Nogi Yuga, Jadikan Gula Aren Kampung Adat di Sukabumi Naik Kelas Jadi Produk Ekspor

- Redaksi

Rabu, 19 Juli 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Petani aren di Kabupaten Sukabumi. l Istimewa

Petani aren di Kabupaten Sukabumi. l Istimewa

sukabumiheadline.com l Banyak generasi muda saat ini yang berpikir bahwa menjadi petani bukan lagi profesi yang menjamin masa depan. Tak heran jika petani belum menjadi pilihan mayoritas pemuda desa.

Generasi muda Sukabumi, Jawa Barat sendiri saat ini lebih banyak memilih merantau ke kota atau ke luar negeri untu mengadu nasib untuk bisa meningkatkan taraf hidup.

Bahkan, kalau pun masih mencari nafkah di Sukabumi, mereka lebih memilih bekerja di pabrik-pabrik apalagi kota ini sudah mulai menjadi pusat industri baik perusahaan multinasional, seperti produsen minuman elektrolit maupun produk lainnya yang diproduksi pabrik di daerah tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, Nogi Yuga Sugiawan justru memilih menjadi petani aren atau enau mengantungkan hidupnya dari pengolahan nira aren sebagai sumber penghidupan mereka.

Awalnya, ia mengungkapkan melihat pentingnya pohon aren bagi kehidupan masyarakat di kampung mereka.

“Banyak keluarga saya yang menjadi petani pengolah gula aren tetapi selama ini mereka mayoritas kurang mampu. Karena memang produk gula yang dihasilkan masih belum standar,” kata dia.

Atas tekad ingin mendongkrak perekonomian petani aren, dia mengaku mulai mencari cara bagaimana gula aren yang mereka produksi menjadi pilihan pasar dengan produk yang berkualitas.

Baca Juga :  Diekspor ke Eropa, Usaha Kreasi Tanduk di Sukaraja Sukabumi Omzet Ratusan Juta Rupiah

Nogi kemudian berkesempatan bertemu dengan pembeli gula aren yang ternyata juga pemilik pabrik pengolahan gula aren di Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Iis Letty Jumiati.

Semenjak saat itu, produksi gula arennya pun mulai distandarkan sesuai permintaan PT Mitra Aren Indonesia. Kini gula aren yang diproduksi petani, kualitasnya premium dan sudah diekspor ke Malaysia dan Korea Selatan.

InCollage 20230719 013120642 scaled
Perajin gula aren di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. l Istimewa

Untuk memenuhi kebutuhan gula aren yang dipasok ke PT Mitra Aren Indonesia, ia mengatakan dirinya secara rutin memastikan kualitas produk yang mereka produksi sesuai standar yang telah disepakati.

“Saya bersama 46 petani di dua kasepuhan wilayah Taman Nasional Gunung Halimun Salak memilih untuk menjaga dan menjadikan pohon aren sebagai andalan memenuhi mencukupi kebutuhan ekonomi, karena itu kualitas gula merupakan hal paling penting,” kata dia.

Ia menjelaskan dua kasepuhan yang kini telah secara konsisten memroduksi gula aren kualitas premium tersebut adalah Kasepuhan Cipta Mulya dan Kasepuhan Sirnar Resmi.

“Setiap petani di dua kasepuhan ini rata-rata memiliki 5-10 pohon aren,” tambahnya.

Baca Juga :  UMKM Sukabumi bisa daftar di sini, semua produk wajib sertifikat halal, cek batas waktu dan sanksi

Hidup dari Gula Aren

Sementara Emi, petani aren mengakui kalau dirinya dan suami berbagi tugas dalam memroduksi gula aren.

“Suami saya yang melakukan penyadapan nira sampai di bawah ke pondok untuk di masak, saya yang memasak,” kata wanita 28 tahun itu.

Pengolahan gula aren, tambah dia selama ini belum menjadi penghasilan utama masyarakat di desa tersebut karena harganya murah dan menjualnya pun tidak bisa rutin karena sangat tergantung dengan tengkulak.

Namun, sejak tiga tahun ini ia mengatakan kalau gula aren dari Desa Sirna Rasa menjadi salah satu pemasok ke PT Mitra Aren Indonesia.

“Kami membuat gula sesuai dengan standar atau permintaan yang telah ditentukan oleh perusahaan, gula yang bersih dan tidak ditambah bahan kimia, itu syarat yang ditentukan,” kata dia.

Penjualan gula pun, dia menambahkan kini cenderung stabil berkisar 70 kilogram sampai 100 kilogram per pekan.

Gula kemudian dikumpulkan di pabrik untuk diolah menjadi gula semut atau gula cair sesuai dengan produk yang dihasilkan perusahaan yang berlokasi di Cikembar tersebut.

Emi mengakui kalau kebutuhan rumah tangga mereka bisa terpenuhi dengan cukup terutama untuk kebutuhan lauk pauk dan lainnya, karena untuk beras mereka masih memiliki sawah yang panen dua kali dalam setahun.

Berita Terkait

Gubernur BI: Indonesia masih impor hijab dari China
Petani Sukabumi wajib tahu, bambu asal Indonesia mengandung harta karun diincar AS dan India
Setelah bikin mobil kenegaraan, PT Pindad gandeng perusahaan otomotif Korea garap mobnas
Dibagi A dan B, ini tipe, luas dan jumlah pedagang pasar se-Kabupaten Sukabumi
UMKM anyaman bambu di Sukabumi dan gempuran produk berbahan plastik
Menghitung jumlah pasar, kios, minimarket dan mal di Kabupaten Sukabumi
Jika KDM setuju, mulai Juni 2025 jalanan Sukabumi bebas ODOL
Minum kopi di Sukabumi bakal dipajaki 5 persen

Berita Terkait

Jumat, 16 Mei 2025 - 15:22 WIB

Gubernur BI: Indonesia masih impor hijab dari China

Rabu, 14 Mei 2025 - 10:00 WIB

Petani Sukabumi wajib tahu, bambu asal Indonesia mengandung harta karun diincar AS dan India

Rabu, 14 Mei 2025 - 05:34 WIB

Setelah bikin mobil kenegaraan, PT Pindad gandeng perusahaan otomotif Korea garap mobnas

Rabu, 14 Mei 2025 - 04:25 WIB

Dibagi A dan B, ini tipe, luas dan jumlah pedagang pasar se-Kabupaten Sukabumi

Rabu, 14 Mei 2025 - 02:12 WIB

UMKM anyaman bambu di Sukabumi dan gempuran produk berbahan plastik

Berita Terbaru

Musik

LAMA band asal Sukabumi rrilis single hits Diantara Kalian

Minggu, 18 Mei 2025 - 07:00 WIB