Saling Sikut hingga Kampanye Hitam AQUA dan Le Minerale, Strategic Partnership Bukan Monopoli

- Redaksi

Rabu, 9 Agustus 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi kemasan AMDK. l Istimewa

Ilustrasi kemasan AMDK. l Istimewa

sukabumiheadline.com l Seakan tiada jera, saling sikut hingga black campaign dalam memperebutkan ceruk pasa industri air minum dalam kemasan (AMDK). Alhasil menjadi bak hobi nyikut, tapi tak mau disikut balik dengan strategi marketing yang jitu, dan lagi-lagi Le Minerale jadi korbannya.

Kali ini sejumlah media massa dan akun media sosial (medsos) dinilai telah melakukan persaingan tidak sehat lantaran pedagang di sejumlah lokasi lebih mengutamakan menjual produknya.

Namun, sejumlah pakar komunikasi dan marketing menilai apa yang dilakukan Le Minerale sebagai cerdas dan sudah semestinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Karenanya, Dosen Ilmu Komunikasi Algooth Putranto berpendapat, tuduhan praktik persaingan tidak sehat atau monopoli adalah tuduhan serius dan bisa berujung konsekuensi hukum jika pihak yang menuduh tidak bisa membuktikannya.

“Ada konsekuensi. Ini sebutannya fabricated news atau berita yang diada-adakan. Bahkan meski kasusnya diajukan ke Dewan Pers untuk mediasi, setelah ada permintaan maaf dari media, maka tidak menutup kemungkinan pihak yang masih merasa dirugikan oleh tuduhan monopoli bisa melakukan gugatan ke media tersebut,” tegas Algooth, mantan jurnalis media bisnis terkemuka yang kini menjabat Dosen Ilmu Komunikasi itu.

Sebagai informasi, sejumlah media mengulas berita bahwa terdapat sejumlah lokasi foodcourt di Bogor dan komplek olah raga Gelora Bung Karno yang menjual hanya produk Le Minerale. Berita tersebut menarasikan seolah terjadi pelarangan penjualan merek lain.

Faktanya, lokasi berbagai foodcourt tersebut telah dibantu oleh Mayora, induk Le Minerale dengan membangun foodcourt yang bersih, secara gratis tanpa dipungut biaya sepeserpun kepada para pedagang yang notabene usaha kecil menengah (UKM) yang tidak memiliki modal untuk membangun tempat berjualan yang layak.

Baca Juga: Soal Petisi Tilang Truk AMDK AQUA, Ini Kata 5 Warga dari 5 Kecamatan di Sukabumi

Bahkan, ketika disambangi media di lokasi Foodcourt Sempur, Bogor, para pedagang mengaku menjual produk Le Minerale lantaran berterima kasih Le Minerale menjadi brand AMDK pertama yang benar-benar peduli dengan kesulitan mereka dalam mendapatkan tempat berjualan yang bersih dan tertata apik.

Seperti diungkapkan Solihat, pedagang soto mie bogor di Foodcourt Sempur yang telah 10 tahun lebih berjualan di kawasan Taman Sempur.

“Saya sebelumnya berjualan di pinggir lapangan basket di tenda yang kumuh. Setelah Foodcourt Sempur dibangun Mayora saya pindah ke sini, gratis. Karena itu saya sangat berterima kasih ke Mayora, Le Minerale sudah diberikan tempat berjualan gratis. Sebagai timbal balik, kami mengutamakan menjual produk dari Mayora seperti Kopi Torabika, dan air Le Minerale,“ ujar Solihat yang juga menjadi sekretaris koperasi pedagang Foodcourt Sempur yang mengelola pemeliharaan fasilitas di lokasi tersebut.

Baca Juga :  Soal Adanya Petisi Tilang Truk AQUA, Ini Janji Kadishub Kabupaten Sukabumi

Demikian halnya dengan Endang pedagang pempek yang juga telah lama berjualan di Taman Sempur dan kini mendapat berkah berjualan gratis di Foodcourt Sempur yang bersih dan nyaman.

