23.1 C
Sukabumi
Jumat, April 26, 2024

Paman Anwar Usman langgar etik lagi, MKMK kembali beri sanksi

sukabumiheadline.com - Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK)...

Honda dan Suzuki Ketar-ketir, Yamaha Vinoora 125 Dirilis, Desain Retro dan Lampu Unik

sukabumiheadline.com l Yamaha resmi memperkenalkan skutik baru...

Ternyata Ini Penyebab Ledakan Tabung CNG di Cibadak Sukabumi, Kepsek SD Korban Tewas

sukabumiheadline.com l Peristiwa pilu meledaknya tabung gas...

Catatan 100 Hari Bupati dan Wabup Sukabumi, 5 Lelucon Silent Center Disnakertrans

LIPSUSCatatan 100 Hari Bupati dan Wabup Sukabumi, 5 Lelucon Silent Center Disnakertrans

sukabumiheadline.com l Pemerintah Kabupaten Sukabumi pada Kamis, 10 Juni 2021 lalu secara simbolis meluncurkan program Silent Center.

Silent Center sendiri digagas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi, sebagai bagian dari Program 100 Hari pasangan Bupati-Wakil Bupati pemenang Pilkada 2020, Marwan Hamami-Iyos Somantri.

Silent Center adalah akronim dari Sukabumi Integrated Labour and Employment Center (Pusat Pelayanan Ketenagakerjaan Sukabumi yang Terintegrasi).

Program ini diklaim sebagai inovasi pemerintah dalam mengintegrasikan informasi lowongan pekerjaan, sehingga para pencaker mudah mencari kerja. Silent Center dapat diakses di situs resmi milik pemerintah disnakertrans.sukabumikab.go.id.

SILENT CENTER
Tangkapan layar portal Silent Center.

Dikutip dari siaran pers akun Facebook Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Wakil Bupati Iyos Somantri yang secara langsung meresmikan peluncuran program tersebut, lewat seremoni pemukulan gong di salah satu hotel kawasan Selabintana.

Dalam sambutannya, Iyos Somantri mengatakan saat ini pelayanan publik bergerak dengan sangat dinamis mengikuti perkembangan di era Revolusi Industri 4.0 di mana masyarakat sangat bergantung pada teknologi Informasi.

“Kita ingin para pencari kerja bisa mendapatkan informasi kerja melalui link terintegrasi antara pengusaha dan instansi terkait melalui Silent Center ini sehingga bisa memudahkan,” ungkap Iyos.

Namun berdasarkan pantauan hingga Selasa, 29 Juni 2021 malam, Silent Center yang sudah di-launching itu nampak belum sepenuhnya berfungsi maksimal. Bahkan klaim pemerintah dalam siaran persnya yang menyebut bahwa program ini berbentuk aplikasi, saat dicari di platform Play Store dan sejenisnya, tak ditemukan Silent Center. Yang ada hanya situs yang menempel pada portal resmi sukabumikab.go.id.

Hal ini pun cukup menuai reaksi hingga aktivis menyebutnya sebagai program lelucon. Hasil observasi sukabumiheadline.com dirangkum dalam lima fakta seputar Silent Center tersebut. Berikut ulasannya.

1. Akronim Silent Disoal Legislatif

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar menilai pemilihan nama “Silent” seolah tidak mencerminkan keterbukaan informasi. Apalagi, kata Hera, ini berkaitan langsung dengan program 100 hari Bupati-Wakil Bupati.

“Dari segi nama saja, sangat aneh bila di era keterbukaan informasi hari ini lebih memilih akronim Silent. Terdengar kurang cocok. Itu kan bahasa Inggris yang bila diartikan kurang lebih maknanya “diam” atau “sunyi”,” cetus Hera.

2. Launching Hanya Pengenalan

sukabumiheadlines.com pada Senin, 28 Juni 2021 menyambangi Kantor Disnakertrans untuk meminta penjelasan langsung kepada kepala dinas Dadang Budiman mengenai program ini. Namun, yang menerima adalah Tatang Arifin, Kepala Seksi Pelayanan Antar Kerja lantaran atasannya itu dikabarkan sedang tak ada di ruang kerjanya.

