sukabumiheadline.com – Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, dosen Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur, berpendapat bahwa Islam mengajarkan selektif dalam mencari harta.
Dengan demikian, Islam tidak melarang umatnya menjadi kaya. Bahkan sebaliknya, justru diperintah untuk mencari harta sebanyak-banyaknya agar bisa memberi kepada orang lain yang berkekurangan atau perlu dibantu. Islam mengajarkan agar seorang muslim berzakat, infaq, sedekah, waqaf, dan lain-lain.
“Seorang Muslim didorong untuk mampu memberi dan bukan menerima. Disebutkan bahwa, tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Sebaik-baik orang adalah yang paling banyaak member manfaat bagi orang lain,” kata Imam dikutip sukabumiheadline.com dari laman resmi UIN Malang, Rabu (24/12/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Maka, kata Imam, Islam mengajarkan umatnya menjadi kuat, dan sebaliknya bukan menjadi orang yang hanya berharap pertolongan atau menjadi beban orang lain. Islam tidak menyukai kemiskinan.
“Diperingatkan oleh Islam bahwa, kemiskinan itu mendekatkan seseorang kepada kekufuran. Oleh karena itu, umpama kemiskinan itu diibaratkan berupa kehidupan, maka harus dibunuh. Artinya, kemiskinan harus dicegah dan diberantas. Memberantas kemiskinan adalah bagian penting dari perintah Islam yang harus ditunaikan,” paparnya.
Namun demikian, dalam soal rezki, Islam menganjurkan kepada umatnya agar selektif. Rezki yang diambil tidak boleh sembarangan, yaitu harus dipilih yang baik dan halal.
“Kehalalan itu bisa terkait dengan jenis barangnya atau pun juga cara mendapatkannya,” Imam mewanti-wanti.
Selain itu, sesuatu bisa menjadi terlarang memilikinya oleh karena cara mendapatkannya tidak diperbolehkan. Misalnya, diperoleh dengan cara mencuri, merampok, merampas milik orang lain, membungakan uang, korupsi, dan lain sebagainya.
Islam mengajarkan tentang cara-cara memperoleh harta yang baik dan halal. Misalnya lewat berdagang dengan jujur, bertani, nelayan, jual beli, sewa menyewa, dan sejenisnya yang tidak mengakibatkan orang lain merugi dan apalagi celaka.
“Seorang muslim boleh menjadi kaya, tetapi kekayaannya itu baik jenis maupun cara memperolehnya harus dilakukan dengan cara yang dibolehkan. Kekayaan yang dimiliki oleh seorang muslim harus sangat selektif. Umat Islam tidak boleh mengkonsumsi dan juga memiliki sesuatu yang tidak dibolehkan, karena membahayakan dirinya, keluarganya, maupun orang lain,” jelasnya.
Pendapat Imam di atas sesuai dengan sikap Rasulullah Muhammad SAW yang tak segan memuji sahabat-sahabatnya yang memiliki kekayaan melimpah, namun selalu mendapatkannya dengan cara halal, serta membelanjakannya di jalan Allah SWT.
Sedikitnya ada lima sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal sebagai pengusaha kaya raya dan mendapatkan pujian darinya adalah bagian dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga (Asyrah Mubasyarah). Hal itu karena Rasulullah SAW sendiri menyampaikan pujian langsung terhadap mereka.
Siapa sajakah mereka?
Mengenal 5 pebisnis kaya sahabat Rasulullah SAW

Berikut adalah lima sahabat tersebut beserta pujian dan keistimewaan dari Nabi Muhammad SAW:
1. Abdurrahman bin Auf
Abdurrahman bin Auf adalah pedagang ulung dan salah satu sahabat terkaya. Ketika hijrah ke Madinah tanpa harta, ia menolak tawaran harta dan istri dari Sa’ad bin ar-Rabi’ al-Anshari, dengan perkataannya yang terkenal: “Cukup tunjukkan kepadaku di mana pasar!”
Hanya dalam waktu singkat, ia menjadi sukses kembali.
Pujian dari Nabi: Rasulullah Muhammad SAW mendoakan keberkahan untuk hartanya dan beliau dikenal sebagai “sahabat bertangan emas” karena bisnisnya yang selalu menguntungkan.
2. Utsman bin Affan
Dikenal sebagai saudagar kaya yang sangat dermawan dan menggunakan hartanya untuk kepentingan Islam. Beliau membiayai banyak keperluan umat Islam, termasuk dalam Perang Tabuk dan pembelian sumber air bersih (sumur Raumah) untuk kaum Muslimin.
Pujian dari Nabi: Beliau mendapat julukan Dzun Nurain (Pemilik Dua Cahaya) karena menikahi dua putri Nabi Muhammad SAW secara bergantian, Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Nabi SAW juga mendoakannya atas kedermawanannya.
3. Zubair bin Awwam
Zubair bin Awwam adalah keponakan dari Khadijah binti Khuwailid (istri pertama Nabi) dan dikenal sebagai pebisnis yang cerdas dan kaya raya.
Pujian dari Nabi: Nabi Muhammad SAW menjamin Zubair bin Awwam masuk surga dan menyebut beliau sebagai “Hawari” (pengikut setia/pembela) Nabi.
4. Thalhah bin Ubaidillah
Thalhah bin Ubaidillah adalah seorang pengusaha yang memiliki reputasi baik dalam perdagangan. Beliau juga dikenal sebagai pahlawan yang sangat gigih membela Nabi dalam berbagai pertempuran.
Pujian dari Nabi: Thalhah termasuk dalam sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga. Beliau juga mendapat julukan “Thalhah si Dermawan” dan disebut oleh Umar bin Khattab sebagai salah satu ahli surga.
5. Sa’ad bin Abi Waqqas
Sa’ad bin Abi Waqqas adalah salah satu sahabat yang paling awal memeluk Islam dan merupakan panglima perang yang hebat. Selain itu, beliau juga seorang pengusaha sukses.
Pujian dari Nabi: Nabi Muhammad SAW mendoakan Sa’ad bin Abi Waqqas dengan doa yang mustajab: “Ya Allah, kabulkanlah doanya (Sa’ad) apabila ia berdoa kepada-Mu“.
Kelima sahabat ini menunjukkan bahwa kekayaan harta tidak menghalangi mereka untuk mencapai derajat tertinggi di sisi Allah, justru menjadi sarana untuk beramal shaleh dan berjuang di jalan dakwah Islam.









