30.3 C
Sukabumi
Rabu, Mei 1, 2024

Thrust Defender 125, Motor Matic Maxi Bikin Yamaha XMAX Ketar-ketir, Cek Harganya

sukabumiheadline.com l Thrust Defender 125, diprediksi bakal...

Sport Bike Honda Dax 125 MY 2024 Memikat Pecinta Motor Retro, Harga?

sukabumiheadline.com l Motor sport berdimensi ringkas, Honda...

Teladan Laila al-Ghifariyah dan Rufaidah binti Sa’ad al-Anshari, juru rawat di medan perang

KhazanahTeladan Laila al-Ghifariyah dan Rufaidah binti Sa’ad al-Anshari, juru rawat di medan perang

sukabumiheadline.com – Tidak ada yang meragukan perihal kepribadian dan kelembutan Rasulullah SAW kepada anak-anak.

Beliau adalah teladan sepanjang masa. Tutur katanya menjadi titah bagi kita. Perilakunya merupakan puncak peradaban dan keadaban manusia. Semua ini tercermin lewat kelembutan, cinta, dan kasih sayang luar biasa yang beliau tunjukkan kepada anak-anak.

Setiap kali bertemu anak-anak, pagi ataupun sore, beliau selalu tersenyum ramah dengan raut wajah cerah nan sumringah. Beliau mengucap salam dan menyapa mereka dengan lembut, bahkan dalam situasi paling kritis dan gawat sekalipun. Tidak ada hal kecil ataupun besar yang menghalangi beliau bertindak demikian.

Baca Juga: Mengenal 20 Perempuan Sahabat Nabi Muhammad SAW untuk Teladan Bagi Wanita Sukabumi

Begitu pula saat Rasulullah SAW menghadapi kaum remaja dan pemuda. Anas bin Malik berkata, “Belum pernah kulihat seseorang mencintai keluarganya melebihi Rasulullah SAW.”

Perjumpaan Laila dengan Nabi SAW

Dalam perjalanan menuju Perang Khaibar, ketika melintasi kabilah Ghifar, Rasulullah bertemu dengan seorang anak perempuan. Ia berlari mengejar prajurit untuk menyampaikan bantuan.

Melihat aksi anak perempuan itu, beliau merasa iba melihatnya berjalan. Tidak lama kemudian, Rasulullah memboncengnya di belakang.

Saat beliau turun, anak perempuan itu tersipu malu. Rasulullah baru mengetahui anak perempuan itu sedang haid dan kala itu adalah haid pertamanya. Beliau tidak marah, tidak mengeluh ataupun menggerutu. Beliau bahkan mengajarkan cara membersihkan tempat duduknya dan bajunya.

Usai peperangan, Rasulullah membalas anak perempuan itu dengan seuntai kalung dari harta rampasan perang. Anak perempuan itu merawat kalung pemberian Rasulullah dan tidak pernah melepasnya hingga ia wafat. Ia adalah Laila al-Ghifariyah.

Juru Rawat dalam Peperangan

Laila al-Ghifariyah adalah seorang mujahidah (pejuang perempuan) yang keluar berperang bersama Rasulullah SAW dalam beberapa peperangan. Tugasnya mengobati orang-orang yang terluka dan merawat orang-orang sakit.

Ketika Ali bin Abi Thalib keluar menuju Bashrah untuk mencegah terjadinya perang saudara, Laila al-Ghifariyah ikut bersamanya. Laila mendatangi Aisyah ra. dan berkata, “Apakah kau pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda tentang Ali?”

Aisyah ra. berkata, “Ya, Ali pernah datang mengunjungi Rasulullah SAW. Saat itu beliau sedang duduk bersamaku. Kemudian ia duduk di antara kami berdua. Kemudian aku berkata pada Ali, apakah kau tidak menemukan tempat yang lebih luas dari ini?”

Rasulullah SAW berkata, “Wahai Aisyah, biarkanlah saudaraku ini. Sesungguhnya ia adalah orang yang pertama kali menerima Islam dan manusia yang paling akhir menjagaku. Ia adalah orang pertama yang berjumpa denganku pada hari kiamat.”

Laila al-Ghifariyah adalah salah satu sahabat perempuan Rasulullah yang juga meriwayatkan hadis dari Nabi SAW. Beberapa kalangan sahabat juga meriwayatkan hadis darinya. Tidak banyak catatan sejarah mengenai kehidupan Laila.

Namun, peran besarnya sebagai juru rawat Rasulullah di medan perang telah menjadikan dirinya sebagai satu di antara para shahabiyah yang patut menjadi teladan yang menginspirasi.

Sungguh, perempuan-perempuan dalam Islam tidak hanya piawai sebagai anak, istri, dan ibu, tetapi mereka turut menjadi pejuang tangguh yang ikut menyebarluaskan dakwah Islam bersama Rasulullah dan para sahabat.

Teladan Rufaidah binti Sa’ad al-Anshari

Rufaidah dikenal sebagai Muslimah perawat pertama dalam sejarah Islam. Ia cukup tahu cara melakukan pengobatan dengan baik karena dia belajar dan tumbuh bersama seorang ayah yang mampu dalam pengobatan. Sebab itu, Nabi Muhammad SAW memilihnya untuk merawat Saad.

Berkat kepiawaian sebagai perawat, Rufaidah juga merawat anak-anak yang sakit dan membantu kaum difabel, anak yatim, dan orang miskin.

Tidak hanya itu, ia juga mendidik kaum perempuan yang berminat menjadi perawat. Sosoknya dikenal dermawan dan termasuk orang yang berkecukupan, itu sebabnya ia banyak mengeluarkan dana pribadi untu semua kegiatan medis. Baca lengkap: Kisah Rufaidah binti Sa’ad al-Anshari, Perawat Muslimah Pertama dalam Sejarah Islam

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer