26.5 C
Sukabumi
Sabtu, Mei 4, 2024

Ternyata Ini Penyebab Ledakan Tabung CNG di Cibadak Sukabumi, Kepsek SD Korban Tewas

sukabumiheadline.com l Peristiwa pilu meledaknya tabung gas...

Honda AMAX 160, skutik futuristik performa unggul jadi penantang Yamaha Aerox

sukabumiheadline.com - Honda kembali menggebrak pasar skutik...

Jadwal, Rute dan Tarif DAMRI Sagaranten, Tegalbuleud, Surade dan Palabuhanratu

sukabumiheadline.com l DAMRI terus memperkuat konektivitas dengan...

Asal usul Lebaran Haji dan Perbedaan Idul Fitri dengan Idul Adha

KhazanahAsal usul Lebaran Haji dan Perbedaan Idul Fitri dengan Idul Adha

sukabumiheadline.com l Hari raya Idul Adha sering kali disebut juga dengan istilah Lebaran Haji. Namun, salah satu hari besar umat Islam ini identik dirayakan dengan prosesi penyembelihan hewan kurban bagi Muslim yang mampu menunaikannya. Itulah sebabnya, Idul Adha bukan hanya disebut Lebaran Haji, tetapi juga hari raya kurban.

Umat Islam di seluruh dunia memperingati Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah setiap tahun Hijriyah. Pelaksanaan hari raya ini dilakukan dengan cara menunaikan shalat Ied di pagi hari, kemudian dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban.

Pelaksanaan lebaran haji tersebut memang sudah sesuai dengan firman Allah SWT dalam AlQuran surat Al Kausar ayat 2 yang artinya sebagai berikut: “Maka, laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT).

Meski sudah sesuai dalam ayat AlQuran, mungkin sebagian dari Anda masih penasaran dengan sejarah, makna, hikmah, dan perbedaannya dengan Idul Fitri.

Asal Usul Istilah Lebaran Haji

Dilansir oleh resmi Kementerian Agama RI, Idul Adha merupakan gabungan dari kata idul dan adha. Id diambil dari bahasa Arab aada (yauudu) yang artinya kembali.

Sedangkan, adha diambil dari kata adhat yang berasal dari kata udhiyah, artinya kurban. Jadi, Idul Adha bisa diartikan kembali berkurban atau hari raya penyembelihan hewan kurban.

Lantas, mengapa di Indonesia menyebut Idul Adha sebagai lebaran haji?

Dalam laman Kementerian Agama dijelaskan bahwa Idul Adha menandai dua selebrasi rutin (annual celebration) bagi umat Islam, yaitu penyelenggaraan ibadah haji dan ibadah kurban. Itulah sebabnya, Idul Adha sering disebut dengan lebaran haji karena perayaannya bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci.

Karenanya, bagi umat Islam yang berkesempatan menunaikan ibadah haji, kurban termasuk bagian dari prosesi haji itu sendiri.

Namun, bagi umat Islam di Tanah Air dan negara lain, tanggal 10 Dzulhijjah diperingati dengan melaksanakan shalat Ied berjamaah yang dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban.

Selain itu, sehari sebelumnya, yaitu pada 9 Dzulhijjah, jemaah haji di Tanah Suci wajib melaksanakan wukuf di Padang Arafah yang merupakan rukun puncak ibadah haji.

Pada hari itu, semua jemaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk berdoa dan berdzikir hingga matahari terbenam. Selanjutnya, para jemaah haji menuju Muzdalifah untuk bermalam di sana.

Sejarah Idul Adha atau Lebaran Haji

Menurut laman resmi Nahdlatul Ulama (NU), perintah berkurban saat Idul Adha bagi umat Islam yang mampu bermula dari kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan anaknya, yaitu Nabi Ismail untuk menunaikan perintah dari Allah SWT.

Saat Ismail mulai beranjak remaja, Nabi Ibrahim diceritakan sempat bermimpi mengorbankan putra kesayangannya itu dengan cara disembelih. Nabi Ibrahim sempat bingung menyikapi mimpinya tersebut.

Namun, ia tidak lantas mengingkari mimpinya itu. Nabi Ibrahim justru memilih merenung mengenai mimpi tersebut dan memohon petunjuk Allah SWT.

Setelah mimpi yang ketiga, barulah Nabi Ibrahim meyakini bahwa mimpi itu merupakan perintah dari Allah dan harus dilakukan. Nabi Ibrahim dikenal sebagai sosok yang patuh dan taat kepada perintah Allah.

“Sesungguhnya Ibrahim adalah imam (sosok anutan) yang patuh kepada Allah, hanif (lurus), dan bukan termasuk orang-orang musyrik.” QS. An-Na ayat 120.

Nabi yang memiliki julukan Abul Anbiya atau bapak dari para Nabi ini pun akhirnya menyampaikan isi mimpinya kepada sang putra, sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an surat Ash-Shaffat ayat 102 yang artinya:

“Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.”

Melihat ketaatan dan ketakwaan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, Allah SWT kemudian mengganti Nabi Ismail dengan seekor kambing untuk disembelih.

Selanjutnya, daging kambing tersebut dibagikan kepada umat Muslim yang membutuhkan. Itulah asal mula Idul Adha atau lebaran haji yang dilaksanakan oleh umat Islam di setiap tahunnya.

Seperti yang telah disebutkan, penyebutan lebaran haji untuk Idul Adha tidak terlepas dari pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci pada bulan Dzulhijjah.

Perbedaan Idul Fitri dan Idul Adha

Lantas, apa bedanya dengan perayaan Idul Fitri? Melansir laman resmi Nahdlatul Ulama, Idul Fitri artinya kembali bersih setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan selama sebulan penuh. Sedangkan, Idul Adha artinya kembali bersih bagi orang-orang yang menjalankan ibadah haji dan berkurban.

Pada kedua hari raya ini, di antara amalan yang disunahkan bagi umat Islam di seluruh dunia yaitu menghidupkan malam hari raya dengan beribadah kepada Allah SWT.

Banyak cara yang bisa dilakukan oleh umat Islam untuk beribadah di malam hari sebelum hari Raya, seperti shalat berjamaah, berdzikir, membaca AlQuran, dan mengumandangkan takbir.

Adapun, pelaksanaan Lebaran Haji juga membutuhkan persiapan lain, khususnya bagi Anda yang berniat untuk berkurban. Sebab, itu artinya Anda harus mengumpulkan dana yang cukup untuk menunaikan rukun Islam kelima dan membeli hewan kurban.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer