26.5 C
Sukabumi
Kamis, Maret 28, 2024

Polsek Parakansalak Sukabumi kembali hunting pocong, hasilnya?

sukabumiheadline.com - Kabar beredar di masyarakat adanya...

Soal tangan buruh wanita asal Bojonggenteng Sukabumi putus, Latas: Disnaker harus proaktif

sukabumiheadline.com - Paskakecelakaan kerja yang terjadi di...

Dua pemuda Cikole dan Warudoyong Sukabumi terpaksa harus rayakan Lebaran di penjara

sukabumiheadline.com - Jajaran Satnarkoba Polres Sukabumi Kota,...

Pernah Jadi Ojek Online dan Calo Angkot, Omzet Kripset Pria Lembursitu Sukabumi Rp700 Juta

EkonomiPernah Jadi Ojek Online dan Calo Angkot, Omzet Kripset Pria Lembursitu Sukabumi Rp700 Juta

SUKABUMIHEADLINE.com l LEMBURSITU – Siapa tak kenal keripik, cemilan lezat yang berbunyi kriuk saat dikunyah. Cemilan ini terbuat dari berbagai bahan, dari mulai singkong, umbi, talas, pisang hingga jenis umbi-umbian lainnya.

Tak heran jika menu di saat santai ini banyak digemari dan kian beragam varian rasa dan bahannya. Meskipun tergolong makanan ringan berharga murah, tapi siapa sangka pelaku usaha keripik bisa meraup omzet puluhan hingga ratusan juta Rupiah.

Salah satunya adalah Danovan Prasetyo, pria asal Kampung Pangkalan Jeruk Nyelap RT 03/05, Kelurahan Situmekar, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi, Jawa Barat.

“Usaha keripik ini dimulai sejak tahun 2019. Idenya dari melihat kebiasaan istri saya yang suka makan jenis makanan pedas,” tutur Danovan kepada sukabumiheadline.com, Selasa (12/7/2022).

Menariknya, pria berusia 25 tahun ini sebelum memulai usahanya tersebut, pernah menjalani berbagai pekerjaan. Dari mulai pedagang asongan, ojek online hingga menjadi calo angkutan umum.

Ia lalu terpikir untuk memulai usaha cemilan, dimulai dengan menjadi reseller produk cemilan dengan modal awal hanya Rp36 ribu.

“Di sela-sela menjadi ojeg online, jadi pedagang asongan dan calo angkutan umum Colt mini Sukabumi-Bogor, saya sambil menawar-nawarkan jualan ke penumpang,” kenang dia.

Baru Merintis, Usahanya Langsung Ambruk

Danovan Prasetio dan produk kripset. l Istimewa

Dari hasil jualan itu, keuntungannya ia kumpulkan hingga dirasa cukup untuk menyewa sebuah kios tempat berjualan aneka cemilan. Namun, siapa sangka kemudian badai pandemi Covid-19 datang dan menghancurkan semuanya.

“Sambil jualan, hasilnya saya tabung. Hingga pada akhir tahun 2019 saya memberanikan diri membuka toko cemilan kecil-kecilan. Namun, sayang waktu itu harus terdampak Covid-19. Ambruk usaha saya hingga tersisa 120 ribu Rupiah,” kenangnya.

Kemudian, memanfaatkan sisa uang Rp120 ribu, ia mulai berpikir memproduksi keripik di rumahnya. Danovan kemudian memutuskan untuk belanja singkong sendiri ke pasar.

“Saya pikir kalau jadi reseller, entah sampai kapan. Makanya mulai memberanikan memproduksi keripik sendiri dengan memanfaatkan sisa uang yang 120 ribu Rupiah,” paparnya.

Sejak 2020, iapun kemudian mengolah sendiri singkong tersebut menjadi keripik pedas atau lazim disebut keripik setan (kripset) dengan brand Kripset Sultan. Semua ia lakukan sambil tetap menjalani profesinya sebagai ojek online.

“Tepat tahun 2020 saya mulai memproduksi sendiri dengan modal 120 ribu Rupiah, dengan bahan dan alat seadanya. Waktu itu sambil tetap menjadi ojek online,” jelas pria S1 Hukum itu.

Omzet Usaha dan Jaringan Pemasaran

Berkat kerja keras dan buah ketekunannya dalam memproduksi dan memasarkan cemilannya, Danovan kini telah memiliki lebih dari 200 reseller untuk produk cemilannya.

“Sekarang sudah ada sekira 200 reseller. Lebih dari 60 persen produk cemilan saya dipasarkan di wilayah Sukabumi. Dari mulai Cisaat, Cibadak, Parungkuda, Cidahu hingga Cicurug,” ungkap dia.

Dirasa usahanya semakin berkembang, kini ia melengkapi legalitas usahanya tersebut di bawah naungan PT.

Tak hanya itu, Danovan juga membuka dua lokasi tempat usaha di Kota Sukabumi, masing masing di Puri Cibeureum Permai, Jl. Gunung Wilis No. 5 dan Jl. Tegal Wangi RT 02/02, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi.

“Saya juga sering mengikuti pelatihan-pelatihan bersama Dinas Perdagangan. Alhamdulillah sejauh ini terus berkembang dan sudah mempekerjakan tujuh orang karyawan,” jelasnya.

Bahkan, untuk produk kripsetnya, ia berhasil meraih omzet rata-rata hingga Rp58 juta per bulan atau Rp700 juta per tahun.

“Rp700 juta itu untuk Kripset Sultan aja karena kalau produk lain pembukuannya masih belum rapi,” pungkas Danovan.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer