfan hadir menepis persepsi umum tersebut.

Ponpes yang berdiri sejak 2007 di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, itu lebih mengedepankan pendidikan akhlak. Demikian diungkap Direktur Ponpes Mahasiswa Raudhatul Irfan Mochamed Paikun.

Pilihan tersebut, nilai Paikun, diambil karena telah terjadi kegagalan dalam sistem pendidikan karakter Bangsa Indonesia. Ia menilai, adalah gagal manakala sebuah lembaga pendidikan mengeklaim sukses mendidik anak bangsa, semata dinilai dari kecerdasan intelektual yang dimilikinya, tetapi tidak dari karakternya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Masih banyak dari kita menganggap, kemajuan pendidikan diukur dari kecerdasan otak saja, tapi pendidikan moral dan akhlak yang menyangkut pendidikan agama sangat kurang. Inilah yang membuat karakter, akhlak dan moral anak bangsa hancur. Secara tidak langsung kita terjebak dalam pola pendidikan sekuler,” paparnya.

Karenanya, sebut Paikun, Ponpes Raudhatul Irfan tidak pernah berhenti melakukan pelbagai pengembangan agar memenuhi kebutuhan sebagai penopang proses pendidikan, serta tujuan pendirian Ponpes, yaitu mencetak santri yang memenuhi tiga standar lembaga.

Baca Juga :  Ngeri! Pemilik warung kopi di Sukabumi ditembak, polisi selidiki kasusnya

Ketiga standar lembaga tersebut, yakni amaliah agama, prestasi ilmiah dan kesiapan hidup. Ketiganya diyakini Paikun merupakan solusi bangsa ke depan, yakni mencetak pribadi berkarakter dan memiliki prestasi ilmiah, sehingga siap menghadapi hidup dan persaingan di masa depan, serta diimbangi dengan akhlak Islami.

Lebih jauh, kepada sukabumiheadline.com Paikun mengaku, keterbatasan ketersediaan asrama santri saat ini masih menjadi kendala pengembangan. Hal itu sejalan dengan program Universitas Nusa Putra yang memberikan beasiswa santri kepada 200 mahasiswa setiap tahunnya, sementara daya tampung asrama hanya untuk 100 santri mahasiswa saja.

“Ponpes ini terus bergeliat, walaupun saat ini kami hanya mampu menampung 98 santri, dan 100 calon santri baru dalam daftar tunggu setiap tahunnya,” ungkap dia.

santri
Pesantren Mahasiswa Universitas Nusa Putra. l Ponpes Raudhatul Irfan

Diakuinya, karena keterbatasan daya tampung, maka santri mahasiswa hanya tinggal di pondokan selama dua tahun pertama kuliah saja. Sedangkan santri mahasiswa tahun sebelumnya terpaksa dirumahkan.

Saat ini, menyiasati keterbatasan asrama dan daya tampung santri, Ponpes Raudhatul Irfan menjalin kerjasama dengan pesantren lain. Dengan begitu, jelas Paikun, santri senior dialihkan ke pesantren lain yang menjalin kerjasama.

Baca Juga :  Kurir Alami Luka Kepala, Diduga Korban Begal di Jampang Tengah Sukabumi

“Sedangkan, program kami dalam mendidik santri mahasiswa di pondok pesantren dengan waktu sekitar 3 sampai 4 tahun mengikuti jangka waktu pendidikan di Universitas Nusa Putra,” jelas pria yang juga menjabat sebagai Kepala Program Studi Teknik Sipil Universitas Nusa Putra itu.

Karenanya, tidak mengherankan jika asrama Ponpes Raudhatul Irfan dihuni santri mahasiswa dari berbagai daerah dan provinsi. Untuk wilayah Sukabumi, di antarnya berasal dari Kecamatan Ciracap, Surade, Tegalbuleud, Sagaranten, Gegerbitung, Pelabuhanratu, Parakansalak, Parungkuda, Nagrak, Cibadak, Cicantayan dan Cisaat.

Sedangkan, dari luar Jawa Barat, adalah dari Jawa Tengah, dan dari kawasan timur Indonesia, berasal dari Flores (Nusa Tenggara Timur), Lombok (Nusa Tenggara Barat). Selain itu, juga terdapat santri mahasiswa dari Lampung.

Melihat geliat lembaga dan antusiasme santri mahasiswa, maka bangunan asrama santri didesain untuk 3 lantai. Sehingga struktur bangunanyanya sudah dipersiapkan sesuai rencana pengembangan ke depan, yakni membangun kantor Ponpes dan madrasah.

“Selain meningkatkan daya tampung santri yang mondok, ke depannya kami berencana membangun kantor Ponpes dan madrasah,” pungas dia mengakhiri perbincangan pada Kamis (9/9/2021).

Berita Terkait

Isyarat dari Gubernur Jawa Barat, lupakan Kabupaten Sukabumi Utara
Respons PP soal larangan seragam ormas mirip TNI-Polri: Mana ada tentara oranye
Wagub Erwan jengkel Sekda Jabar tak pernah ngantor, minta DPRD turun tangan
Singgung Sukabumi, alasan KDM cuek bencana di Purwakarta: Bupatina geus alus
Warga Pajampangan dimanja KDM, ini program 2026 di selatan Sukabumi
Agar tak sok jago, Komisi III DPR RI: Seragam ormas tak boleh loreng
Bupati Subang ngamuk ke sopir tronton yang melintas pada jam dilarang, kok Sukabumi tidak?
Dilarang ada titipan, Dedi Mulyadi ancam pelaku curang SPMB Jawa Barat

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 11:29 WIB

Isyarat dari Gubernur Jawa Barat, lupakan Kabupaten Sukabumi Utara

Jumat, 20 Juni 2025 - 19:29 WIB

Respons PP soal larangan seragam ormas mirip TNI-Polri: Mana ada tentara oranye

Kamis, 19 Juni 2025 - 16:56 WIB

Wagub Erwan jengkel Sekda Jabar tak pernah ngantor, minta DPRD turun tangan

Kamis, 19 Juni 2025 - 12:47 WIB

Singgung Sukabumi, alasan KDM cuek bencana di Purwakarta: Bupatina geus alus

Rabu, 18 Juni 2025 - 20:39 WIB

Warga Pajampangan dimanja KDM, ini program 2026 di selatan Sukabumi

Berita Terbaru