sukabumiheadline.com – Rudal Merapi merupakan rudal yang dikembangkan Pusat Riset CIRNOV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbangad).
Rudal kaliber 70 mm ini didesain sebagai senjata anti pesawat terbang/sasaran di udara dan dapat dipanggul. Rudal Merapi dikembangkan sejak dilakukannya kerja sama rancang bangun rudal antara Pusat Riset CIRNOV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan Dislitbangad tahun 2018–2020.
Rudal ini telah uji tembak pada 27-28 Desember 2021, dalam program rudal di lapangan tembak Area Weapon Range (AWR) TNI AU, Pandanwangi, Lumajang. Uji tembak tersebut merupakan kerja sama antara CIRNOV dan PT Dahana (Persero) yang melibatkan Pusat Riset Teknologi Penerbangan BRIN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kemudian pada Senin (22/5/2025) Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman melakukan kunjungan ke laboratorium atau Pusat Riset CIRNOV UAD, didampingi Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Melihat rudal buatan anak bangsa ini Dudung optimis dengan perkembangan rudal sebagai hasil dari riset yang dilakukan oleh Center for Integrated Research and Innovation atau CIRNOV UAD itu.
Dudung mengatakan, beberapa produk hasil dari riset CIRNOV UAD ke depannya diharapkan bisa mengurangi Indonesia kepada produk luar negeri dalam pengadaan persenjataan untuk TNI.
“Kami sangat bangga, karena justru munculnya dari Muhammadiyah ini luar biasa menurut saya. Karena selama ini kita bergantung pada teknologi dari luar,” ungkap Dudung seusai melakukan kunjungan ke Laboratorium CIRNOV UAD, dikutip sukbumiheadline.com dari sangpencerah.id, Sabtu (12/7/2025).
Perlu diketahui bahwa Rudal Merapi merupakan rudal yang pertama kali dibuat secara mandiri oleh anak bangsa Indonesia dengan kelebihan yakni memanfaatkan teknologi fire and forget yaitu rudal yang setelah ditembakkan tidak perlu dipandu untuk mencapai sasaran.
Rudal ini memiliki berat yang cukup ringan sekitar 10 kg sehingga mudah dibawa ke mana-mana oleh tentara.
Untuk penggunaanya rudal dimasukkan ke dalam tabung peluncur yang membutuhkan canard dan fin-tail yang dapat dilipat, sehingga setelah rudal ditembakkan dari peluncur, semua sirip-sirip tersebut akan membuka untuk melakukan fungsi aerodinamiknya menuju sasaran.
Semua produk rudal yang diproduksi oleh CIRNOV UAD Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) -nya sudah 100 persen. Hal itu dikonfirmasi oleh Prof. Hariyadi, Kepala CIRNOV UAD sekaligus Ketua Tim Konsultan program pembuatan Rudal Merapi.
CIRNOV UAD adalah Pusat Riset (Unit Penunjang) di UAD yang secara kelembagaan berada langsung di bawah rektor sebagaimana pusat-pusat lain di UAD.
Lebih lanjut, Jenderal yang sekaligus Komisaris PT Pindad ini menyarankan agar rudal hasil riset yang dilakukan oleh CIRNOV UAD terus dikembangkan.
Berkaca dari penggunaan rudal dalam Perang Rusia-Ukraina yang mampu menembak jatuh pesawat lawan, Dudung semakin optimis dan menargetkan bahwa rudal produksi CIRNOV UAD ini bisa dikembangkan sampai pada level tersebut.
Tidak hanya untuk menarget pesawat udara, rudal juga bisa digunakan untuk melumpuhkan tank.
“Rudal ini bisa digunakan untuk pesawat udara, dan juga untuk tank. Ini juga bisa diciptakan di sini, dan lihat TKDN nya sudah mendekati 100 persen, karena produknya dari lokasi.” imbuhnya.
Jenderal Dudung mengapresiasi hasil karya ilmiah yang dihasilkan oleh Muhammadiyah melalui perguruan tingginya. Ia berharap dedikasi yang dilakukan Muhammadiyah akan menghasilkan sumber daya manusia yang berwawasan nusantara.