21.6 C
Sukabumi
Jumat, April 26, 2024

Desain Ala Skuter Retro, Intip Spesifikasi dan Harga Suzuki Saluto 125

sukabumiheadline.com l Di belahan dunia lain, Suzuki...

Lakalantas di Parungkuda Sukabumi, Avanza tabrak pagar lalu terguling

sukabumiheadline.com - Insiden kecelakaan lalu lintas (lakalantas)...

Perjalanan Spiritual Enggie, Warga Parungkuda Sukabumi Memilih Menjadi Mualaf

LIPSUSPerjalanan Spiritual Enggie, Warga Parungkuda Sukabumi Memilih Menjadi Mualaf

sukabumiheadline.com I PARUNGKUDA – Tak sedikit non-Muslim tertarik dengan Islam hingga akhirnya memutuskan menjadi mualaf. Setelah mualaf, mereka semakin dalam mempelajari agama Islam, dari mulai tata cara beribadah seperti shalat, membaca AlQuran, serta ibadah lainnya.

Namun, banyak dari mereka, pada awalnya, mengalami kesulitan menyampaikan keputusannya memeluk Islam kepada orang-orang terdekatnya, sehingga seringkali menjadi kendala dalam menjalankan ibadah.

Perjalanan spiritual berliku juga pernah dialami Enggie Januar, seorang mualaf yang sebelumnya memeluk Kristen Protestan.

Kepada sukabumiheadline.com, pada Kamis (16/12/2021) malam, pria berusia 38 tahun itu menceritakan perjalanan spiritualnya, menerima hidayah dari Allah SWT.

Enggie yang merupakan warga Desa/Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, tumbuh di tengah warga yang mayoritas beragama Islam. Tak heran jika Enggie sudah lama tertarik dan sering menyaksikan kegiatan-kegiatan syiar Islam.

Enggie Januar. l Istimewa
Enggie Januar dan Keluarga Kecilnya l Dok. Pribadi

Begitupun ketika ia ikut dalam menyelesaikan berbagai masalah kemasyarakatan, ia kerap berinteraksi dengan tetangganya yang Muslim, termasuk sebagian keluarga besarnya yang sudah lebih dulu menjadi mualaf.

“Sudah lama sebetulnya ingin menjadi mualaf karena sejak kecil sering melihat sebaya saya belajar mengaji, terus memang dari keluarga juga ada yang mualaf. Meskipun sempat ragu menyampaikannya, tapi alhamdulillah orang tua ternyata mengizinkan saya untuk berpindah keyakinan dari Kristen Protestan,” tutur Enggie.

Lebih jauh, ayah satu anak ini mengatakan, membutuhkan waktu tidak sedikit baginya untuk mempelajari agama Islam hingga ia benar-benar merasa yakin dengan keputusannya, menjadi mualaf.

“Akhirnya, lama saya mencari tahu tentang Islam melalui membaca dan berdiskusi, tapi masih belum mengucapkan dua kalimat syahadat,” tutur Enggie.

Ia menambahkan, “Waktu itu, selain orang-orang di sekeliling saya mayoritas Muslim, saya juga dipertemukan oleh Tuhan dengan kekasih yang juga beragama Islam. Mungkin ini jalan hidup saya, sehingga menjadi lebih yakin untuk memeluk agama Islam. Saya belajar banyak ke anggota keluarga yang mualaf juga. Alhamdulillah mereka mau membimbing saya sampai di usia, kalau tidak salah, 28 tahun saya mengucap dua kalimat syahadat,” ungkapnya.

Enggie juga menceritakan perasaannya setelah memutuskan menjadi mualaf. Suami dari Imas Novianti (24) dan ayah dari Aina Zahro (7), itu mengaku merasa lebih nyaman dan bahagia.

“Setelah memeluk Islam, ada perasaan nyaman, senang, dan yakin bahwa segala sesuatu itu ada titiknya, dan saya sudah sampai ke titik di mana saya harus memeluk Islam,” tambah dia.

“Dia (Allah SWT) itu Maha Kokoh, sekaligus paling loveable, menurut saya. Kerasa juga dari rezeki lebih lancar dan setiap doa diijabah, yang saya panjatkan saat bersujud,” kata Enggie.

Bagi Enggie, Islam yang dianutnya saat ini, juga mengajarkannya untuk selalu ikhlas dan berpasrah hanya kepadaNya atas apa yang diminta atau kita harapkan dariNya, terlebih di masa pandemi seperti saat ini.

“Menurut saya, ajaran yang saya jalani sekarang, membuat saya menjadi bisa lebih ikhlas dalam menjalani segala sesuatunya, sesuai perintahNya,” pungkas Enggie.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer