Mengenal sosok Kentring Manik Mayang Sunda, ibu dari Raja-raja Pajajaran

- Redaksi

Sabtu, 8 Juni 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mengenal sosok Kentring Manik Mayang Sunda, ibu dari Raja-raja Pajajaran - Istimewa

Mengenal sosok Kentring Manik Mayang Sunda, ibu dari Raja-raja Pajajaran - Istimewa

sukabumiheadline.com – Kentring Manik Mayang Sunda adalah putri dari Prabu Susuk Tunggal dari Kerajaan Sunda (Pakuan). Kentring Manik memiliki seorang kakak bernama Prabu Amuk Marugul.

Kentring Manik Mayang Sunda atau biasa disebut Dewi Mayang Sunda kemudian menikah dengan Raden Pamanah Rasa (Prabu Siliwangi) yang bergelar Sri Baduga Maharaja yang merupakan Putra Mahkota Kerajaan Galuh (Kawali), Prabu Dewa Nikala atau Mahaprabu Niskala Wastu Kencana. Baca lengkap: Beredar Gambar Wajah Asli Prabu Siliwangi Versi AI, Cek di Sini

Pada Tahun 1482, Kerajaan Sunda dan Galuh kembali disatukan (membentuk Pajajaran) dan dalam hal ini Kentring Manik Mayang Sunda dijadikan sebagai Permaisuri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari hasil perkawinannya dengan Sri Baduga Maharaja (Raden Pamanah Rasa) Mayang Sunda memperoleh 3 orang Keturunan, yaitu (1) Surawisesa (2) Surasowan, dan (3) Surawati.

Baca Juga: Nasabnya ke Nabi SAW, Leluhur Pendiri NU dan Muhammadiyah Nikahi Putri Prabu Siliwangi

Ibu dari Raja-raja Pajajaran

Meski disebut memiliki ratusan istri, tetapi dari jumlah yang banyak itu, hanya 3 istri Prabu Siliwangi yang dikenal oleh masyarakat Sunda, dan kisahnya tercatat oleh sejarah. Baca lengkap: Menurut Naskah Kairaga Prabu Siliwangi Memiliki 56 Istri, Ini Daftarnya

Ketiga istri Prabu Siliwangi tersebut adalah Nyi Ambet Kasih atau Nyi Rambut Kasih dari Keraton Sindangkasih Majalengka, Nyi Kentring Manik Mayang Sunda dan Nyi Subang Larang. Baca lengkap: Wanita-wanita yang Disebut Sebagai Istri Prabu Siliwangi

Dari hasil perkawinannya dengan Sri Baduga Maharaja (Raden Pamanah Rasa) Mayang Sunda memperoleh 3 orang Keturunan, yaitu (1) Prabu Surawisesa (2) Sang Surasowan, dan (3) Putri Surawati. Baca lengkap: 5+3 Keturunan Prabu Siliwangi Terpopuler dan Ciri-cirinya, Salah Satunya di Cirebon

Baca Juga :  Dihasut Resi Bungsu, Raja Pajajaran mencekal dakwah Syekh Siti Jenar

Dari pernikahan Prabu Siliwangi yang berasal dari Kerajaan Galuh dan putri Kerajaan Sunda Nyi Kentring Manik, kemudian lahir keturunan sebagai penerus. Keturunan Kenting Manik Mayang Sunda dari Jalur Surawisesa kelak akan menjadi Raja-Raja Pajajaran pengganti Prabu Siliwangi.

Keturunan pertama adalah Prabu Surawisesa yang menjadi penerus tahta dari Kerajaan Sunda yang beribukota di Pakuan Pajajaran. Sedangkan, anak kedua adalah Sang Surosowan yang berkuasa di wilayah ujung barat Jawa yakni, Banten.

Dua versi makam Nyi Kentring Manik Mayang Sunda

Kendati demikian, di mana makam dari para istri dan Prabu Siliwangi sesungguhnya? Hingga saat ini masih banyak diselimuti misteri. Nyi Ambet Kasih misalnya, hanya terdapat dalam bentuk petilasan.

Hal serupa juga terjadi pada Nyi Subang Larang, meski ada sebuah makam tua di Kabupaten Subang yang diyakini sebagai peristirahatan terakhir.

Makam Nyi Kentring Manik Mayang Sunda, istri Prabu Siliwangi hingga kini terdapat beberapa versi yakni Buniwangi di Kabupaten Bandung dan Gunung Putri di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Keberadaan makam Nyi Kentring Manik Mayang Sunda memang seperti menjadi misteri, layaknya Prabu Siliwangi yang tidak diketahui di mana jasadnya dikebumikan.