Saat diwawancarai, Tatang menjelaskan bahwa launching Silent Center beberapa waktu lalu hanyalah sebuah sosialisasi atau pengenalan. “Yang paling kita utamakan itu lowongan kerja dulu,” ungkap Tatang.

3. Ironis, Hampir Semua Lowongan Kerja Bukan di Sukabumi

Jika dilihat di situs Silent Center, di menu lowongan pekerjaan baru ada dua perusahaan asal Sukabumi yang membuka peluang kerja. Yakni PT Yuda Kencana dan PT Glostar Indonesia Cikembar. Selebihnya, adalah lowongan kerja di DKI Jakarta, Jawa Tengah, hingga Sumatera.

SILENT CENTER
Tangkapan layar portal Silent Center.

Selanjutnya di menu bursa kerja atau Job Fair, tercantum beberapa perusahaan-perusahaan multinasional. Ada yang disertai gambar dan tidak. Ironisnya, lowongan kerja yang muncul dari luar daerah ini tak menjadi solusi maraknya praktik pungli terhadap para pencaker di Sukabumi.

“Di kita belum ada (lowongan). Udah kita tanya ke perusahaan, belum ada lowongan. Sebelum ada Silent Center itu PT yang ada di Sukabumi input lowongan ke pusat. Nah, sekarang mah di sini. Sekarang kendalanya perusahaan belum menerima pegawai baru,” sambung Tatang.

4. Apa Itu “keybords”?

Jika masuk pada menu lowongan kerja, selanjutnya akan masuk pada laman daftar perusahaan yang sedang melakukan rekrutmen. Dan jika diteliti di kolom pencarian, akan telihat kalimat “Job keybords” tepat di sebelah kiri tombol Submit.

Tangkapan layar portal Silent Center.

Jika mengacu pada Bahasa Inggris, penulisan yang paling mendekati kata “keybords” adalah “Keyboard” yang berarti papan ketik atau “Keyword” yang berarti kata kunci. Sementara ini tim sukabumiheadlines.com tidak menemukan arti maupun makna dari kata “keybords”.

5. Anggaran Misterius

sukabumiheadlines.com pun sempat menanyakan berapa besaran anggaran pemerintah yang digelontorkan untuk membuat dan mengelola Silent Center. Tatang Arifin tak menampik dirinya mengetahui berapa besaran anggaran. Termasuk kapan proyek Silent Center ini digarap pihak ketiga, konsultan, hingga masuk proses lelang.

Namun, Tatang segan menyebutkan karena merasa itu bukan kapasitasnya, melainkan kapasitas pejabat sekelas kepala dinas. Tatang tak menyebutkan nama perusahaan rekanan, kapan proyek itu dilelang, dan berapa besaran anggaran yang dikucurkan.

sukabumiheadlines.com kemudian mencoba menghubungi Kepala Disnakertrans Dadang Budiman untuk meminta penjelasan secara resmi, baik melalui pesan singkat maupun melalui telepon. Namun sayang hingga kini belum kunjung ada jawaban.

Lelucon Menurut Aktivis

Koordinator Lintas Aktivis Sukabumi (LAS) Isep Ucu Agustina menyebut Silent Center umpama sebuah lelucon. Pasalnya, Isep menilai gelontoran anggaran yang sudah kadung dikucurkan ternyata tak sesuai dengan ekspektasi.

“Apalagi ini ada seremoni peresmian. Sudah didanai, diresmikan oleh Wakil Bupati, tapi ternyata hasilnya tak sesuai harapan. Padahal kita tahu masih banyak masyarakat Kabupaten Sukabumi yang butuh lapangan pekerjaan. Terus ada kesalahan ketik atau typo. Katanya bicara digitalisasi, revolusi industri 4.0, tapi penggunaan istilah bahasa Inggris saja salah. Apalagi namanya kalau bukan lelucon,” kata Isep pemuda kelahiran Kecamatan Simpenan tersebut.

“Kemudian perlu dicatat. Pemerintah menyebut ini adalah aplikasi. Saya cek di platform Play Store dan sejenisnya tidak ada aplikasi itu. Yang ada hanya portal resmi pemerintah berbasis website. Atau jangan-jangan tidak bisa membedakan antara aplikasi atau bukan,” pungkas Isep.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer