Dihasut Resi Bungsu, Raja Pajajaran mencekal dakwah Syekh Siti Jenar

- Redaksi

Jumat, 21 Juni 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Syekh Siti Jenar - Istimewa

Ilustrasi Syekh Siti Jenar - Istimewa

sukabumiheadline.com – Syekh Siti Jenar (artinya: tanah merah) yang memiliki nama Abdul Jalil dan nama kecil San Ali (juga dikenal dengan nama Sunan Jepara, Sitibrit, Syekh Lemahbang, Syekh Jabarantas) adalah seorang tokoh sufi asal Jawa dan salah seorang penyebar agama Islam di Pulau Jawa, khususnya di Kabupaten Demak.

Raden Abdul Jalil atau Syekh Siti Jenar lahir pada 1426 di Persia, dan meninggal dunia di Demak pada 1517. Ayahnya, Datuk Sholeh, dikenal sebagai ahli Sunnah. Seorang Wali Songo yang diganti karena telah mencapai maqom atau derajat Jadzab; Waliyul Ilm sebelum maqom Jadzab. Baca lengkap: Kisah hidup, silsilah dan pemikiran progresif Syekh Siti Jenar hingga dihukum mati

Dikisahkan dalam El-Ghuyanie, meskipun pada awalnya Syekh Siti Jenar diperbolehkan mendirikan cabang Pesantren Lemah Abang di wilayah Pajajaran, akan tetapi dikemudian hari, yaitu selepas beberapa cabang Pesantren Lemah Abang yang didirikan telah digandrungi orang. Hal itu pada gilirannya membuat Pajajaran mengambil langkah untuk mencekalnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Peristiwa pencekalan inilah yang dikemudian hari membelokan dakwah Syekh Siti Jenar ke wilayah bagian timur Cirebon, berdakwah di daerah kekuasaan Majapahit dan Demak.

Pencekalan Dakwah Syekh Siti Jenar di wilayah Pajajaran bermula karena hasutan Resi Bungsu, dahulu Resi Bungsu pernah mencoba melengserkan kedudukan Ki Kedeng Alang-Alang (Ki Danusela) sebagai Penguasa di Caruban, akan tetapi usaha tersebut digagalkan oleh Pangeran Cakrabuana.

Baca Juga :  Kisah hidup, silsilah dan pemikiran progresif Syekh Siti Jenar hingga dihukum mati

Selain itu, ia juga merasa dendam terhadap Syekh Siti Jenar karena membuat anaknya yang bernama Raden Anggaraksana masuk Islam. (El-Ghuyanie, hlm 149-150).

Baca Juga:

Resi Bungsu melancarkan aksinya dengan mempengaruhi Pangeran Surawisesa selaku Putra Mahkota Kerajaan Pajajaran, sehingga sang Pangeran yang memang tidak menyukai kedekatan kakaknya Pangeran Cakrabuana dengan orang-orang Demak dan Islam.

Resi Bungsu berharap Surawisesa dapat meyakinkan ayahnya Prabu Siliwangi untuk memblokade dakwah orang-orang Islam di Pajajaran termasuk dakwah Syekh Siti Jenar melalui Cabang Pesantrennya yang telah berdiri di wilayah Pajajaran. (El-Ghuyanie, hlm 151)

Intrik di dalam Kerajaan Pajajaran 

Prabu Surawisesa sendiri adalah anak Prabu Siliwangi dengan istrinya Ratu Mayang Sunda. Prabu Surawisesa ini menjadi salah satu tokoh terkemuka karena menjadi Raja Pajajaran.

Sementara, Pangeran Walangsungsang atau kerap disebut Pangeran Cakrabuana merupakan anak pertama Prabu Siliwangi yang lahir dari Subang Larang. Ia begitu terkemuka karena berhasil mendirikan Kesultanan Cirebon.

Bukan hanya itu, Pangeran Walasungsang juga merupakan penguasa di daerah kekuasaan Pajajaran yang pertama-tama memeluk agama Islam.

Pangeran Walangsungsang memiliki adik kandung seorang wanita bernama Dewi Rara Santang, dan adik laki-laki bernama Prabu Kian Santang.

Baca Juga :  Wagra Syailendra, Maung Bodas pengawal Prabu Siliwangi dirikan kerajaan jin di Sukabumi

Berita Terkait: 

Selanjutnya, pencekalan Dakwah Syekh Siti Jenar dilakukan dengan pengerahan kekuatan militer Pajajaran dibeberapa tempat yang menjadi basis pengikut dan pesantren yang didirikan Syekh Siti Jenar di wilayah Pajajaran. Selain mengepung Cabang Pesantren Lemah Abang, Pajajaran juga memblokade Cirebon (El-Ghuyanie-hlm151).

Peristiwa pengerahan kekuatan militer oleh Pajajaran membuat khawatir Pangeran Cakrabuana, oleh karena itu, Pangeran Cakrabuana yang telah mengetahui akar masalah dari ketegangan dengan Pajajaran memerintahkan Syekh Siti Jenar untuk membuka cabang Pesantren yang serupa di wilayah timur Cirebon.

Hal tersebut dilakukan agar Pajajaran tidak lagi menaruh kecurigaan yang berlebihan terhadap misi dan tujuan dakwah dan Pesantren yang didirikan Syekh Siti Jenar di wilayah Pajajaran.

Hal tersebut diperintahkan Pangeran Cakrabuana sebab ia merasa sebelum adanya Cabang Pesantren Lemah Abang di daerah wetan, Pajajaran akan terus-terusan terhasut oleh Resi Bungsu yang selalu mengumbar fitnah bahwa tujuan dibangunnya cabang-cabang Pesantren di Pajajaran semata-mata untuk dijadikan basis kekuatan Cirebon yang tujuan utamanya menaklukan wilayah Pajajaran.

Selepas peristiwa itu, Syekh Siti Jenar mulai mengembangkan dakwahnya ke daerah selatan Jawa Tengah, dikemudian hari Syekh Siti Jenar sukses menancapkan dakwahnya di daerah Pengging yang masuk pada wilayah kekuasaan Majapahit. Bahkan penguasa Pengging masuk Islam dan mengikrarkan diri sebagai muridnya.

Berita Terkait

Keselamatan dan kesehatan kerja menurut Islam
Peneliti temukan fakta-fakta baru di Gunung Padang
Adab dan doa memasuki bangunan tak berpenghuni menurut Islam
Jenis, syarat dan hukum mewakilkan wali nikah melalui chatting atau video call dalam Islam
Mengenal KH Muhammad Ridwanullah, ulama Sukabumi penafsir kitab Alfiyah Ibnu Malik
Mengenal ulama asal Spanyol dan kitab Alfiyah Ibnu Malik buku syair berirama tata bahasa Arab
Kisah haru Marsha Timothy mantap memeluk Islam
Mengintip interior dan mengenal sejarah PLTA Ubrug Sukabumi

Berita Terkait

Rabu, 8 Oktober 2025 - 02:30 WIB

Keselamatan dan kesehatan kerja menurut Islam

Senin, 6 Oktober 2025 - 12:30 WIB

Peneliti temukan fakta-fakta baru di Gunung Padang

Minggu, 5 Oktober 2025 - 00:59 WIB

Adab dan doa memasuki bangunan tak berpenghuni menurut Islam

Jumat, 3 Oktober 2025 - 18:18 WIB

Jenis, syarat dan hukum mewakilkan wali nikah melalui chatting atau video call dalam Islam

Jumat, 26 September 2025 - 03:54 WIB

Mengenal KH Muhammad Ridwanullah, ulama Sukabumi penafsir kitab Alfiyah Ibnu Malik

Berita Terbaru