25.2 C
Sukabumi
Sabtu, April 20, 2024

Sah, masa jabatan kades kini jadi 8 tahun per periode, Dana Desa ditambah

sukabumiheadline.com - DPR RI secara resmi telah...

Desain Ala Skuter Retro, Intip Spesifikasi dan Harga Suzuki Saluto 125

sukabumiheadline.com l Di belahan dunia lain, Suzuki...

UMKM Parungkuda Sukabumi Jatuh Ditimpa Tangga, Dibantai PPKM dan Air Perumda AM TJM Mati

EkonomiUMKM Parungkuda Sukabumi Jatuh Ditimpa Tangga, Dibantai PPKM dan Air Perumda AM TJM Mati

SUKABUMIHEADLINES.com, – Sejumlah pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di wilayah Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, menjerit soal sulitnya mendapatkan pasokan air bersih untuk memenuhi kebutuhan usahanya.

Hal itu karena distribusi air bersih dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Jaya Mandiri (Perumda AM TJM) Kabupaten Sukabumi mengalami gangguan total hingga 3 hari lamanya.

Akibatnya, pelaku UMKM di Parungkuda bak sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sudah dibekap pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), sekarang ditimpa masalah ketiadaan air bersih.

Seperti halnya yang dialami oleh Dadeng Nazarudin, salah seorang pelaku UMKM di Bojongkokosan, Parungkuda. Ia mem-posting status WhatsApp bertuliskan: “DENGAN SANGAT TERPAKSA KEDAI KOPI PALAGAN DITUTUP DULU MENGINGAT SUDAH 3 HARI AIR PDAM TIDAK MENGALIR. PDAM TEU BECUS GAWE MAH EUREUN”.

“Sebenarnya yang terdampak bukan hanya pelaku UMKM saja, tetapi masyarakat yang menggunakan air bersih Perumda AM,” kata Dadeng Nazarudin, kepada sukabumiheadlines.com.

Yang menjadi problem, sebut dia, Perumda AM TJM ini seringkali terjadi permasalahan dalam hal kualitas layanan. Bukan hanya hari ini saja, tetapi sudah ada tiga kali air di Parungkuda mati dalam 10 hari terakhir, salurannya tidak jalan dan bocor di mana-mana.

“Kami menilai bahwa Perumda AM TJM tidak serius untuk mengelola penyaluran air ini kemasyarakat. Padahal, masyarakat pun dikenakan biaya untuk pembayarannya,” jelas Dadeng.

“Meski perhitungan pemakaian tidak per pemakaian, sambung Dadeng, tetap saja pemakaian tersebut memakai batasan batasan yang tentunya harus dibayar pelanggan,” katanya.

Misal batasan 0 – 10 kubik atau 10 – 20 kubik itu berapa. Jadi kalau kita menggunakan kurang dari 10 kubik, ya hitungannya tetap 10 kubik. Atau misalkan lebih dari 10 kubik ya patokannya jadi 20 kubik.

“Ya kita sebagai pelanggan ketika ada dalam patokan pemakaian air tersebut pastinya dilakukan pembayaran,” ungkapnya.

Nah, karena kita pelaku UMKM ini sangat bertumpu pada air, apalagi saya bergerak dibidang minuman dan kopi. Tentunya menggunakan bahan bakunya juga air bersih, terus alat mencucinya juga pakai air.

“Jadi sangat vital sekali pada saat tidak ada air cukup mematikan usaha kita,” kesalnya.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer