Cerita Lansia di Bojonggenteng Sukabumi, Jadi Pemulung dan Rawat Suami Lumpuh

- Redaksi

Senin, 14 Februari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mak Uay. l Maya Safarina

Mak Uay. l Maya Safarina

SUKABUMIHEADLINES.com l BOJONGGENTENG – Kisah pilu pasutri di Kampung Cibodas/Desa Cibodas, Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi. Oban Sobarudin (80) hidup berdua istrinya, Mak Uay (60).

Meski usianya sudah renta ia tetap harus mencukupi kebutuhan hidup dengan mencari barang bekas untuk kebutuhan makan sehari-hari.

Namun, malangnya, semenjak kaki Oban mengalami lumpuh dan tak bisa mencari barang bekas lagi, kini hanya sang istri yang banting tulang mencari barang bekas.

Diakuinya, penghasilan dari mencari bekas hanya Rp30 ribu per hari dan itupun tidak menentu. ”Kalau mencari barang bekas hanya cukup untuk makan sehari hari,” jelas
Uay kepada sukabumiheadlines.com,Senin (14/2/2022).

pak trisna
Uay dan Oban Sobarudin. l Maya Safarina

Ia menambahkan, penghasilan dari mencari barang bekas hanya cukup untuk makan saja. “Boro-boro untuk pengobatan aki (kakek). Bukannya saya tak mau membawa suami berobat, tapi penghasilan dari mencari barang bekas hanya cukup untuk makan, untuk berobat aki kami tidak punya biaya,” keluh Uay.

Baca Juga :  38 nama desa unik di Sukabumi, ada yang mirip majelis taklim

Ia hanya berharap bisa mendapatkan bantuan dari siapapun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya pengobatan suaminya. “Dulu sempat mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa BLT (bantuan langsung tunai), tapi sekarang tidak ada bantuan apapun lagi,” akunya lebih jauh.

Uay hanya bisa berharap ada yang peduli terhadap mereka dan untuk biaya pengobatan suaminya. Terlebih, kondisi fisik Uay yang mulai sering sakit-sakitan.

“Saya mulai sering sakit-sakitan, tapi kalau saya tidak mencari barang bekas, siapa lagi yang akan mencukupi untuk makan. Apalagi kondisi suami yang tak bisa beraktivitas seperti biasanya. Saya sedih,” pungkasnya lirih.

Berita Terkait

Pengakuan Ramdani, pria asal Simpenan Sukabumi dibekuk polisi di Sulawesi Selatan
Innalillahi, rumah ustadz di Surade Sukabumi ludes terbakar
Miris, sebab jalan rusak parah, warga Sukabumi sakit harus ditandu
Masa depan Sukabumi Utara menurut Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi dan Wamendagri
Terima masukan KDM, DPRD Kabupaten Sukabumi tetapkan Perubahan APBD 2025
4 pejabat DLH Kabupaten Sukabumi ditahan di Rutan Kebonwaru dan Lapas Sukamiskin
Banjir rusak bangunan dan fasilitas Ponpes Al-Masthuriyah Sukabumi
KDM kritik pedas postur anggaran Kabupaten Sukabumi: Nepi ka kiamat moal anggeus!

Berita Terkait

Rabu, 17 September 2025 - 01:30 WIB

Pengakuan Ramdani, pria asal Simpenan Sukabumi dibekuk polisi di Sulawesi Selatan

Senin, 15 September 2025 - 14:32 WIB

Innalillahi, rumah ustadz di Surade Sukabumi ludes terbakar

Minggu, 14 September 2025 - 00:52 WIB

Miris, sebab jalan rusak parah, warga Sukabumi sakit harus ditandu

Sabtu, 13 September 2025 - 00:16 WIB

Masa depan Sukabumi Utara menurut Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi dan Wamendagri

Jumat, 12 September 2025 - 18:42 WIB

Terima masukan KDM, DPRD Kabupaten Sukabumi tetapkan Perubahan APBD 2025

Berita Terbaru

OKI adalah organisasi internasional yang terdiri dari 57 negara anggota. OKI rutin menggelar pertemuan setiap tahun. Sejarah berdirinya OKI berawal dar pembakaran Masjid Al-Aqsa di Yerusalem - AFP PHOTO / YASIN AKGUL

Internasional

Respons Israel, OKI akan bentuk NATO versi negara Muslim

Rabu, 17 Sep 2025 - 16:49 WIB