Selain makam Nyi Kentring Manik Mayang Sunda yang belum diketahui, juga Makam Nyi Subang Larang istri Prabu Siliwangi hingga kini juga tidak dipastikan lokasinya ada di mana.

Terkait makam Prabu Siliwangi, Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Prof Dr Nina Herlina Lubis menyebutkan bahwa kemungkinan besar Sri Baduga Maharaja tidak dimakamkan. Baca lengkap: 5 Kisah tentang Agama yang Dianut Prabu Siliwangi

Baca Juga :  Wagra Syailendra, Maung Bodas pengawal Prabu Siliwangi dirikan kerajaan jin di Sukabumi

Tetapi, jenazah Sri Baduga Maharaja diperabukan, karena sosok raja Kerajaan Pajajaran atau Kerajaan Sunda tersebut adalah pemeluk Agama Hindu. Apakah hal demikian terjadi pada Nyi Kentring Manik?

Hal tersebut belum ada penjelasan lebih lanjut. Meski ada beberapa tempat yang disebutkan menjadi tempat peristirahatan terakhir dari ibu Prabu Surawisesa dan Sang Surosowan tersebut.

Dalam urban legend masyarakat Bandung, sosok Nyi Kentring Manik kerap dikaitkan dengan penunggu Situ Cisanti yang merupakan hulu Sungai Citarum.

WH Hoogland pada tulisannya di Majalah Mooi Bandoeng (1937) menyatakan bahwa Nyi Kentring Manik adalah dewi penguasa air Sungai Citarum.

Sebagian penduduk Bandung meyakini, sosok Nyi Kentring Manik dikebumikan di sebuah kompleks makam keramat di kawasan Buniwangi. Kisahnya juga kerap dikaitkan dengan Sumur Bandung yang sampai saat ini cerita tuturnya masih dikisahkan secara turun temurun.

Sumur Bandung sekarang adalah sebuah kecamatan di Kota Bandung. Secara tinggalan fisik dikaitkan dengan dua buah sumur yang ada di dekat Sungai Cikapundung.

Dari dua sumur itu, yang pertama berada di dalam bangunan Gedung PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten di Jl Asia Afrika. Untuk sumur kedua berada di bekas Palaguna, Alun-alun Kota Bandung. Tetapi hanya yang di dalam gedung PLN kondisinya masih terawat.

Konon katanya, sumur tersebut adalah sisa dari ditancapkannya tongkat yang dibawa oleh Bupati Bandung RAA Wiranatakusumah II saat melakukan pencarian ibu kota dari Jawa Barat.

Kisah lain adalah Gunung Putri di Kabupaten Bogor yang disebut sebagai tempat peristirahatan terakhir atau makam dari Nyi Kentring Manik Mayang Sunda. Ada sebuah makam tua yang kerap diziarahi masyarakat dari berbagai daerah.

Berita Terkait

Hukum menikah bulan Syawal, awalnya dinilai sial sebab unta mengangkat ekornya
Reinwardt pendaki pertama Gunung Gede, sekarang ditutup karena aktivitas vulkanik meningkat
Fatimah Al-Fihri, pendiri universitas tertua di dunia dan pengaruhnya di bidang pendidikan
Alasan Ruben Onsu mualaf, Shalat Ied bareng Igun dan bangun mushala di Sukabumi
Muslim Sukabumi mau puasa Syawal? Ini tanggal, fadhilah dan panduan lengkapnya
Mengenang Gatot Taroenamihardja, Jaksa Agung RI pertama tokoh antikorupsi dari Sukabumi
Hasil rukyatul hilal di Sukabumi, 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin 31 Maret 2025
Mengenang kiprah Wisjnu Mouradhy, jurnalis dan tokoh film nasional asal Sukabumi era 1940

Berita Terkait

Sabtu, 5 April 2025 - 14:00 WIB

Hukum menikah bulan Syawal, awalnya dinilai sial sebab unta mengangkat ekornya

Kamis, 3 April 2025 - 00:01 WIB

Reinwardt pendaki pertama Gunung Gede, sekarang ditutup karena aktivitas vulkanik meningkat

Selasa, 1 April 2025 - 20:44 WIB

Fatimah Al-Fihri, pendiri universitas tertua di dunia dan pengaruhnya di bidang pendidikan

Senin, 31 Maret 2025 - 21:56 WIB

Alasan Ruben Onsu mualaf, Shalat Ied bareng Igun dan bangun mushala di Sukabumi

Senin, 31 Maret 2025 - 10:00 WIB

Muslim Sukabumi mau puasa Syawal? Ini tanggal, fadhilah dan panduan lengkapnya

Berita Terbaru