Mualaf Cantik Jayina Chan: Isi AlQuran Paling Masuk Akal

- Redaksi

Senin, 2 Januari 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jayina Chan mualaf asal Singapura. l Istimewa

Jayina Chan mualaf asal Singapura. l Istimewa

sukabumiheadline.com l Jayina Chan, sapaan akrab ibu dua anak yang memiliki nama asli Chan Jia Ying. Ia seorang wanita wanita Tionghoa berkewarganegaraan Singapura.

Setelah memeluk Islam, wanita berusia 26 tahun ini menyebutnya “kembali” kepada Islam. Dia menggunakan kata “kembali” bukan pindah karena Muslim percaya bahwa semua orang yang lahir beragama Islam.

Ia menceritakan pengalamannya saat memutuskan untuk menjadi mualaf melalui sebuah video yang diunggah di website millenials of SG. Ketertarikannya terhadap Islam bermula saat ia mencoba memahami isi AlQuran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Saya terlahir di keluarga yang terbiasa mengedepankan ilmu pengetahuan dan sains, saya merasa isi AlQuran adalah yang paling masuk akal. Saya menemukan banyak sekali kalimat-kalimat ilmiah di dalam AlQuran,” ujarnya dalam video.

Konflik keluarga

Jayina mengakui ketika belajar dan memahami hingga memeluk Islam tidaklah mudah. Di Singapora, tempat tinggalnya, Islam merupakan agama minoritas. Apalagi keluarganya memiliki adat dan budaya Cina yang sangat kental.

Namun, kemudian muncul konflik dalam keluarganya ketika sang ibu memergokinya sedang mempelajari AlQuran. Mengetahui hal itu, sang ibu sangat marah dan kecewa.

Ibunya benar-benar kesal, sehingga membuat hubungan mereka memburuk selama berbulan-bulan.

Seiring berjalannya waktu, ibunya menyadari bahwa tidak ada yang bisa dia lakukan untuk menghentikan putrinya belajar tentang Islam dan mempraktikkannya.

“Pemahaman ibu dan keluarga saya mengenai Islam tidak tepat. Tapi ibu saya tahu, bahwa ia tak bisa melarang saya untuk mempelajari Islam lebih dalam. Oleh karena itu dia memberi saya ultimatum untuk keluar rumah,” papar wanita yang kini berhijab itu.

Jayina pun berpikir sulit bagi ibunya untuk menerima perubahan dan menerima anaknya menjadi Muslim karena menurut Jayina, sang ibu lebih banyak tahu tentang Muslim dari media.

Baca Juga :  Jannes Kilon Diaz ngaku nabi umat Muslim dan punya mukzijat, tapi diutus untuk bubarkan Islam

“Awalnya saya mencoba meyakinkan mereka melalui kata-kata dan diskusi, tetapi akhirnya diskusi ini berubah menjadi argumen dan pertengkaran, dan saya memutuskan bahwa itu tidak menyelesaikan masalah ini. Jadi, saya harus pindah untuk membiarkan semua orang tenang,” paparnya.

Usaha untuk berbicara dan berdiskusi tak pernah berakhir dengan baik. Dan akhirnya, untuk menghindari konflik berkepanjangan, Jayina memutuskan untuk keluar dari rumah keluarganya, saat ia sedang berpuasa Ramadan.

“Sikap adalah cara terbaik untuk menunjukkan pada mereka (keluarga) bahwa Islam telah membuatku menjadi orang yang lebih baik. Aku telah menemukan kedamaian,” tambahnya.

Seiring waktu, mereka menyadari bahwa kini dia menjadi lebih hormat dan lebih tenang karena telah menemukan kedamaian batin.

Sempat Ragu Terhadap Islam

Jayina mengaku dirinya sempat memiliki keraguan awal tentang Islam. “… jika Islam adalah agama yang sangat membatasi, mengapa orang masih tetap dalam Islam, mengapa orang masih bergabung dengan Islam?”

Hingga kemudian ia memutuskan bahwa cara terbaik mempelajarinya adalah melalui AlQuran (teks agama utama Islam) dan mengikuti kelas.

Tetapi ketika dia membaca Surat Al-Baqarah (yang juga merupakan yang terpanjang), Jayina mengatakan dia ragu untuk melanjutkan, karena ada beberapa kutipan yang tidak dia setujui.

Namun karena atas saran dari temannya, dia berhasil menyelesaikan membacanya dan menemukan jawaban yang dia butuhkan. Dia kemudian mencari buku tafsir untuk lebih mudah memahami makna ayat-ayat Alquran tersebut.

“Hanya setelah belajar dan mendapatkan pengetahuan, saya menyadari bahwa Islam adalah agama yang sangat indah. Itu mencakup kedamaian, cinta, dan banyak hal lain yang saya salah pahami. ”

Baca Juga :  Survei: Penduduk Singapura Paling Gampang Pindah Agama

Merasakan Keindahan Islam

Islam sangat menarik bagi dia karena itu adalah agama yang indah. Keindahan Islam membuatnya memberikan begitu banyak kedamaian dan ketenangan dan itu adalah sesuatu yang dia suka. Hal ini juga menjadi sebuah hiburan bagi orang yang sakit.

Dalam hal toleransi beragama di Singapura, dia merasa mendapatkan berkah karena memiliki banyak orang yang menerimanya dengan hati dan pikiran terbuka.

“Namun, saya berpikir bahwa ada banyak orang yang membutuhkan sedikit lebih banyak pendidikan, pemahaman, dan toleransi ketika datang ke keyakinan agama yang berbeda” jelas dia.

Setelah teman-temannya mengetahui Jayina memeluk Islam, banyak reaksi terkejut yang didapatkannya. Dia mendapatkan banyak komentar pemikiran pendek dari non-Muslim.

“Kamu nggak bisa makan babi lagi loh,” “Suami kamu boleh punya empat istri,” “Islam kan agama penuh kekerasan,”.

Kalimat-kalimat itulah yang didengar Jayina dari lingkungan sosialnya saat ia bercerita soal keputusannya untuk memeluk agama Islam. Menurut Jayina, tak sedikit orang di Singapura yang masih harus belajar soal menghormati dan bertoleransi terhadap umat agama lain.

Namun, dia hanya tersenyum menanggapinya dan tidak terlalu mempedulikannya. “Ada satu kalimat di AlQuran yang menjadi favorit saya. ‘Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam), Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat,’ (penggalan surat Al-Baqarah ayat 256).

“Bagi saya, sudah jelas manusia diberi akal dan pikiran untuk memilih. Memilih jalan hidup, agama dan apapun. Jika kita tidak mau orang lain memilihkan jalan hidup kita, jangan pernah menghakimi pilihan orang lain,” ungkap Jayina.

Jayina percaya, pilihannya untuk memeluk agama Islam adalah jalan hidup terbaik baginya. Dia berharap, orang-orang sekitarnya dapat menerima itu. Karena penerimaan akan berujung pada toleransi.

Berita Terkait

Sesalkan insiden Sukabumi, Kemenag siapkan regulasi khusus rumah doa
4 persamaan Sunni dan Syiah versi Ayatollah Khamenei dan cara Barat pecah belah Muslim
Masa kecil, kontroversi hingga gelar akademik Syahrini: Dari Sukabumi ke Festival Film Cannes 2025
Kapan Israel hancur? Ini penjelasan tafsir ulama
Profil RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang milik FK Unsri, didirikan dokter asal Sukabumi
Profil Mohammad Ali, Menkes ke-5 RI asal Sukabumi dan pencetus fakultas kedokteran
5 fakta Grand Inna Samudra Beach Sukabumi: Sejarah, biaya pembangunan, arsitek hingga kamar sakral
Mengenal keunggulan Ponpes Al Firdaus Sukabumi, tempat alumni Gontor mengabdi

Berita Terkait

Rabu, 2 Juli 2025 - 12:24 WIB

Sesalkan insiden Sukabumi, Kemenag siapkan regulasi khusus rumah doa

Rabu, 25 Juni 2025 - 15:01 WIB

4 persamaan Sunni dan Syiah versi Ayatollah Khamenei dan cara Barat pecah belah Muslim

Selasa, 24 Juni 2025 - 04:03 WIB

Masa kecil, kontroversi hingga gelar akademik Syahrini: Dari Sukabumi ke Festival Film Cannes 2025

Minggu, 22 Juni 2025 - 04:40 WIB

Kapan Israel hancur? Ini penjelasan tafsir ulama

Sabtu, 21 Juni 2025 - 16:00 WIB

Profil RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang milik FK Unsri, didirikan dokter asal Sukabumi

Berita Terbaru

Legislatif

Harapan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi di HUT ke-79 Bhayangkara

Selasa, 1 Jul 2025 - 16:30 WIB