sukabumiheadline.com – Gereja Bethel Indonesia (GBI) Eben Haezer (GBI 282 Sukabumi) adalah kelompok atau sinode Gereja Kristen Protestan di Indonesia yang merupakan anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI).
Namun demikian, mungkin tidak banyak yang tahu jika Gereja Bethel Indonesia yang pertama didirikan di Kota Sukabumi, Jawa Barat, oleh salah seorang pendeta ternama di Indonesia, H.L. Senduk.
Pemilik nama lengkap Pdt. Prof. Dr. Ho Lukas Senduk, lebih dikenal dengan Om Ho, terlahir dengan nama Ho Liong Seng. Ia lahir di Ternate, 4 Agustus 1917 dan meninggal dunia di Jakarta, 26 Februari 2008.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga: H.L. Senduk, Pendeta Besar Indonesia yang Berjasa Bagi Perkembangan Kristen di Sukabumi
Hingga kini, H.L. Senduk sendiri dikenal berkat jasanya mendirikan Gereja Bethel Indonesia yang pertama di Kota Mochi, yakni pada 6 Oktober 1970 silam.
Pendeta yang populer dipanggil Om Ho, itu mendirikan GBI di Sukabumi bersama sejumlah temannya karena tidak dapat bekerja sama dengan rekan-rekan lainnya.
Dalam perjalanannya kemudian, hingga saat ini, diperkirakan ada ribuan GBI di seluruh Indonesia, di mana salah satunya sekaligus yang pertama berada di Kota Sukabumi, yakni di Jl. Ahmad Yani No. 20.
Baca Juga: Perbandingan jumlah pemeluk muslim dan non-muslim di Kabupaten Sukabumi per kecamatan

Setelah mendirikan GBI pertama, H.L. Senduk kemudian terpilih menjadi Ketua pada Sidang Sinode II, di Jakarta, tahun 1972. Tugas ini, ia emban sampai 1994, Sidang Sinode X GBI, di Jakarta.
Selanjutnya ia melayani sebagai Ketua BPR atau Badan Pembina Rohani GBI.
Pada masa kepemimpinannya, GBI menjadi anggota Dewan Pantekosta Indonesia (DPI) serta terlibat dalam pendirian Persekutuan Injili Indonesia (PII), dan masuk anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI).
Baca Juga: Sebaran pemeluk agama dan jumlah tempat ibadah di Kota Sukabumi per kecamatan

Membuka Program S1 dan S2 Teologi
Kemudian, Om Ho mendirikan Sekolah Theologia Extension (STE) pada 1972 yang mana buku-buku pelajaran ditulisnya sendiri, dan pada 1981, ia mulai menyelenggarakan program Strata Satu (S1) dan mengubah nama menjadi Institut Theologia dan Keguruan Indonesia (ITKI) pada 1983.
Adapun, Program Strata Dua (S2) dimulai pada 1991, setahun setelah ia mendapat gelar Profesor Emeritus dari Sekolah Teologi COG.
Baca Juga:
- Perjalanan hidup AWKA, adik Buya Hamka ditahan di Sukabumi lalu murtad dan jadi pendeta
- 5 pendeta mualaf menghebohkan dunia, ragu dengan konsep ketuhanan agama sebelumnya
- Setelah 45 Tahun Jadi Pendeta di Australia, Gould David Putuskan Mualaf

Pengabdiannya dilanjutkan pada 1998, ia membuka pelayanan pendidikan teologi jarak jauh melalui Sekolah Tinggi Teologi Terbuka Nusantara (STTTN).
Baca Juga:
- Dapat Beasiswa Pendeta, Mahasiswi Hukum dan Kerja di kantor Polisi Ini Pilih Jadi Mualaf
- Yakin Tuhan Itu Esa, Pendeta Rusia Vladimir Ugryumov Akhirnya Mualaf
- Mualaf, Pendeta Hilarion Heagy Memicu Kehebohan di Amerika Serikat
Pdt H.L. Senduk berpulang pada 26 Februari 2008, setelah lebih dahulu ditinggal istrinya tercinta. Kepergiannya mengundang duka seluruh pengikutnya, meninggalkan visi 10.000 gereja GBI bagi generasi umat Kristen berikutnya.