Pemuda bunuh ibu kandung di Kalibunder Sukabumi dengan cara ditusuk lebih dari 10 kali

- Redaksi

Rabu, 15 Mei 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pelaku pembunuh ibu kandung di sel dan Dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, dr Nurul Aida Fathia - Istimewa

Pelaku pembunuh ibu kandung di sel dan Dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, dr Nurul Aida Fathia - Istimewa

sukabumiheadline.com – Paska di gegerkan dengan pembunuhan seorang ibu oleh anak kandungnya di Kampung Cilandak RT 015/004, Desa Sekarsari, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Selasa (14/5/2024), tim dokter RS Syamsuddin , SH. Kota Sukabumi, mengungkap fakta sebenarnya.

Korban yang diketahui bernama Inas (45) yang diduga dibunuh oleh anaknya sendiri, Rahmat als Herang (26) dibawa oleh aparat Kepolisian Polsek Kalibunder ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi untuk dilakukan autopsi agar terungkap secara media penyebab korban meninggal dunia

Dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, dr Nurul Aida Fathia mengungkapkan hasil autopsi pada Selasa (14/5/2024) malam, terdapat 10 luka terbuka pada korban yang diakibatkan tusukan benda tajam berkali-kali.

“Kita melakukan pemeriksaan luar terlebih dahulu kepada korban, dari awal pemeriksaan banyak luka yang ditemukan, mulai luka terbuka pada daerah wajah, leher kemudian ada di bahu dan lengan, kemudian ditemukan juga ada beberapa memar dan lecet hampir di seluruh tubuh,” ujar dr Aida, Rabu (15/5/2024).

Lebih lanjut dr Aida mengatakan, untuk memar dan lecet bisa dipastikan luka akibat benda tumpul dan untuk luka terbukanya cirinya tidak begitu pas tapi mengarah kekerasan benda setengah tajam. Ada tepi yang tajam tapi tidak cukup untuk memotong, namun tidak setajam seperti pisau.

“Dari hasil pemeriksaan yang lebih intensif, luka terbuka pada korban dapat di pastikan lebih dari 10. Untuk waktu kematian kedatangan korban di dalam kantung mayat satu jam sebelum pemeriksaan terlihat korban memiliki luka lebam. Kalau lukanya banyak, tidak mungkin hanya satu kali (tusukan) apalagi lokasinya juga banyak di seluruh tubuh,” jelas dr Aida.

Baca Juga :  Longsor Jalan di Bantargadung Sukabumi, Mobil Tak Bisa Melintas

Kondisi luka lebam kekerasan tumpul dan memar berarti bukan luka terbuka, lanjut dr Aida, kekerasan tumpul tidak harus senjata, bisa tangan kosong atau dibenturkan pada sesuatu juga bisa, tidak harus juga menggunakan alat.

“Untuk luka di leher menjadi kematian utama, karena lukanya merusak saluran batang nafas, kemudian ada pembuluh darah yang potong sehingga yabg pasti menimbulkan banyak pendarahan dan kehilangan nafas. Di leher luka terbuka, kedalaman dari permukaan leher ke batang tenggorokan, 5-6 cm,” pungkasnya.

Berita Terkait

Dedi Mulyadi jengkel lihat kondisi Pantai Palabuhanratu Sukabumi
Hingga Juli 2025 belasan PNS dan PPPK Kabupaten Sukabumi gugat cerai, ini biang keroknya
Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Sukabumi tentang APBD Perubahan 2025
Arul asal Gunungguruh Sukabumi ditemukan tewas tergantung, warga Nyalindung geger
Warga Sukabumi kritik pedas Abdi Nagri Nganjang ka Warga Dedi Mulyadi
DPRD Kabupaten Sukabumi gelar Rapat Paripurna Pertanggungjawaban APBD 2024, ini hasilnya
Tak terima diputus cinta, pria culik balita di Bojonggenteng Sukabumi dibawa kabur ke Lamongan
Puluhan pelajar asal Cisaat Sukabumi hendak tawuran di Bogor diamankan polisi

Berita Terkait

Selasa, 5 Agustus 2025 - 19:21 WIB

Dedi Mulyadi jengkel lihat kondisi Pantai Palabuhanratu Sukabumi

Selasa, 5 Agustus 2025 - 01:31 WIB

Hingga Juli 2025 belasan PNS dan PPPK Kabupaten Sukabumi gugat cerai, ini biang keroknya

Senin, 4 Agustus 2025 - 18:35 WIB

Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Sukabumi tentang APBD Perubahan 2025

Minggu, 3 Agustus 2025 - 01:28 WIB

Arul asal Gunungguruh Sukabumi ditemukan tewas tergantung, warga Nyalindung geger

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 02:59 WIB

Warga Sukabumi kritik pedas Abdi Nagri Nganjang ka Warga Dedi Mulyadi

Berita Terbaru