Menteri Kesehatan: Balita Raya di Sukabumi meninggal bukan karena cacingan

- Redaksi

Sabtu, 23 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin - Kementerian Kesehatan

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin - Kementerian Kesehatan

sukabumiheadline.com – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal balita usia 4 tahun, Siti Raya, yang wafat dan banyak cacing di dalam tubuhnya di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Baca selengkapnya: Sukabumi ditampar kasus balita meninggal digerogoti cacing, bak tikus mati di lumbung padi

Budi mengatakan balita Raya itu diduga wafat bukan karena cacingan akut, melainkan diduga ada infeksi. Dari penjelasan medis yang diterimanya, Budi menyebut ada dua dugaan Raya meninggal dunia yakni karena meningitis atau TBC.

“Yang bersangkutan meninggal bukan karena cacingan. Yang bersangkutan meninggalnya karena infeksi. Infeksinya kita duga bisa karena meningitis, ini masih dugaan, bisa juga karena TBC,” ujar Budi, saat berkunjung ke Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/8/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tubuh Raya dipenuhi cacing
Tubuh Raya, bocah Sukabumi dipenuhi cacing – Rumah Teduh

Budi mengatakan dugaan tersebut muncul, karena pasien diketahui mengalami batuk berdahak yang terus menerus selama tiga bulan sebelumnya. Hal itu pun mengakibatkan tubuh Raya menjadi lemah hingga akhirnya dievakuasi ke fasilitas kesehatan.

Baca Juga :  Prakiraan Cuaca untuk Wilayah Sukabumi Hari Ini

“Yang mengakibatkan dia lemah tubuhnya sehingga bakterinya menyebar ke seluruh tubuhnya dia Istilah kedokterannya namanya sepsis. Jadi yang bersangkutan itu meninggalnya karena sepsis atau infeksi yang menyebar ke seluruh tubuhnya dia,” katanya.

Budi juga mengaku sedih dan berduka cita atas hal yang menimpa Raya. Ia menyatakan dengan kasus Raya ini, ternyata banyak masyarakat masih memerlukan layanan kesehatan yang baik. Ia pun mengklaim jika pelayanan di kota besar dan di daerah terpencil masih sangat jauh.

“Perbedaan antara kualitas layanan kesehatan di kota-kota besar dan di daerah-daerah terpencil itu masih sangat jauh,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jabar, Raden Vini Adiani Dewi mengatakan pihaknya belum dapat menyimpulkan pasti penyebab kematian Raya.

“Jadi audit investigasi ini sedang dilakukan. Termasuk hari ini saya lagi zoom sebetulnya dengan Kementerian Kesehatan. Jadi nanti kita sudah sepakat satu suara untuk investigasi kematiannya. Itu akan dikeluarkan dari Kementerian Kesehatan. Itu kemarin kesepakatannya,” kata Vini, di tempat dan waktu yang sama.

Baca Juga :  Warga Cidolog Tagih Janji Bupati Sukabumi Perbaiki Jalan Rusak

Vini menuturkan, pihak Dinkes Jabar pun bakalan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap orang tua dari Raya. Hal itu untuk mengetahui bilamana ada penyakit yang ditularkan kepada Raya dari orang tuanya.

“Untuk mengetahui, takut ada penyakit yang sebetulnya bersumber dari orang tuanya. Jadi sudah kami bawa ke Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Sekarang dirujuk ke Rumah Sakit Welas Asih untuk dimonitor kesehatan kedua orang tuanya,” katanya.

Vini mengatakan, selain melakukan investigasi kematian Raya, ia juga melakukan akan melakukan investigasi terhadap pelaksanaan pelayanan puskesmas.

Diberitakan sukabuniheadline.com sebelumnya, tragedi meninggalnya Raya, balita berusia 4 tahun warga Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kembali menjadikan kabupaten ini diperbincangkan publik Tanah air.

Bahkan, tragedi meninggalnya Raya tidak hanya menjadi pemberitaan media lokal dan nasional, tapi juga berbagai media luar daerah di Tanah Air.

Meninggalnya Raya membuat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi murka. Ia berkesimpulan bahwa struktur jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi tidak berjalan dengan baik. Baca selengkapnya: Tragedi balita meninggal digerogoti cacing: Bupati Sukabumi disentil, ini sanksi dari KDM

Berita Terkait

Bahan mudah didapat, ini 5 resep jus buah untuk turunkan kolesterol dan cara bikinnya
Si independen! Kenali perbedaan pribadi outrovert dengan introvert dan ekstrovert
Danone, Wings dan Indofood: Penyumbang sampah plastik terbanyak di RI
7 manfaat biji pepaya: Stabilkan gula darah, cegah kanker, kesehatan liver dan jantung
Kenali gejala Ascariasis, infeksi cacing gelang yang renggut nyawa balita di Sukabumi
Nanangkaan banyak tumbuh di Sukabumi, peneliti IPB University: Baik untuk kesehatan dan kecantikan
Warga Sukabumi wajib waspada! Virus Hanta muncul di Bandung, kenali gejala awalnya
Jangan terkecoh, ini manfaat dan perbedaan coconut milk dengan santan

Berita Terkait

Selasa, 7 Oktober 2025 - 09:00 WIB

Bahan mudah didapat, ini 5 resep jus buah untuk turunkan kolesterol dan cara bikinnya

Minggu, 5 Oktober 2025 - 21:34 WIB

Si independen! Kenali perbedaan pribadi outrovert dengan introvert dan ekstrovert

Kamis, 2 Oktober 2025 - 02:44 WIB

Danone, Wings dan Indofood: Penyumbang sampah plastik terbanyak di RI

Sabtu, 6 September 2025 - 02:53 WIB

7 manfaat biji pepaya: Stabilkan gula darah, cegah kanker, kesehatan liver dan jantung

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 19:16 WIB

Menteri Kesehatan: Balita Raya di Sukabumi meninggal bukan karena cacingan

Berita Terbaru

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi - Kang Dedi Mulyadi

Jawa Barat

Kebijakan Dedi Mulyadi Rp1.000 Sapoe diragukan warga Sukabumi

Senin, 6 Okt 2025 - 19:25 WIB