Rifal: Temu Karya Karang Taruna Kabupaten Sukabumi 2021 Cacat Hukum

- Redaksi

Selasa, 10 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua PK Karang Taruna Parakansalak Rifal Fauzy. l Istimewa

Ketua PK Karang Taruna Parakansalak Rifal Fauzy. l Istimewa

SUKABUMIHEADLINES.com – Ketua Karang Taruna Kecamatan Parakansalak Rifal Fauzi, menilai Temu Karya Karang Taruna (TKKT) Kabupaten Sukabumi di Villa Yustik, Salabintana, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi, pada Kamis (5/8/2021), cacat hukum.

Pasalnya, Rifal menyebut hajat pemuda tersebut tidak sesuai dengan AD/ART. Karenanya, Rifal memutuskan mundur sebagai bakal calon (balon) dalam bursa pencalonan Ketua Karang Taruna Kabupaten Sukabumi periode 2021-2026.

“Mudur. Saya nggak jadi nyalon, karena tidak sesuai AD/ART Karang Taruna,” kata Rifal kepada sukabumiheadlines.com, Selasa (10/8/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Rifal, AD/ART itu tidak bisa divoting, karenanya ia memutuskan melakukan aksi walk out sebab keputusan memvoting AD/ART itu dipaksakan.

Terkait pasal yang divoting, ia menjelaskan, pada poin persyaratan calon ketua, disebutkan “pernah dan aktif menjadi pengurus Karang Taruna di wilayah Kabupaten Sukabumi”. Hal itu, sebut Rifal, ada redaksi yang diubah.

“Padahal, menurut AD/ART tidak seperti itu redaksinya. Jadi ada redaksi yang dihilangkan. Kalau si calon tersebut di SK-nya bukan ketua karang taruna tingkat kecamatan, maka calon tersebut tidak sah menjadi pemenang dalam temu karya kemarin,” cetus dia.

Baca Juga :  Pernah di Parakansalak dan Cidahu, 2 Begal Motor Dibekuk di Kalapanunggal

Ditambahkan Rifal, TKKT tingkat kabupaten tidak memiliki kewenangan memvoting materi AD/ART karena hal itu levelnya nasional, sementara di daerah hanya melaksanakan AD/ART.

Sementara itu, disinggung mengenai adanya pasal tentang “kearifan lokal”, Rifal menyebut, kearifan lokal tersebut diatur di dalam Pasal 24 ayat 2. Menurutnya, pasal tersebut digunakan manakala semua balon dianggap tidak ada yang memenuhi sebagaimana disyaratkan dalam pasal 24 point 1.

“Selain itu, yang dimaksud dengan kearifan lokal, tidak menyentuh substansi. Kearifan lokal itu hanya tambahan, misalnya memiliki sertifikasi tertentu,” sebut Rifal.

Masalahnya, tambah dia, panitia lebih mengedepankan kearifan lokal ketimbang aturan pokok dalam AD/ART. Padahal, jika jika patuh terhadap AD/ART ia menilai, ada dua balon yang memenuhi persyarataan sesuai AD/ART.

Baca Juga :  Mudah ditemukan di Sukabumi, ini manfaat minum air rebusan daun kumis kucing

“Masalahnya, ada dua calon yang lolos secara kualifikasi sebagaimana disyaratkan pasal 24 ayat 1, yaitu Rifal Fauzi dan Dede Iswandi. Lantas kenapa panitia lebih mengedepankan kearifan lokal dibanding yang pokok?” Sebutnya.

Lebih jauh, ia berharap, hajat pemuda tersebut bisa menjadi momentum menjaga sisi idealisme pemuda yang hari ini mulai terkikis.

“Pemuda harus diberi otoritas. Biarkanlah pemuda yang menentukan sikap dan pilihannya,” kata dia.

Disinggung mengenai langkah yang akan diambilnya terhadap hasil TKKT Kabupaten Sukabumi yang baru lalu, Rifal memilih wait and see. Namun, jika hasil TKKT yang dinilainya cacat hukum tersebut, maka ia akan memilih langkah hukum.

“Menyikapi hasil TKKT tersebut, jika pengurus tingkat Provinsi Jawa Barat dan pemerintah daerah mengesahkan dan mengukuhkan, kami akan mempertahankan hak-hak kami melalui jalur hukum,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Seksi Humas Organizing Committee (OC) Nano Wigi Kartapradja, memastikan TKKT ke IV Kabupaten Sukabumi yang digelar di Villa Yustik tersebut sudah sesuai dengan AD/ART Karang Taruna. Baca selengkapnya di: Panitia TK Karang Taruna Kabupaten Sukabumi Bantah Tidak Netral dan Langgar AD/ART

Berita Terkait

Mengingat 5 jenis bencana alam kerap terjadi dan potensi terjadi di Sukabumi
Kereta wisata KA Jaka Lalana mulai 14 Desember, Kabupaten Sukabumi tidak siap
Waspada hujan di atas normal, bencana Tanah Bergerak di Sukabumi menurut pakar geologi ITS
Termasuk untuk Jalan Tol Sukabumi-Padalarang, Kemen PU siapkan Rp134 triliun
4 masalah lingkungan di Sukabumi yang tidak pernah selesai
Stereotip gender warga Jakarta terhadap wanita Sukabumi: Cantik, religius, tapi…
Adu banyak penduduk miskin kota dan kabupaten di Jawa Barat, Sukabumi berapa?
Pemprov Jabar ambil alih Jalan Desa, kades di Sukabumi mendukung, tapi…

Berita Terkait

Senin, 8 Desember 2025 - 00:16 WIB

Mengingat 5 jenis bencana alam kerap terjadi dan potensi terjadi di Sukabumi

Jumat, 5 Desember 2025 - 16:59 WIB

Kereta wisata KA Jaka Lalana mulai 14 Desember, Kabupaten Sukabumi tidak siap

Jumat, 5 Desember 2025 - 03:28 WIB

Waspada hujan di atas normal, bencana Tanah Bergerak di Sukabumi menurut pakar geologi ITS

Kamis, 4 Desember 2025 - 04:30 WIB

Termasuk untuk Jalan Tol Sukabumi-Padalarang, Kemen PU siapkan Rp134 triliun

Kamis, 27 November 2025 - 15:05 WIB

4 masalah lingkungan di Sukabumi yang tidak pernah selesai

Berita Terbaru