28.1 C
Sukabumi
Jumat, April 19, 2024

Yamaha Zuma 125 meluncur, intip harga dan penampakan detail motor matic trail

sukabumiheadline.com - Yamaha resmi memperkenalkan Zuma 125...

Ternyata Ini Penyebab Ledakan Tabung CNG di Cibadak Sukabumi, Kepsek SD Korban Tewas

sukabumiheadline.com l Peristiwa pilu meledaknya tabung gas...

Hancur, mobil terperosok longsor Jalan Tol Bocimi Longsor di Ciambar Sukabumi, Cek foto-fotonya

sukabumiheadline.com - Petugas gabungan berhasil mengevakuasi mobil...

Prostitusi Online di Kota Sukabumi, Akankah Jadi Destinasi Wisata Esek-esek?

LIPSUSProstitusi Online di Kota Sukabumi, Akankah Jadi Destinasi Wisata Esek-esek?

SUKABUMIHEADLINE.com l Prostitusi online di Kota Sukabumi dalam setahun terakhir kian merebak, bak jamur di musim penghujan. Praktek bisnis esek-esek tersebut disinyalir dilakukan di berbagai lokasi, dari mulai kos-kosan, hotel kelas melati hingga berbintang.

Penelusuran sukabumiheadline.com, para pelaku praktik prostitusi online umumnya mengaku jika mereka tidak sendirian. Ada banyak wanita Sukabumi melakukan praktik haram tersebut. Namun, meskipun tidak saling mengenal, beberapa dari mereka menyebut jika ada di antaranya merupakan warga luar kota yang berpraktik di Sukabumi.

Berita Terkait: Gadis Bandung Open BO di Sukabumi karena “Pasarnya” Bagus

Dalam menjalankan aksinya, banyak dari mereka menggunakan aplikasi perpesanan Michat. Tak heran jika pelanggan mereka tidak hanya menyasar lelaki hidung belang Kota Sukabumi, tapi juga hingga luar kota, seperti Depok, Bogor, Cianjur, Bandung dan Jakarta.

Bahkan, banyak dari para pelaku prostitusi online di Kota Sukabumi, mengaku stay di hotel berbintang. Seperti diakui oleh Via (bukan nama sebenarnya), ia menjajakan diri melalui aplikasi Michat lengkap dengan tarif dan foto-foto seksinya.

Pada Jumat (17/12/2021), Via mengaku kerap berpindah-pindah tempat stay, dari satu hotel ke hotel lainnya karena ingin memberikan kenyamanan kepada para pelanggannya.

“Saya stay di sebuah hotel mewah di Kota Sukabumi. Hampir semua hotel mewah yang ada di Kota Sukabumi pernah saya coba ya. Kalau merasa jenuh, aku pindah-pindah untuk stay karena kita juga mencari aman untuk kenyamanan pelanggan juga,” ujar wanita berusia 19 tahun asal Cibadak itu.

Via, wanita asal Cibadak. l Istimewa
Via, wanita asal Cibadak. l Istimewa

Awalnya Diajak Teman

Via juga mengaku pernah bekerja praktik haram tersebut di salah satu apartemen di Jakarta. “Aku pernah kerja di Jakarta, dibawa teman aku buka di apartemen. Pelanggannya dari kalangan pejabat negara,” akunya.

Meskipun pada awalnya ia mengaku, melakukan praktik esek-esek tersebut karena diajak oleh temannya. Namun, bagi Via, praktik prostitusi online merupakan pilihan paling realistis. Di satu sisi ia mengaku hasratnya tersalurkan, dan di sisi lain, ia bisa mendapatkan uang.

“Awalnya diajak teman, lama-kelamaan jadi keenakan juga. Jujur, aku hobi kencan apalagi sekarang hasrat tersalurkan plus dapat uang, dari pada pacaran, toh ujungnya-ujungnya kita dipakai juga sama pacar. Mending kalau dinikahin, kalau hanya di-php, rugi. Hari gini susah nyari laki-laki yang benar-benar setia,” ungkapnya.

Baca Juga: Masa Harus Open BO? Protes Kocak, Buruh Perempuan Sukabumi

Long Time Rp3-4 Juta

Tarif sekali kencan, Via mematok Rp300 ribu untuk short time untuk 30 menit setengah service. Sedangkan, untuk satu jam, ia memasang tarif Rp800 ribu full service, “Serasa kencan dengan pacar,” akunya.

Tarifnya meningkat tiga hingga empat kali lipat jika pelanggannya menginginkan menggunakan jasanya hingga pagi, atau long time.

“Kalau mau booking sampai pagi, tarifnya tiga juta sampai empat juta Rupiah. Main santai serasa suami istri,” terang wanita berambut sebahu itu.

Benarkah karena Alasan Ekonomi?

Via mengaku jika profesi haram yang dijalaninya sebab masalah ekonomi. Sebuah alasan klise yang umum dituding sebagian besar pelaku sebagai penyebab mereka terjerumus. “Faktor ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan hidup.”

Akankah Kota Sukabumi menjadi destinasi wisata esek-esek? Tidak ada warga Kota Mochi yang menginginkannya. Namun, di masa serba sulit, terlebih saat pandemi Covid-19, tidak mustahil jika banyak wanita Sukabumi menjadikannya sebagai alasan untuk terjun ke bisnis haram tersebut.

Pada akhir perbincangan, ia juga mengaku tidak tahu kapan praktik haramnya berakhir. “Mungkin setelah ada laki-laki yang mau menikahi aku, dan bisa menerima keadaan aku. Untuk berhenti, kayanya belum saat ini. Aku masih ingin menjalani profesi ini, ya habis mau kerja apa lagi? Kebutuhan ekonomi dan yang pasti aku masih punya cicilan mobil,” pungkas dia.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer