22.4 C
Sukabumi
Rabu, Mei 1, 2024

Kubu Anies dan Ganjar mohon Pilpres ulang dan Gibran Didiskualifikasi, ini kata Tim Prabowo

sukabumiheadline.com - Permohonan pasangan Capres/Cawapres nomor urut...

Tebing Palagan Bojongkokosan Sukabumi longsor timpa jalan

sukabumiheadline.com - Musibah longsor terjadi di kawasan...

Rasyid Nikaz, Bos Klub PSG Gelontorkan Rp16,9 Miliar Bayar Denda Ribuan Muslimah Bercadar di Prancis

InternasionalRasyid Nikaz, Bos Klub PSG Gelontorkan Rp16,9 Miliar Bayar Denda Ribuan Muslimah Bercadar di Prancis

sukabumiheadline.com l Rasyid Nikaz merupakan pria asal Perancis masih keturunan bangsa Aljazair yang memiliki kekayaan Rp150 triliun rupiah.

Rasyid Nikaz juga merupakan pemilik sebagian saham klub Paris Saint Germain atau PSG yang merupakan klub sepak bola ternama di Prancis. Selain menjadi pemilik sebagian saham PSG, Nikaz juga dikenal sebagai pengusaha Muslim yang berani melawan pemerintah Perancis sendirian.

Bagaimana tidak Rasyid Nikaz rela membayar denda sebesar Rp16, 9 miliar untuk para muslimah bercadar yang tinggal di Prancis dan Belgia.

Seperti yang kita ketahui jika pemerintah Prancis menetapkan larangan mengenakan cadar di tempat umum seperti di supermarket dan lainnya.

Larangan penggunaan cadar bagi wanita Prancis itu merupakan bentuk reaksi pemerintah Prancis atas antusiasme wanita Prancis untuk memakai cadar.

Bagi mereka yang ketahuan melanggar dan tertangkap petugas memakai cadar di tempat umum akan dikenakan denda sebesar Rp16, 9 miliar.

Semenjak diberlakukan undang-undang tersebut Rasyid Nikaz menyediakan dana untuk membayar denda bagi para wanita Prancis yang ingin bercadar dari kekayaannya yang berlimpah.

Seolah-olah dengan tindakannya itu Rasyid Nikaz ingin mengatakan kepada wanita Prancis yang ingin memakai cadar. “Pakailah cadar sesuka kalian jika terkena denda sayalah yang akan membayarnya.”

Selain menjadi salah satu pemegang saham di Paris Saint Germain (PSG) pengusaha muslim itu juga memiliki sepuluh panti asuhan. Diketahui anak yatim piatu yang ia asuh sudah lebih dari seribu anak.

Yang lebih membanggakan lagi semua anak yatim piatu yang ia asuh rata-rata sudah hafal Al-Quran 30 juz.

Beberapa media pernah menyoroti sang miliarder bersama istrinya yang bercadar keluar dari kantor polisi dengan kepala tegak.

Diketahui jika sang miliarder itu baru saja membayar denda untuk dua muslimah yang melanggar aturan pemerintah Prancis karena memakai cadar.

Rasyid Nikaz mengatakan jika ia melakukan tindakan tersebut bukan semata-mata karena sombong, tetapi bentuk perlawanan terhadap pemerintah Prancis.

Pengusaha muslim mengaku ikhlas jika hartanya habis untuk membayar denda muslimah bercadar.

Rasyid Nikaz berharap jika tindakannya ini bisa menjadi amal ibadahnya dan ia juga ingin jika syariat Islam di Prancis tetap terjaga.

Pengusaha muslim itu juga merasa berdosa di hadapan Allah jika syariat Islam sampai hilang dan ia hanya diam saja.

Atas peran Rasyid Nikaz yang luar biasa ini Syekh Al-Khuwainy sampai mengibaratkan pengusaha muslim itu seperti satu orang yang melawan satu negara.

Profil Rasyid Nikaz

Lahir di Villeneuve-Saint-Georges, Prancis dari orang tua imigran Aljazair, Nikaz belajar sejarah filsafat di Universitas Sorbonne sebelum dikaruniakan keberuntungan dengan usaha startup internet, yang kemudian ia lebarkan menjadi usaha di bidang real estat. Ia menikah dengan seorang perempuan blasteran Prancis-Kanada.

Pertama kali namanya menarik perhatian publik ketika pada tahun 2007 tampil sebagai kandidat potensial pemilihan umum Presiden Prancis 2007. Ia meraih perhatian media setelah ikut serta mensponsori André Garrec, Wali kota Noron-la-Poterie, dalam program lelang.[1] Namun, ia gagal memperoleh 500 surat dukungan sebaga syarat ikut pemilihan.

Dalam pemilihan legislatif pada tahun yang sama, ia mendirikan partai, bertarung di distrik 7 Seine-Saint-Denis tetapi hanya meraih 156 suara, sekitar 0.5% dari total pemilih. Kemudian ia bersaing dalam pemilu kota pada tahun 2008 tetapi juga masih belum berhasil.

Pada tahun 2010 ia mendirikan organisasi bernama “Touche pas à ma constitution” (“Jangan sentuh konstitusiku”, sebuah plesetan atas slogan milik LSM SOS Racisme: Touche pas à mon pote), yang berkomitmen untuk membayarkan semua denda yang dikenakan atas perempuan muslimah karena memakai burkak di ruang publik. Ia mengumumkan telah menyiapkan 2 juta euro untuk kampanyenya tersebut.

Pada Agustus 2011 ia bertandang ke Brussels untuk membayarkan denda 2 orang muslimah karena tuduhan serupa.

Pada Oktober 2013, Nikaz melepaskan kewarganegaraan Prancisnya dalam rangka pencalonan di arena pemilihan presiden Aljazair 2014. Sedari lahir, ia memegang dua kewarganegaraan, namun hukum Aljazair mengharuskan calon presiden hanya boleh memiliki kewarganegaraan Aljazair.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer