Islamofobia di Eropa Memburuk, Emmanuel Macron Jadi Sampul Laporan

- Redaksi

Minggu, 2 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Perancis Emmanuel Macron

Presiden Perancis Emmanuel Macron

SUKABUMIHEADLINE.com l Sebuah laporan menyebutkan bahwa kasus Islamofobia di Eropa kian memburuk selama dua tahun terakhir. Gerakan politik sentris dan arus utama di Eropa dinilai melegitimasi penargetan Muslim dengan dalih memerangi ekstremisme.

Demikian laporan bertajuk European Islamophobia Report 2020 yang disusun Enes Bayrakli dan Farid Hafez. Bayrakli, seorang profesor hubungan internasional di Turkish-German University yang berbasis di Istanbul. Sementara Hafez adalah ilmuwan politik dari Georgetown University’s Bridge Initiative.

“Melihat kembali enam tahun terakhir, banyak pengamat akan sepakat bahwa keadaan Islamofobia di Eropa tidak hanya tidak membaik, tapi memburuk, jika tidak mencapai titik kritis,” kata Bayrakli dan Hafez dalam laporan tahunan yang terbitkan sejak 2015, dikutip dari Daily Sabah, Ahad (2/1/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bayrakli mengungkapkan pelecehan terhadap Muslim di dunia maya mengalami peningkatan signifikan. “Ini mengkhawatirkan karena narasi daring tidak tetap daring dan dapat menciptakan iklim serangan fisik terjadi di dunia nyata,” ujarnya.

Dalam laporan 2020, misalnya, Bayrakli dan Hafez menemukan banyak berita palsu atau hoaks yang mendiskreditkan Muslim. Narasi yang dibangun antara lain masjid sebagai vektor Covid-19 dan aturan penanganan pandemi diterapkan lebih lunak terhadap Muslim karena kekhawatiran dianggap rasialis.

Baca Juga :  Kiper Real Betis Hector Bellerin: Dunia Tidak Adil Terhadap Palestina

Hafez menguraikan kasus-kasus Islamofobia yang terjadi di Jerman secara keseluruhan telah mendokumentasikan lebih dari 31 ribu kasus kejahatan kebencian. Sebanyak 901 di antaranya merupakan kasus ujaran kebencian dan aksi anti-Muslim.

Prancis mencatatkan 1.142 kasus kejahatan kebencian. Korban dari 235 kasus di antaranya adalah Muslim. Muslim di Austria juga menghadapi tahun sulit karena di negara tersebut, kasus Islamofobia meningkat dua kali lipat menjadi 812 insiden. Pemerintah di sana dinilai turut terlibat dalam melembagakan Islamofobia.

Laporan Bayrakli dan Hafez mengkritik banyak negara Eropa karena gagal melaporkan insiden Islamofobia sebagai kategori terpisah dari kejahatan kebencian.

“Pencatatan kejahatan anti-Muslim atau Islamofobia oleh polisi sebagai kategori terpisah dari kejahatan kebencian (umum) sangat penting untuk mengungkap tingkat sebenarnya dari masalah ini, serta untuk mengembangkan strategi tandingan untuk memeranginya,” katanya.

Dalam penyusunan laporannya, Bayrakli dan Hafez didukung the International Islampohobia Studies and Reserach Association, the Othering and Belonging Institute di University of California, Center for Security, Race, and Rights di Rutgers University, dan the International Islamophobia Studies.

Baca Juga :  Ukraina Klaim Bunuh 14 Ribu Tentara Rusia

Macron Jadi Sampul Laporan Islamofobia

Selain itu, wajah Presiden Prancis Emmanuel Macron juga muncul pada sampul muka laporan tersebut.

Hal itu diduga karena laporan secara khusus menyorot perkembangan di Prancis. Pemerintahan Emmanuel Macron dinilai memiliki kontribusi signifikan dalam melembagakan Islamofobia di negara tersebut.

Penutupan badan pemantau Prancis, yakni Collectif contre l’islamophobie en France, menjadi contoh seberapa jauh negara Islamofobia telah berkembang.

Pada Januari lalu, sebuah komisi khusus di Majelis Nasional Prancis menyetujui “piagam nilai-nilai republik” Islam. Macron memperkenalkannya tahun lalu sebagai bagian dari perang melawan “separatisme”. Undang-undang (UU) tersebut telah memicu kemarahan komunitas Prancis yang notabene terbesar di Eropa, yakni mencapai 3,35 juta orang.

Setelah diberlakukan UU itu, alhasil telah membatasi banyak aspek kehidupan Muslim Prancis. UU mengizinkan pejabat untuk mengintervensi masjid dan asosiasi yang bertanggung jawab atas administrasi mereka. Otoritas negara pun diizinkan mengontrol keuangan asosiasi yang berafiliasi dengan Muslim serta organisasi non-pemerintah.

Prancis juga banyak melakukan penutupan masjid karena dinilai melanggar UU keamanan. Sejauh ini Prancis sudah menutup lebih dari 17 masjid. Sebanyak 89 masjid berada di bawah pengawasan.

Berita Terkait

Tim Pembentukan Negara Palestina resmi disahkan, Perancis ketua
Ini peta Palestina terbaru versi pemerintah Inggris dan keterangan yang diubah
Bantuan kemanusiaan ke Gaza dikawal kapal perang Italia dan Spanyol
Resmi, 3 negara sekutu dekat Amerika Serikat akui kedaulatan Palestina, satu tetangga RI
Kim Jong-un gencarkan hukuman mati bagi warga Korea Utara yang nonton film luar negeri
Respons Israel, OKI akan bentuk NATO versi negara Muslim
Negara Palestina merdeka, ini daftar negara pro, abstain dan menolak
Pangeran MbS tegaskan sikap Arab Saudi: Gaza milik Palestina!

Berita Terkait

Sabtu, 27 September 2025 - 04:00 WIB

Tim Pembentukan Negara Palestina resmi disahkan, Perancis ketua

Jumat, 26 September 2025 - 19:11 WIB

Ini peta Palestina terbaru versi pemerintah Inggris dan keterangan yang diubah

Jumat, 26 September 2025 - 14:16 WIB

Bantuan kemanusiaan ke Gaza dikawal kapal perang Italia dan Spanyol

Senin, 22 September 2025 - 14:06 WIB

Resmi, 3 negara sekutu dekat Amerika Serikat akui kedaulatan Palestina, satu tetangga RI

Sabtu, 20 September 2025 - 20:41 WIB

Kim Jong-un gencarkan hukuman mati bagi warga Korea Utara yang nonton film luar negeri

Berita Terbaru

Lakalantas ambulans vs motor di Cisaat Sukabumi - Ist

Sukabumi

Ngeri! Lakalantas ambulans vs motor di Cisaat Sukabumi

Rabu, 1 Okt 2025 - 15:36 WIB