sukabumiheadline.com – Kota Sukabumi menjadi salah satu kota terdingin di Jawa Barat. Diketahui, salah satu faktornya adalah karena kota ini merupakan salah satu kota yang letaknya paling tinggi ketimbang daerah lain di Tatar Pasundan. Baca selengkapnya: Kota Sukabumi Dingin, Ini 5+5 Daerah Tertinggi di Jawa Barat
Sukabumi secara keseluruhan, baik kota maupun kabupaten, dalam satu bulan terakhir terasa lebih dingin dibandingkan hari-hari pada Januari hingga Juni 2024.
Meskipun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan pernyataan bahwa hawa dingin akhir-akhir ini bukan disebabkan aphelion. Baca selengkapnya: Sepekan terakhir Sukabumi terasa lebih dingin dari biasanya, sampai kapan?
Namun, letak geografis daerah tempat kita tinggal tentunya memengaruhi suhu di wilayah di mana kita menetap. Semakin tinggi dari atas permukaan air laut, maka hawa dingin akan lebih terasa. Baca selengkapnya: Sepekan terakhir Sukabumi terasa lebih dingin dari biasanya, sampai kapan?
Menurut penelusuran sukabumiheadline.com, Kamis (25/7/2024), bukan Kecamatan Palabuhanratu daerah terendah di atas permukaan laut (mdpl). Sementara, Ciambar merupakan kecamatan yang letaknya paling tinggi di antara kecamatan lain di Kabupaten Sukabumi.
Baca Juga: Nasi dingin lebih rendah gula baik untuk penderita diabetes, warga sukabumi wajib tahu
Dalam ulasan ketinggian wilayah kecamatan di bawah, angka 0 menunjukan daerah pesisir pantai dengan ketinggian daratan rata dengan permukaan air laut. Sedangkan angka tertinggi, 1.000, menunjukan daerah perbukitan dan gunung.
Dengan demikian, daerah dengan ketinggian daratan 0-2 mdpl, menunjukkan jika di kecamatan tersebut terdapat kawasan pantai atau pun lembah. Sedangkan tertinggi, yakni 1.300 mdpl menunjukkan keberadaan bukit atau gunung.
Berikut adalah daftar 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi menurut ketinggian di atas permukaan air laut, disusun berdasarkan wilayah yang memiliki permukaan daratan terendah:
- Ciracap 0 – 155 mdpl
- Waluran 0 – 400 mdpl
- Jampang Kulon 0 – 400 mdpl
- Ciemas 0 – 500 mdpl
- Pabuaran 0 – 500 mdpl
- Bantargadung 0 – 500 mdpl
- Lengkong 0 – 600 mdpl
- Simpenan 0 – 600 mdpl
- Cimanggu 0 – 1.000 mdpl
- Tegalbuleud 0 – 1.000 mdpl
- Cidolog 0 – 1.000 mdpl
- Sagaranten 0 – 1.000 mdpl
- Surade 1 – 200 mdpl
- Palabuhanratu 2 – 300 mdpl
- Cisolok 7 – 600 mdpl
- Cidadap 25 – 450 mdpl
- Cibitung 100 – 500 mdpl
- Bojonggenteng 100 – 500 mdpl
- Cikidang 100 – 500 mdpl
- Curug Kembar 100 – 1.000 mdpl
- Cikembar 100 – 1.000 mdpl
- Cikakak 200 – 600 mdpl
- Jampang Tengah 200 – 800 mdpl
- Kabandungan 200 – 1.000 mdpl
- Kalibunder 250 – 400 mdpl
- Warungkiara 300 – 350 mdpl
- Kebonpedes 400 – 700 mdpl
- Parungkuda 400 – 600 mdpl
- Cisaat 500 – 550 mdpl
- Gunungguruh 500 – 550 mdpl
- Caringin 500 – 800 mdpl
- Cicurug 500 – 1.000 mdpl
- Cidahu 500 – 1.000 mdpl
- Parakansalak 500 – 1.000 mdpl
- Cibadak 500 – 1.000 mdpl
- Cicantayan 500 – 1.000 mdpl
- Nyalindung 500 – 1.000 mdpl
- Kalapanunggal 500 – 1.000Â mdpl
- Sukaraja 500 – 1.300 mdpl mdpl
- Sukabumi 500 – 1.300 mdpl
- Nagrak 500 – 1.500 mdpl
- Purabaya 600 – 800 mdpl
- Kadudampit 600 – 900 mdpl
- Gegerbitung 600 – 1.000 mdpl
- Cireunghas 600 – 1.000 mdpl
- Sukalarang 700 – 900 mdpl
- Ciambar 700 – 1.500 mdpl