5 Masjid Ini Didirikan dengan Pesan Toleransi Mendalam

- Redaksi

Jumat, 2 Juli 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi masjid. | Foto: Freepik.com

Ilustrasi masjid. | Foto: Freepik.com

SUKABUMIHEADLINE.com l Bangunan masjid selain menjadi rumah ibadah umat Islam, juga seringkali menjadi ikon tersendiri. Tak sedikit masjid dibangun dengan konsep dan arsitektur khas. Bahkan tak sedikit pula masjid dibangun sebagai simbol toleransi antar umat beragama, serta memiliki nilai historis tersendiri.

sukabumiheadline.com menghimpun lima masjid ikonik di Indonesia, dengan nilai historisnya serta pesan toleransi yang disuarakan. Berikut ulasannya.

1. Masjid Menara Kudus

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Masjid dengan nama asli Masjid Al Aqsa Qudus terletak di Desa Kauma, Kudus, Jawa Tengah. Masjid Menara Kudus dibangun pada tahun 1549 Masehi oleh seorang tokoh wali songo penyebar agama islam di Jawa, bernama Sayyid Ja’far Shadiq. Berbeda dengan masjid lainnya, gaya arsitektur masjid ini menampilkan corak budaya Islam, Hindu dan Belanda.

Dikutip dari republika.co.id, Masjid Menara Kudus merupakan hasil akulturasi budaya Islam, Hindu dan Budha yang menjadi bukti nyata wujud kerukunan dan toleransi antar umat beragama.

2. Masjid Muhammad Cheng Hoo

Masjid Cheng Hoo terletak di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Masjid ini mengabadikan nama Laksamana Cheng Hoo. Masjid Muhammad Cheng Hoo mengadopsi tiga unsur budaya. Desain arsitekturnya merupakan perpaduan antara budaya Tiongkok, Jawa dan Islam.

Baca Juga :  Masjid Besar Jampang Tengah Sukabumi Bertetangga dengan Pasukan Belanda

Warna khas bangunan Tiongkok seperti merah, kuning, dan hijau mendominasi masjid ini. Sementara bentuk dan ornamen atap bangunan masjid paduan antara budaya Tiongkok dan Jawa. Melansir merdeka.com, sentuhan Islam dalam bangunan masjid ditunjukan dengan ukiran kaligrafi di dinding masjid.

3. Masjid Al Hikmah

Masjid Al Hikmah terletak di Jalan Soka No 18, Kartalagu, Denpasar, Bali. Masjid ini merupakan salah satu simbol pemersatu agama, suku, dan ras di Bali. Masjid didirikan pada tahun 1978 oleh H Abdurahhman dengan gaya arsitektur khas Bali. Terlihat dari ukiran-ukiran patung, warna merah bata dan abu-abu.

Dinukil dari Kumparan, Suwarno Ketua Takmir Masjid Al Hikmah mengatakan, ornamen dan gaya bangunan sengaja mengadopsi kearifan lokal, yaitu Hindu Bali. Perpaduan ukiran dan gaya khas Bali bentuk akulturasi budaya ini menjadi bentuk simbol persatuan, toleransi, dan saling menghargai umat beragama.

Baca Juga :  Seni Arsir Masjid Agung Kota Sukabumi dan Daarul Matiin Karya Seniman Cikembar

4. Masjid Lama Gang Bangkok

Masjid Lama Gang Bangkok berlokasi di Kelurahan Kesawan, Kota Medan, Sumatera Utara. Arsitektur masjid ini juga menunjukan perpaduan berbagai budaya yang menjadi simbol toleransi di Kota Medan.

Sebagaimana dibertakan Merdeka.com, budaya melayu terlihat dari dominasi warna kuning dan hijau serta sejumlah ornamen lainnya. Gaya arsitektur Cina paling menonjol pada atap masjid yang semakin melebar ke bawah dan melengkung di tiap sisinya. Budaya Timur Tengah terwakili dari gapura dan mimbar yang ada dalam masjid.

5. Masjid Patimburak

Masjid Patimburak berlokasi di Kota Pala Fakfak, Provinsi Papua Barat. Merupakan masjid pertama di Papua. Masjid ini unik lantaran ada perpaduan arsitektur Belanda dan Jawa di tanah Papua.

Dilansir dari inibaru.id, masjid ini jika dilihat dari jauh terlihat seperti gereja karena kubah masjid yang menyerupai kubah di gereja di Eropa, ventilasi berbentuk lingkaran, serta aksen kayu di dinding seperti bangunan kolonial. Empat buah tiang penyangga di dalam bangunan menjadi salah satu ciri khas arsitektur Jawa. Bangunan tersebut mencolok karena dindingnya berwarna hijau, merah, dan kuning.

Berita Terkait

Memahami gerhana dalam pandangan Islam: Dari mitos peradaban kuno ke tauhid
Sejarah imurasi: Kisah Nurjanah, wanita Sukabumi bebas setalah 15 tahun dikerangkeng
Dahnil: non-Muslim boleh menjadi Petugas Haji Embarkasi
Dewi Sartika: Pahlawan pendidikan dari Tatar Pasundan hingga dirikan Sakola Kautamaan Istri di Sukabumi
Dinilai kerap membuat kontroversi, kenali tugas, fungsi dan Komisioner LMKN
Daftar Jaksa Agung RI: Perdana dari Sukabumi, petahana asal Majalengka
Mengenal asal-usul dan makna kata “merdeka”
Mengenal profil dan karier 2 jenderal polisi asal Sukabumi

Berita Terkait

Senin, 8 September 2025 - 12:32 WIB

Memahami gerhana dalam pandangan Islam: Dari mitos peradaban kuno ke tauhid

Selasa, 2 September 2025 - 02:09 WIB

Sejarah imurasi: Kisah Nurjanah, wanita Sukabumi bebas setalah 15 tahun dikerangkeng

Selasa, 26 Agustus 2025 - 20:23 WIB

Dahnil: non-Muslim boleh menjadi Petugas Haji Embarkasi

Senin, 25 Agustus 2025 - 23:59 WIB

Dewi Sartika: Pahlawan pendidikan dari Tatar Pasundan hingga dirikan Sakola Kautamaan Istri di Sukabumi

Selasa, 19 Agustus 2025 - 20:36 WIB

Dinilai kerap membuat kontroversi, kenali tugas, fungsi dan Komisioner LMKN

Berita Terbaru

Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman. l Istimewa

Internasional

Pangeran MbS tegaskan sikap Arab Saudi: Gaza milik Palestina!

Jumat, 12 Sep 2025 - 01:36 WIB