21.7 C
Sukabumi
Rabu, April 24, 2024

Tebing Palagan Bojongkokosan Sukabumi longsor timpa jalan

sukabumiheadline.com - Musibah longsor terjadi di kawasan...

Cerita Pilu di Balik Rumpun Bambu, Nestapa Wanita Kampung Cisarua Sukabumi

LIPSUSCerita Pilu di Balik Rumpun Bambu, Nestapa Wanita Kampung Cisarua Sukabumi

SUKABUMIHEADLINE.com l GEGERBITUNG – Keterbatasan dan kerusakan infrastruktur jalan sangat berdampak ke berbagai bidang dalam kehidupan masyarakat. Terlebih, bagi warga kampung yang hidup di pelosok daerah. Persoalan yang dihadapi warga tak lagi sekadar jaringan internet yang kerap kerlip, tapi sudah menyangkut kesehatan fisik dan keselamatan nyawa menjadi taruhannya.

Alasan keterbatasan anggaran dan luasnya wilayah, kerap menjadi dalih klise ketertinggalan suatu desa atau penyebab rusaknya infrastruktur jalan desa dan lainnya.

Bahkan, tarik menarik kepentingan politik di level desa sekalipun, kerap kali menjadikan warga tak berdosa sebagai korbannya. Tak jarang, kepala desa (Kades) yang memenangi kontestasi pemilihan kepala desa (Pilkades) kemudian menganaktirikan warga yang dianggap tidak mendukungnya.

Sementara, di sisi lain, warga setiap hari harus dihadapkan dengan satu persoalan saja yang bahkan bisa selama puluhan tahun tidak terselesaikan, jalan rusak.

Kondisi tersebut dirasakan hampir semua warga di banyak desa di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Seperti halnya warga Kampung Cisarua RT 04/02, Desa Sukamanah, Kecamatan Gegerbitung.

Nestapa Wanita Cisarua

Kampung Cisarua RT 04/02, Desa Sukamanah, berada di Kecamatan Gegerbitung. Letaknya terpencil, jauh dari hiruk pikuk keramaian kota. Kampung ini berada di sebuah dataran rendah yang bahkan nyaris tertutup rimbunnya pepohonan.

Wanita Kampung Cisarua, Desa Sukamanah, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi. l Istimewa

Karenanya, tak heran jika untuk mencapai kampung tersebut harus melewati jalanan sempit sejauh sekira tiga kilometer yang licin dan berlumpur ketika hujan, atau berdebu ketika musim kemarau.

Bahkan, di beberapa titik terlihat tebing curam di sisi jalan yang longsor, sehingga membahayakan jika melintasinya di saat musim hujan atau malam hari.

Wajar jika kaum wanita di kampung ini bukan sekali saja mengalami pengalaman memilukan, terutama mereka yang tengah menderita sakit atau tengah mengandung.

“Kondisi ini sudah 20 tahun. Kami sangat kesulitan apalagi jika ada warga yang sakit atau lagi hamil,” ujar salah seorang wanita yang menolak di sebutkan namanya kepada sukabumiheadline.com, Ahad (30/10/2022).

Sementara, salah seorang pemuda Kampung Cisarua, Dendi Lesmana, mengamini jika Jalan Desa tersebut sudah lebih dari 20 tahun kondisinya dibiarkan tak terurus.

“Betul, 20 tahun lebih. Seingat saya sih dari saya kecil kondisinya gak berubah sampai sekarang. Dari saya umur empat tahun kayaknya,” kata pemuda berusia 24 tahun itu.

Jalan Desa di Kampung Cisarua, Desa Sukamanah, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi. l Dendi Lesmana

Karenanya, Dendi berharap pemerintah setempat memberikan perhatian lebih kepada warga kampungnya. Mengingat, warga kerap mengalami kesulitan ketika harus membawa warga lainnya yang menderita sakit.

“Kasihan kalau ada warga yang sakit, harus digotong atau naik sepeda motor. Terlebih sekarang titik longsor aja ada tiga,” jelasnya.

“Saya sangat kasihan sama ibu-ibu yang lagi hamil. Sementara, mobil susah masuk karena jalan sempit. Kalau kondisi hujan, pasien mau gak mau harus digotong,” kata pemuda yang baru setahun pulang dari merantau ke kampung halamannya itu.

Satu-satunya Akses Jalan

Ditambahkan Dendi, jalan setapak tersebut merupakan satu satunya akses jalan bagi warga untuk berbagai macam aktivitas sehari-hari. Dari mulai pelajar berangkat ke sekolah hingga warga yang menjual berbagai hasil pertanian mereka.

Jalan Desa di Kampung Cisarua, Desa Sukamanah, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi. l Dendi Lesmana

“Ini satu satunya akses jalan. Setiap hari warga menggunakan jalan itu untuk berbagai kegiatan, seperti berangkat ke sekolah atau menjual hasil pertanian mereka,” jelas Dendi.

Diakuinya, Dendi selama ini bekerja mencari nafkah di luar daerah dan baru sejak 2021 lalu ia memutuskan kembali ke kampungnya untuk merintis usaha di bidang pertanian.

“Saya sendiri sengaja pulang merantau karena ingin memulai usaha pertanian di kampung. Saya berharap, kepada Bupati Sukabumi, Camat Gegerbitung, atau Kepala Desa Sukamanah, tolong perhatikan kampung kami,” harap Dendi.

“Saya ingin mulai membuka usaha pertanian, saya berharap dukungan berupa perbaikan jalan, agar kami para pemuda di sini bisa lebih produktif lagi membangun desa kami,” pungkasnya.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer