Catatan Lengkap Ramalan Jayabaya Soal Gempa Megathrust yang Memakan Banyak Korban Jiwa

- Redaksi

Senin, 30 Januari 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rumah ambruk akibat gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat. l Istimewa

Rumah ambruk akibat gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat. l Istimewa

sukabumiheadline.com – Prabu Jayabaya adalah Raja Kediri yang bertahta pada 1135 – 1159 Masehi. Ia dikenal karena banyak ramalannya disebut terbukti terjadi atau (secara kebetulan) menjadi kenyataan.

Konon, salah satu ramalannya yang dianggap menjadi nyata adalah keberadaan transportasi publik kereta api yang berkembang pesat di Pulau Jawa. Baca lengkap: Ramalan Jayabaya, Pulau Jawa Terbelah dan Tenggelam

Sementara, yang banyak diberitakan saat ini adalah soal ramalan akan adanya bencana besar berupa gempa bumi yang memakan banyak korban. Selain ramalan gempa bumi, Jayabaya juga meramalkan bakal ada bencana alam dan cuaca yang tidak menentu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ramalan Prabu Jayabaya itu tercantum dalam beberapa naskah antara lain Serat Jayabaya Musarar, Serat Pranitiwakya, Babad Tanah Jawi dan lain sebagainya.

Salah satu ramalannya berbunyi: “Akeh ingkang gara-gara. Udan salah mangsa prapti. Akeh lindhu lan grahana. Dalajate salin-salit. Pepati tanpa aji. Anutug ing jaman sewu, Wolung atus ta iya Tanah Jawa pothar pathir, Ratu Kara Murka Kuthila pan sirna“.

Baca Juga :  Ratusan Rumah di Kota Sukabumi Terdampak Bencana, Kerugian Miliaran Rupiah

Catatan di atas berarti: “Banyak kejadian dan peristiwa alam maupun dalam kehidupan masyarakat manusia yang luar biasa. Musim penghujan tidak teratur dan sering datang dengan curah hujan tinggi (kebanjiran) hingga tidak ada curah hujan sama sekali (kekeringan).”

Gempa bumi sering terjadi dan menelan banyak korban jiwa manusia, ternak, dan harta benda, demikian juga sering terjadi fenomena alam misterius yakni terjadinya gerhana bulan, dan gerhana matahari.”

Ia meramalkan, masa penuh bencana ini akan penuh dengan penderitaan di mana orang-orang terlindas oleh para penguasa licik dan sewenang-wenang. Masyarakat juga tidak peduli pada sesamanya, pada ketidakadilan yang merajalela di muka bumi.

Kemudian, dijelaskan Mas’ud Thoyib Adiningrat, Budayawan Jawa yang juga Pengageng Kedaton Jayakarta, di tengah masa-masa gelap itu, Jayabaya meramalkan datangnya sosok penyelamat, seorang “Satria Piningit”.

Tapi, setelah masa yang paling berat itu, akan datang zaman baru, zaman yang penuh kemegahan dan kemuliaan. Zaman Keemasan Nusantara. Dan zaman baru itu akan datang setelah datangnya sang Ratu Adil, atau Satria Piningit,” jelas Mas’ud.

Baca Juga :  Tebing Longsor di Bojonggaling Sukabumi Terjang Rumah dan Tutupi Jalan

Adapun, dalam bait naskahnya, Jayabaya menyebutkan ciri-ciri sosok Satria Piningit:

Akan ada dewa tampil berbadan manusia berparas seperti Batara Kresna berwatak seperti Baladewa bersenjata trisula wedha (bait 159). Akan ada dewa berbadan manusia”: menyebutkan bahwa Satria Piningit berwujud seperti kita manusia biasa, tetapi sejatinya beliau adalah dewa. untuk mengetahui sejatinya seseorang tidaklah mudah, kecuali sesamanya atau lebih tinggi derajatnya. itulah yg menyebabkan Satria Piningit,” jelas Mas’ud lagi.

Sosok Satria Piningit ini, menurut Mas’ud, memiliki paras tampan Batara Kresna, seorang dewa dan berwatak tegas.

Menyebutkan bahwa paras Satria Piningit itu seperti Batara Kresna (tampan, berwibawa) dan berawatak tegas seperti Baladewa,” jelasnya.

Mas’ud juga menjelaskan soal “senjata Trisula Wedha yang diduganya sebagai sebuah kiasan. Trisula Wedha, dimaknai secara tersirat karena tidak mungkin Satria Piningit yang dipingit itu membawa trisula ke mana-mana, akan terlihat mencolok yang menyebabkan dirinya tidak piningit lagi.

Karenanya, menurut Mas’ud, pemaknaan Trisula Wedha secara garis besar bisa dimaknai tiga jadi satu, seperti ilmu amal dan iman, atau bumi langit dan isinya. Hal ini sesuai dengan sifat-sifat mulia yang lekat dengan banyak dewa-dewa Hindu.

Berita Terkait

Kisah pria Eropa jatuh cinta kepada penari asal Sukabumi saat Menara Eiffel di Paris diresmikan
Hutan Samida dan arti catatan Prabu Surawisesa di Prasasti Batu Tulis Bogor
Profil Bill Gates, pendiri Microsoft kunjungi Indonesia punya menantu Muslim
2022 terendah, turun naik jumlah calhaj asal Kabupaten Sukabumi 2021-2025
Sanjaya, Raja Mataram ternyata orang Sunda berkuasa 717 M
Kisah Ketum GRIB Jaya Hercules mualaf, kini mengaku rajin ibadah
Dedi Mulyadi kena batunya, jadi syarat terima bansos di Jabar ternyata vasektomi haram
Profil Subang Larang, nama Muslimah diajukan budayawan Cirebon ke KDM gantikan Bale Jayadewata

Berita Terkait

Selasa, 13 Mei 2025 - 01:30 WIB

Kisah pria Eropa jatuh cinta kepada penari asal Sukabumi saat Menara Eiffel di Paris diresmikan

Minggu, 11 Mei 2025 - 01:16 WIB

Hutan Samida dan arti catatan Prabu Surawisesa di Prasasti Batu Tulis Bogor

Jumat, 9 Mei 2025 - 13:45 WIB

Profil Bill Gates, pendiri Microsoft kunjungi Indonesia punya menantu Muslim

Jumat, 9 Mei 2025 - 04:14 WIB

2022 terendah, turun naik jumlah calhaj asal Kabupaten Sukabumi 2021-2025

Minggu, 4 Mei 2025 - 10:00 WIB

Sanjaya, Raja Mataram ternyata orang Sunda berkuasa 717 M

Berita Terbaru

Gadget

Kenalkan, HP murah Realme C75 5G/128 GB baterai 6.000 mAh

Rabu, 14 Mei 2025 - 13:00 WIB