“Itu kesadaran kami berterima kasih jadi utamakan menjual produk Mayora dan Le Minerale. Ini dari kumuh sampai rapi dibangun gratis dari tadinya tenda kumuh. Karena itu saya utamakan jual Le Minerale sebagai tanda terima kasih saya,” urai Endang bersungguh-sungguh.

Baca Juga: Pabrik AMDK Alto di Cidahu Sukabumi Bangkrut, Menunjukkan Kondisi Ekonomi Tidak Stabil

Meskipun para pedagang sudah bersuara dengan jujur, toh tetap saja tuduhan jahat terus bergaung. Bahkan pada Minggu, 23 Juli 2023, fitnah tersebut terpantau merangkak ke media sosial.

Salah satu akun justru melemparkan tuduhan keji dengan gambar perbandingan antara berita apresiasi pedagang dan berita fitnah praktik perdagangan tak sehat.

Agus Hermanto Dosen Periklanan dari Universitas Muhamadiyah Jakarta sendiri menyebut yang dilakukan Le Minerale merupakan hal yang lazim dan etis di dunia marketing, yakni konsep marketing public relations, dengan strategi trade promotions.

“Dengan program CSR, Mayora atau Le Minerale membangun foodcourt gratis untuk pedagang kaki lima. Sebagai apresiasi timbal balik telah dibuatkan foodcoourt yang nyaman secara gratis, pedagang mengutamakan menjual produk Mayora atau Le Minerale di sana. Itu lazim dan etis, kok. Kalau pesaingnya seperti Aqua mau meniru CSR-nya, ya silakan saja,” tegas Agus.

Baca Juga: Menunggu Konsistensi Kadishub Kabupaten Sukabumi, Jam Operasional Angkutan Berat Menurut Perda 17/2013

Senada dengan Agus, Safaruddin Husada, Pengajar di perguruan tinggi swasta di Jakarta menyebut bahwa tujuan utama program corporate social responsibility (CSR) adalah meraih favourable opinion dari para stakeholder alias pemangku kepentingan merek tersebut.

“Dalam hal CSR Le Minerale di foodcourt Bogor maka stakeholder-nya salah satunya adalah UKM, pedagang tersebut. Jadi ya wajar pedagang tersebut senang karena mendapat benefit CSR dan berujung menjual produk Le Minerale. Itu normal,” jelas Safaruddin.

Pun demikian dengan Algooth yang menilai upaya Le Minerale dalam menggandeng UKM adalah lazim seperti halnya yang dilakukan brand besar lainnya.

“Ya itu, di Tangerang, ada Indomilk Arena kan. Lalu di luar negeri, ada Allianz Stadium, Etihad, Emirates Stadium dan lain-lain. Masa iya, sudah sponsorin terus yang berjualan adalah merek lain, kan tidak begitu. Itu bukan monopoli, melainkan kerja sama strategis,” jelas Algooth.

Baca Juga :  Mengenal Equil, air minum premium dari Sukabumi yang mendunia, pabrik bak istana

Justru Algooth menegaskan, bahwa yang terbukti melakukan persaingan tidak sehat adalah Aqua, yang jelas divonis oleh KPPU yang kemudian dikuatkan oleh Mahkamah Agung.

Merujuk pada kasus persaingan tidak sehat yang dilakukan oleh Aqua, yakni PT Tirta Investama dan distributornya PT Balina Agung Perkasa yang terbukti melakukan monopoli usaha dengan melarang sejumlah pedagang kecil dan menengah menjual merek AMDK pesaingnya seperti Le Minerale.

“Kasus itu berujung vonis denda sebesar Rp13,8 miliar kepada PT Tirta Investama dan Rp6,2 miliar kepada PT Balina Agung Perkasa yang diputuskan Mahkamah Agung pada November 2019,” urai Algooth mengutip berita valid yang dimuat media massa nasional.

Baca Juga: Hati-hati, Survei YLKI Sebut Galon AMDK Bisa Sebabkan Kanker dan Mandul

Algooth memaparkan, ada berbagai sebab mengapa sebuah brand terus menerus mengeluarkan jurus black campaign. Salah satunya, karena brand tersebut kehabisan kreativitas dalam menghadapi pesaingnya. Sehingga, taktik terburuk dalam strategi komunikasi public relations, yakni propaganda, diluncurkan.

“Jadi teknik propaganda Argumentum Ad Nauseam ini dilakukan dengan menyebarkan suatu gagasan secara berulang kali hingga dianggap sebagai sebuah kebenaran,” jelas Ketua Center for Entrepreneurship, Tourism, Information and Strategy (Centris) Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta tersebut.

“Contohnya, suatu isu yang awalnya dianggap sebagai berita palsu atau hoaks. Namun, karena banyak media baik media massa atau sosial media membicarakannya, isu tersebut kemudian dianggap sebagai suatu hal yang benar-benar terjadi,” imbuh Algooth.

Menurutnya hal tersebut yang sedang dilancarkan pesaing terhadap Le Minerale. “Ini strategi komunikasi yang buruk karena dia menyebarkan kebohongan,” tegas Algooth.

Baca Juga: 5 Fakta Bekas Pabrik AMDK Arsa di Parungkuda Sukabumi Jadi Gudang Penimbun Solar Ilegal

Menariknya, Algooth menjelaskan bahwa black campaign yang dilakukan pesaing Le Minerale ini sangat tersistematis. Termasuk penggunaan media kecil terlebih dulu dan kemudian diamplifikasi ke media sosial.

“Jadi algoritma Google di seluruh dunia berubah beberapa tahun lalu. Google kini memprioritaskan media daerah untuk keadilan coverage karena dulu Jakarta sentris. Nah agar lebih bergema kemudian black campaign ini di-elevate ke media agar semakin luas eksposurnya,” terang Algooth.

Pun demikian, Safaruddin menasihati para pemain AMDK yang masih menggunakan taktik black campaign.

“Pasar AMDK Indonesia itu ratusan triliun Rupiah setiap tahunnya. Untuk apa pakai black campaign. Akan ada titik dasar penggunaan black campaign hingga kemudian berbalik menghantam penyebarnya. Pada akhirnya genuine and authentic public relations program yang akan berdampak panjang secara positif ,” pungkas Safaruddin.

Berita Terkait

Dipalak atau diancam? Menko Polkam: Masyarakat harus aktif lapor ke Satgas Premanisme
Bapak-bapak nakal Sukabumi, siap-siap dikirim ke barak militer!
Mei kelabu 13 tahun lalu, 45 penumpang pesawat SSJ-100 tewas di perbatasan Sukabumi-Bogor
Berantas preman berkedok ormas, TNI turunkan satuan intelijen
Perpisahan sekolah murah dan seru berhadiah Rp165 juta dari KDM, ini syarat dan cara daftar
Libatkan BIN dan Kejagung, pemerintah resmi bentuk Satgas Premanisme dan Ormas meresahkan
Tak hanya di Kalimantan, di Bali kehadiran ormas GRIB Jaya ditolak Pecalang
PDIP Jabar kritik pendidikan karakter ala Dedi Mulyadi habiskan Rp6 miliar

Berita Terkait

Senin, 12 Mei 2025 - 10:00 WIB

Dipalak atau diancam? Menko Polkam: Masyarakat harus aktif lapor ke Satgas Premanisme

Minggu, 11 Mei 2025 - 16:00 WIB

Bapak-bapak nakal Sukabumi, siap-siap dikirim ke barak militer!

Minggu, 11 Mei 2025 - 02:04 WIB

Mei kelabu 13 tahun lalu, 45 penumpang pesawat SSJ-100 tewas di perbatasan Sukabumi-Bogor

Kamis, 8 Mei 2025 - 17:30 WIB

Berantas preman berkedok ormas, TNI turunkan satuan intelijen

Kamis, 8 Mei 2025 - 15:03 WIB

Perpisahan sekolah murah dan seru berhadiah Rp165 juta dari KDM, ini syarat dan cara daftar

Berita Terbaru

Gaza hancur dibombardir pasukan Israel - Istimewa

Internasional

PM Israel perintahkan tentaranya masuki Gaza dengan kekuatan penuh

Rabu, 14 Mei 2025 - 18:38 WIB