Dipanggil Sahla, Sudah 30 Wanita Ingin Adopsi Bayi Dibuang di Cisolok Sukabumi

- Redaksi

Kamis, 3 Februari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bidan Ellya Yuningsih saat merawat bayi perempuan yang ditemukan di teras rumah warga Cidahu. l Dok. sukabumiheadlines.com

Bidan Ellya Yuningsih saat merawat bayi perempuan yang ditemukan di teras rumah warga Cidahu. l Dok. sukabumiheadlines.com

SUKABUMIHEADLINES.com l CIKAKAK – Bayi cantik yang ditemukan di teras rumah warga Kampung Cidahu, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat kini dalam perawatan bidan Ellya Yuningsih di Kampung Kurnia RT 03 RW 06, Desa Sukamaju yang juga merupakan istri anggota Polsek Cikakak.

Kepada Sukabumiheadlines.com Ellya mengaku tergugah hati untuk merawat bayi yang ditemukan warga tersebut. “Saya kan profesinya bidan, sudah menjadi kewajiban bidan untuk merawat balita, anak kecil, ibu hamil, nifas, kebetulan ada bayi terlantar ya kenapa enggak untuk dirawat,” ujarnya kepada sukabumiheadlines.com, Kamis (3/2/2022).

Masih kata Ellya, dalam beberapa hari sudah banyak ibu-ibu yang datang ke rumahnya dengan niat ingin mengadopsi, namun tidak diberikannya, dengan alasan sudah dianggap seperti anak sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Banyak yang ke rumah ibu-ibu, lebih dari 30 orang ada, dari kalangan bidan juga ada. Ada yang beralasan sudah lama menikah tapi belum punya anak. Banyak sih yang mau adopsi, tapi sudah saya anggap kayak anak sendiri,” jelasnya.

Baca Juga :  Dicibir DPR, ketua PN puji 3 hakim vonis bebas terdakwa kasus wanita asal Sukabumi tewas

Lanjut bidan yang juga istri dari seorang polisi itu, saat ini kondisi bayi dalam kedaan sehat dan sangat aktif karena sudah mendapat susu formula.

“Alhamdulillah setelah mendapar perwatan di puskesmas dan dibawa kesini, kondisinya bagus, mulai aktif juga, saya kasih susu formula karena kan gak ada ASI,” terangnya.

Masih kata Bidan Ellya, bayi perempuan tersebut sudah diberikan nama panggilan Sahla hampir mirip dengan nama anaknya.

“Udah ada nama panggilan, tapi masih ragu juga, namanya sama kayak anak saya, kan kalau anak saya Sahira, kalau ini Sahla,” bebernya.

Ellya mengaku sudah didatangi oleh Dinas Sosial (Dinsos) dan meminta bayi perempuan tersebut dirawat di panti asuhan, tapi ia menolaknya karena ditakutkan sang bayi tidak kuat dengan perjalanan jauh.

Sehingga Ellya meminta tenggang waktu satu bulan karena sangat berkeinginan merawat bayi tersebut. Namun, sepertinya harapan dan keinginannya harus pudar karena persyaratan yang dikemukakan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sukabumi tidak bisa dipenuhinya.

Baca Juga :  5 Rumah Terdampak, Tanah Longsor di Cisolok Sukabumi

“Kemarin ada dari Kemensos dan Dinsos juga. Sudah berharap saya yang rawat saja jadi anak sendiri, ternyata gak bisa. Harus sesuai prosedur katanya. Karena kan bayi ini sebagai barang bukti untuk melakukan penyelidikan dan itu tidak bisa sembarangan, harus diambil dan dirawat di panti, kemarin saya dikasih waktu tiga hari untuk di ke panti, cuma saya nolak karena kalau perjalanan jauh takutnya bayi tidak kuat,” terangnya.

“Saya tahan sampai satu bulan. Minta waktu satu bulan, baru saya ke panti kan, meskipun sebenarnya berat gitu, pingin saya adopsi sendiri tapi ternyata gak bisa dan prosedurnya harus ke panti. Dan kalaupun mau adopsi harus ada prosedurnya tersendiri. Sebenarnya saya mau untuk menempuh itu, hanya saja kemarin ngobrol dengan Dinsos pun saya sudah tidak termasuk kategori karena sudah memiliki dua anak, udah tidak lolos,” tandasnya.

Berita Terkait

Pengakuan Ramdani, pria asal Simpenan Sukabumi dibekuk polisi di Sulawesi Selatan
Innalillahi, rumah ustadz di Surade Sukabumi ludes terbakar
Miris, sebab jalan rusak parah, warga Sukabumi sakit harus ditandu
Masa depan Sukabumi Utara menurut Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi dan Wamendagri
Terima masukan KDM, DPRD Kabupaten Sukabumi tetapkan Perubahan APBD 2025
4 pejabat DLH Kabupaten Sukabumi ditahan di Rutan Kebonwaru dan Lapas Sukamiskin
Banjir rusak bangunan dan fasilitas Ponpes Al-Masthuriyah Sukabumi
KDM kritik pedas postur anggaran Kabupaten Sukabumi: Nepi ka kiamat moal anggeus!

Berita Terkait

Rabu, 17 September 2025 - 01:30 WIB

Pengakuan Ramdani, pria asal Simpenan Sukabumi dibekuk polisi di Sulawesi Selatan

Senin, 15 September 2025 - 14:32 WIB

Innalillahi, rumah ustadz di Surade Sukabumi ludes terbakar

Minggu, 14 September 2025 - 00:52 WIB

Miris, sebab jalan rusak parah, warga Sukabumi sakit harus ditandu

Sabtu, 13 September 2025 - 00:16 WIB

Masa depan Sukabumi Utara menurut Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi dan Wamendagri

Jumat, 12 September 2025 - 18:42 WIB

Terima masukan KDM, DPRD Kabupaten Sukabumi tetapkan Perubahan APBD 2025

Berita Terbaru

OKI adalah organisasi internasional yang terdiri dari 57 negara anggota. OKI rutin menggelar pertemuan setiap tahun. Sejarah berdirinya OKI berawal dar pembakaran Masjid Al-Aqsa di Yerusalem - AFP PHOTO / YASIN AKGUL

Internasional

Respons Israel, OKI akan bentuk NATO versi negara Muslim

Rabu, 17 Sep 2025 - 16:49 WIB