Bukan Kampung Adat, Ternyata Ada Kampung di Hutan Belantara Sukabumi Dihuni Warga yang Nekad

- Redaksi

Minggu, 9 Juli 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penduduk kampung terpencil di Sukabumi rela hidup di pedalaman hutan dan terisolasi. l Tangkap layar YouTube.com/Dijawa Vibes

Penduduk kampung terpencil di Sukabumi rela hidup di pedalaman hutan dan terisolasi. l Tangkap layar YouTube.com/Dijawa Vibes

sukabumiheadline.com – Siapa sangka ternyata ada sejumlah penduduk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang menghuni sebuah kampung terpencil. Mereka bahkan rela menetap di pedalaman hutan karena alasan tertentu.

Nama kampung tersebut, adalah Cirusit. Kampung ini berada di tengah hutan dan dikelilingi oleh hamparan ladang dan sawah milih penduduk kampung yang hijau dan asri.

Akses jalan untuk mencapai kampung ini luar biasa curam, terjal, dan licin. Bahkan jika hujan, penduduk di kampung terpencil ini tak bisa ke mana-mana. Mereka bak terkurung di dalam hutan belantara.

Meskipun demikian, mereka tetap rela hidup di kampung tersebut demi mendapat penghasilan untuk menyambung hidup.

Uniknya, ternyata warga Kampung Cirusit memiliki alasan kenapa mereka sampai nekad tinggal di tengah hutan. Hal itu diungkap dalam kanal youtube Petualangan Alam Desaku, dikutip sukabumiheadline.com, Ahad (9/7/2023).

Diketahui, Kampung Cirusit terletak di Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.

Dalam video tersebut, salah seorang penduduk mengaku bahwa sebagian penduduk di kampung ini sebenarnya memiliki rumah lain yang lokasinya berada di dekat desa.

Baca Juga :  Akhir Pekan dan Libur Sampah Berserakan di Pantai, Bupati Sukabumi: Program Akan Sia-sia

Namun begitu, sejumlah penduduk lainnya memang hanya memiliki rumah di kampung terpencil tersebut.

Adapun, alasan penduduk memilih menetap di Kampung Cirusit ini adalah karena harus menjaga sawah atau ladang mereka dari hama.

Hal itu karena banyak hama yang sering menyerang ladang dan sawah penduduk, seperti burung dan babi hutan. Itulah alasan kenapa mereka memilih menetap di dalam hutan.

Namun, jika ladang sedang kosong atau diistirahatkan (tidak menanam), sebagian penduduk akan pulang ke rumahnya yang ada di pemukiman bawah.

Berita Terkait

Pengakuan Ramdani, pria asal Simpenan Sukabumi dibekuk polisi di Sulawesi Selatan
Innalillahi, rumah ustadz di Surade Sukabumi ludes terbakar
Miris, sebab jalan rusak parah, warga Sukabumi sakit harus ditandu
Masa depan Sukabumi Utara menurut Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi dan Wamendagri
Terima masukan KDM, DPRD Kabupaten Sukabumi tetapkan Perubahan APBD 2025
4 pejabat DLH Kabupaten Sukabumi ditahan di Rutan Kebonwaru dan Lapas Sukamiskin
Banjir rusak bangunan dan fasilitas Ponpes Al-Masthuriyah Sukabumi
KDM kritik pedas postur anggaran Kabupaten Sukabumi: Nepi ka kiamat moal anggeus!

Berita Terkait

Rabu, 17 September 2025 - 01:30 WIB

Pengakuan Ramdani, pria asal Simpenan Sukabumi dibekuk polisi di Sulawesi Selatan

Senin, 15 September 2025 - 14:32 WIB

Innalillahi, rumah ustadz di Surade Sukabumi ludes terbakar

Minggu, 14 September 2025 - 00:52 WIB

Miris, sebab jalan rusak parah, warga Sukabumi sakit harus ditandu

Sabtu, 13 September 2025 - 00:16 WIB

Masa depan Sukabumi Utara menurut Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi dan Wamendagri

Jumat, 12 September 2025 - 18:42 WIB

Terima masukan KDM, DPRD Kabupaten Sukabumi tetapkan Perubahan APBD 2025

Berita Terbaru

OKI adalah organisasi internasional yang terdiri dari 57 negara anggota. OKI rutin menggelar pertemuan setiap tahun. Sejarah berdirinya OKI berawal dar pembakaran Masjid Al-Aqsa di Yerusalem - AFP PHOTO / YASIN AKGUL

Internasional

Respons Israel, OKI akan bentuk NATO versi negara Muslim

Rabu, 17 Sep 2025 - 16:49 WIB