Hidup dengan Rp5 Ribu Sehari dari Kumis Kucing, Janah Huni Gubuk Reyot di Nagrak Sukabumi

- Redaksi

Rabu, 7 Juli 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mak Janah, nenek asal Kalaparea, Nagrak, Sukabumi pencari kumis kucing. | Adinda Suryahadi

Mak Janah, nenek asal Kalaparea, Nagrak, Sukabumi pencari kumis kucing. | Adinda Suryahadi

SUKABUMIHEADLINE.com l NAGRAK – Mak Janah, nenek usia 65 tahun adalah seorang pencari tanaman kumis kucing. Sehari-hari Mak Janah tinggal di Kampung Cikondang RT 06/01 Desa Kalaparea, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Mak Janah tinggal seorang diri di sebuah gubuk reyot ukuran 4×5 meter. Untuk bertahan hidup, Mak Janah setiap hari mencari tumbuhan kumis kucing (Orthosiphon aristatus) di hutan kaki Gunung Gede Pangrango.

Mak Janah berangkat pukul 08.00 WIB dan turun dari gunung pukul 11.00 WIB. Waktu tempuh dari rumahnya ke tempat mencari kumis kucing kurang lebih satu jam.

Berbekal karung butut, Mak Janah menggendong tanaman kumis kucing basah sampai lima kilogram. Jika cuaca cerah, ia biasa mengeringkan kumis kucing selama tiga hari dan hasilnya mengerucut jadi sekitar satu kilogram. Setelah itu Mak Janah menjualnya seharga Rp15.000.

Sayangnya, itu bukan penghasilan harian. Mak Janah dapat uang Rp15.000 untuk tiga hari, bahkan bisa sampai dua minggu.

Screenshot 2022 08 29 10 34 53 11 726cd6915a5bbed5e00093b2e2a7609b
Mak Janah, nenek asal Kalaparea, Nagrak, Sukabumi pencari kumis kucing. | Adinda Suryahadi

“Untuk makan, suka pinjam beras ke tetangga yang jaraknya cukup jauh dari rumah. Untuk lauknya, metik dedaunan di kebun yang bisa dimasak,” ungkap Mak Janah saat ditemui sukabumiheadline.com.

Selain persoalan kebutuhan sehari-hari, Mak Janah juga sering dihantui rasa was-was saat turun hujan. Ia takut gubuk reyot yang dihuni sewaktu-waktu roboh menimpanya. Meski tetap saja Mak Janah bersyukur bisa tinggal di lahan hibah dari salah seorang dermawan.

Baca Juga :  Sindiran SPN untuk Disnakertrans Soal Wanita Sukabumi Pilih jadi Buruh Pabrik

“Gubuk dibangun hasil dari kuli membersihkan rumput di kebun orang. Nyicil sedikit-sedikit. Dibangun sama satu orang tukang dengan bayaran seikhlasnya. Alhamdulillah ada orang baik yang izinkan saya menempati tanah yang luasnya 10×10 meter,” ungkap Mak Janah. [Adinda Suryahadi]

Berita Terkait

Hingga Maret 2025, puluhan anak dan wanita Kota Sukabumi jadi korban KDRT
Penampakan Jalan Kabupaten rusak di Cisolok Sukabumi jadi kebun pisang
Penemuan mayat pria tanpa busana gegerkan warga Parungkuda Sukabumi
Pemkab rajin giat seremonial, Dewek serukan #SukabumiPesimis
Diprotes warga Surade Sukabumi, Perda 15/2023 direvisi, dinilai bermasalah oleh Kemendagri
DPRD Kabupaten Sukabumi setujui Raperda Perubahan No 15/2023 tentang PDRD
Bocah Sukabumi tenggelam saat mandi di sungai sepulang mengaji akhirnya ditemukan
Bocah 9 tahun hilang tenggelam di sungai Bantargadung Sukabumi

Berita Terkait

Kamis, 24 April 2025 - 02:26 WIB

Hingga Maret 2025, puluhan anak dan wanita Kota Sukabumi jadi korban KDRT

Senin, 21 April 2025 - 00:41 WIB

Penampakan Jalan Kabupaten rusak di Cisolok Sukabumi jadi kebun pisang

Jumat, 18 April 2025 - 18:16 WIB

Penemuan mayat pria tanpa busana gegerkan warga Parungkuda Sukabumi

Jumat, 18 April 2025 - 14:40 WIB

Pemkab rajin giat seremonial, Dewek serukan #SukabumiPesimis

Jumat, 18 April 2025 - 11:11 WIB

Diprotes warga Surade Sukabumi, Perda 15/2023 direvisi, dinilai bermasalah oleh Kemendagri

Berita Terbaru