Mengenal Kelenteng Vihara Widhi Sakti di Kota Sukabumi, Tempat Ibadah Umat Budha

- Redaksi

Jumat, 13 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Vihara Widhi Sakti Kota Sukabumi. l Eka Lesmana

Vihara Widhi Sakti Kota Sukabumi. l Eka Lesmana

SUKABUMIHEADLINE.com – Mungkin tak banyak orang yang mengetahui sejarah Kelenteng Vihara Widhi Sakti, tempat ibadah umat Budha yang berlokasi di jalan Pajagalan Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warungdoyong, Kota Sukabumi Jawa Barat ini, sejak mulai berdiri hingga kini usianya sudah mencapai sekitar 110 tahun.

Awal berdirinya kelenteng ini diceritakan Arieffin Natawidjaja Humas Yayasan Vihara Widhi Sakti, dulu sebelum Kelenteng Vihara Widhi Sakti ini dibangun, ada seorang warga Tionghoa yang hidup sederhana bernama Thung Hoat Tiat. Ia merupakan praktisi kungfu pada zaman Kolonial.

“Kala itu, sekitar tahun 1908, Sukabumi dilanda wabah kolera dan ratusan warga Sukabumi pun tewas akibat wabah yang sudah menjalar tersebut, mayat-mayat berserakan di setiap jalan,” kata Arieffin kepada sukabumiheadline.com, Jumat (13/8/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lalu, Thung Hoat pun, berupaya untuk mencari obat dan pergi kepada seorang ahli pengobatan (sin she) yang berada di Bogor dengan menggunakan kereta api. Setibanya di Sin She, Thung Hoat Tiat pun bertanya kepada ahli pengobatan. Sementara, ahli pengobatan itu juga tidak tahu bagaimana cara mengobati warga yang tertular wabah kolera.

Baca Juga :  Santai Melenggang di Perempatan, Pemuda Cikole Sukabumi Tak Sadar Jadi Target Polisi

Selanjutnya, masih menurut Arieffin, ahli Sin She itu lalu menyarankan Thung Hoat Tiat agar melakukan ritual Kongco Han Tan Kong yang dipercaya dapat memberikan obat ramuan tradisional Tiongkok untuk mengobati penyakit yang tidak umum.

“Melalui ritual Ciamsi, nomor yang tertera pada kayu yang terlontar, yang akan menjadi petunjuk resep ramuan obat mana yang cocok untuk mengobati penyakit,” jelasnya.

Thung Hoat Tiat pun lanjut Arieffin, kemudian kembali ke Sukabumi dengan menggunakan kereta api tersebut. “Setibanya di Sukabumi, Thung Hoat Tiat mengadakan ritual tersebut dan mendapatkan petunjuk dari Kongco Han Tan Kong, melalui medium spiritual kongco, dengan diarak keliling ke 4 penjuru di wilayah Kota Sukabumi,” terangnya.

Ditambahkan Arieffin, bahwa beberapa hari ke depan seusai menggotong Toapekong, dalam petunjuknya akan ada angin kencang yang berputar. Saat angin kencang itu berputar, Thung Hoat Tiat diperintahkan agar membuat tongkat toya berujung yang dicat dengan warna merah untuk dilemparkan kepada angin yang berputar kencang tersebut.

Baca Juga :  Melawan Saat Ditangkap, Pembunuh Pedagang Sekoteng di Cibatu Ditembak Polisi

“Lalu etnis Tionghoa waktu itu bersama sekelompok masyarakat minoritas Tionghoa meminta izin kepada pemerintah Kolonial guna menggotong Toapekong untuk diarak keliling kota, seperti hal yang dikenal saat ini dalam acara Cap Go Meh dengan harapan wabah kolera mereda,” bebernya.

Dalam petunjuknya, kata Arieffin lagi, usai mengarak Toapekong ke 4 sudut kota tersebut, alhasil wabah kolera itu mulai mereda.

“Tak lama beberapa hari kemudian, sesuai petunjuk kejadian angin yang berputar kencang itu pun terjadi. Sementara Tongkat Toya, pun berhasil dilemparkan kepada pusaran angin itu dan Tongkat Toya itu jatuh di pesawahan yang kini dijadikan Kelenteng Vihara Widhi Sakti,” beber Arieffin.

“Sebagai bentuk rasa syukur atas wabah kolera yang telah mereda itulah, Thung Hoat Tiat pada masa itu bersama masyarakat etnis Tionghoa bahu membahu bergotong royong membangun dan mendirikan Kelenteng yang kini bangunannya masih berdiri kokoh dan sudah dilakukan renovasi beberapa kali menjadi tempat peribadatan Umat Budha Vihara Widhi Sakti pada setiap Hari Besar Perayaan Imlek termasuk pada Perayaan Imlek Tahun 2021,” jelas Arieffin, menutup ceritanya.

Berita Terkait

Dedi Mulyadi turun tangan, jalan butut 3 tahun leucir bikin Bupati Sukabumi bahagia
Intip ritual khusus sapi kurban milik Prabowo Subianto seharga Rp110 juta di Sukabumi
Innalillahi, jemaah haji wanita asal Cicurug Sukabumi meninggal dunia di Mekkah
Hari Lahir Pancasila, Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi: Maknai dengan hati
Henhen Herdiana cetak gol, skor laga Persib Legend++ vs Perssi Selection Sukabumi imbang
Merasa diabaikan saat berobat di RSUD Al Mulk Sukabumi, warga minta bantuan KDM
Bareskrim Polri bekuk pelaku perdagangan gading gajah di Sukabumi
Soal spanduk “Teu Cukup Ngopi”, PDIP respons positif jika kecamatan satelit gabung Kota Sukabumi

Berita Terkait

Rabu, 4 Juni 2025 - 06:28 WIB

Dedi Mulyadi turun tangan, jalan butut 3 tahun leucir bikin Bupati Sukabumi bahagia

Selasa, 3 Juni 2025 - 20:49 WIB

Innalillahi, jemaah haji wanita asal Cicurug Sukabumi meninggal dunia di Mekkah

Senin, 2 Juni 2025 - 18:11 WIB

Hari Lahir Pancasila, Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi: Maknai dengan hati

Minggu, 1 Juni 2025 - 21:20 WIB

Henhen Herdiana cetak gol, skor laga Persib Legend++ vs Perssi Selection Sukabumi imbang

Sabtu, 31 Mei 2025 - 18:57 WIB

Merasa diabaikan saat berobat di RSUD Al Mulk Sukabumi, warga minta bantuan KDM

Berita Terbaru