sukabumiheadline.com – Intensitas hujan tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Sukabumi memicu serangkaian bencana di wilayah selatan. Akibatnya, banjir bandang, longsor, dan pergerakan tanah dilaporkan terjadi di sejumlah titik, terutama di Kecamatan Nyalindung dan Purabaya, dalam musibah yang terjadi pada Ahad (28/12/2025) lalu.
Dampak bencana tersebut menyebabkan akses jalan utama Sukabumi–Sagaranten mengalami kerusakan parah, retak dan amblas, hingga tidak dapat dilalui secara normal.
Kondisi paling krusial terjadi di Desa Bojongsari, Kecamatan Nyalindung. Akses jalan penghubung antara Kampung Lebak Muncang dan Kampung Karikil terputus total setelah diterjang banjir bandang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Luapan air yang membawa material lumpur dan bebatuan menutup badan jalan, sehingga aktivitas ekonomi dan sosial warga antar kampung lumpuh seketika. Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Nyalindung, Ahmad, membenarkan kejadian tersebut.
Ia menjelaskan curah hujan ekstrem yang berlangsung cukup lama menyebabkan debit air sungai meningkat drastis hingga merusak infrastruktur jalan desa.
“Benar, telah terjadi banjir bandang yang mengakibatkan terputusnya akses jalan perbatasan Kampung Lebak Muncang dan Kampung Karikil di Desa Bojongsari. Hingga malam ini, akses tersebut belum bisa dilalui kendaraan karena kondisinya masih berbahaya,” ujar Ahmad, dalam keterangannya dikutip sukabumiheadline.com, Rabu (31/12/2025).
Selain berdampak pada permukiman warga, bencana juga mengancam jalur raya provinsi Sukabumi–Sagaranten. Jalur yang menghubungkan Kecamatan Nyalindung dan Purabaya dilaporkan berada dalam kondisi kritis akibat longsor dan pergerakan tanah di sejumlah titik.
Ahmad menyebutkan, badan jalan di beberapa lokasi mengalami retakan memanjang dan kondisi tanah menjadi sangat labil. Ancaman longsor dari tebing di sisi jalan masih tinggi, terutama saat hujan kembali turun dengan intensitas tinggi.
“Di jalan raya provinsi Sukabumi–Sagaranten, khususnya lintasan Nyalindung menuju Purabaya, terjadi kombinasi bencana berupa luapan air, longsoran kecil, hingga pergeseran tanah. Kami mengimbau pengendara, terutama kendaraan berat, untuk ekstra waspada karena kondisi tanah masih labil,” katanya.









