Jembatan Pelangi Cibuntu Sukabumi Roboh, Warga Gunakan Rakit Seberangi Cimandiri

- Redaksi

Kamis, 13 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Warga Cibuntu menggunakan rakit saat menyeberangi Sungai Cimandiri. l Dok. sukabumiheadlines.com

Warga Cibuntu menggunakan rakit saat menyeberangi Sungai Cimandiri. l Dok. sukabumiheadlines.com

SUKABUMIHEADLINES.com l SIMPENAN – Sejumlah warga di Kampung/Desa Cibuntu, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, harus rela menggunakan rakit saat menyeberangi Sungai Cimandiri untuk beraktivitas.

Hal itu dilakukan karena Jembatan Pelangi yang menghubungkan Desa Cibuntu, Kecamatan Simpenan dengan Desa Tonjong dan Bojonggaling, Kecamatan Palabuhanratu, yang sebelumnya berdiri megah, kini hancur diterjang derasnya air Sungai Cimandiri pada Selasa, 9 November 2021 lalu.

Kondisi tersebut telah memaksa warga untuk rela mengayuh rakit yang dibuat oleh Bah Iyeh (55), warga Cibuntu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bah Iyeh mengatakan, rakit sengaja dibuat untuk membantu warga beraktivitas. Keberadaan rakit mempermudah dan mempersingkat waktu tempuh warga jika hendak ke kebun ataupun Pasar Citarik di Desa Tonjong, Kecamatan Palabuhanratu.

Baca Juga :  Duh, Atap Sekolah di Ciemas Sukabumi Tetiba Ambruk

Ya ini sebagai alat transportasi warga menyeberangi sungai, ini sudah 3 bulan beroperasi, pasca jembatan pelangi roboh,” ujar Bah Iyeh kepada sukabumiheadlines.com Kamis (13/1/2022).

Sungaii
Jembatan Pelangi sebelum roboh. l Istimewa

Ditambahkan Bah Iyeh, dalam sehari tak kurang sebanyak 50 orang warga Cibuntu menggunakan rakit untuk menyeberang sungai tersebut.

“Kalau mau nyeberang pakai rakit ini, kita gak patok harga, ada yang ngasih Rp4 ribu ada juga Rp5 ribu pulang pergi,” jelasnya.

Baca Juga :  Iba Melihatnya Kedinginan, Cerita Warga Cikakak Sukabumi Temukan Bayi di Teras Rumah

“Kalau lewat sini kan dekat. Misalnya ke pasar, kalau lewat sini cukup Rp10 ribu. Sedangkan kalau lewat sana, jalan raya Cibuntu – Cidadap, biayanya bisa sampai Rp50 ribu,” sambungnya.

Masih kata Iyeh, selain aktivitas perekonomian warga, keberadaan rakitnya juga membantu para pelajar yang hendak berangkat ke sekolah.

Ya rata-rata kegiatan warga menyebrang menggunakan rakit untuk pergi ke kebun, ke Pasar Citarik, kalau lewat sini kan dekat. Anak-anak yang mau ke sekolah juga ada,” terangnya.

Iyeh menjelaskan, berinisiatif membuat rakit bambu tersebut dengan biaya sendiri, menghabiskan biaya sekira Rp3 juta.

“Rakit dioperasikan setiap hari, mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB,” tandasnya.

Berita Terkait

Jawaban bupati atas Pandangan Umum Fraksi DPRD Kabupaten Sukabumi
Pandangan Umum Fraksi di DPRD Kabupaten Sukabumi soal Raperda Penanggulangan Kebakaran
Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Sukabumi: Raperda PPT PKSDA dan evaluasi APBD 2026
Pesan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi di Hari Pahlawan 2025
Nahas, siasat pelaku kejahatan di Sukaraja Sukabumi tetap terungkap
Usia mau setengah abad, 3 pria Sukabumi masih bisnis haram
Pria Cianjur diduga bundir, ternyata lagi nongkrong di Sukabumi usai tulis wasiat
Truk terjun ke jurang di Cisolok Sukabumi

Berita Terkait

Jumat, 14 November 2025 - 18:32 WIB

Jawaban bupati atas Pandangan Umum Fraksi DPRD Kabupaten Sukabumi

Kamis, 13 November 2025 - 16:08 WIB

Pandangan Umum Fraksi di DPRD Kabupaten Sukabumi soal Raperda Penanggulangan Kebakaran

Rabu, 12 November 2025 - 17:56 WIB

Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Sukabumi: Raperda PPT PKSDA dan evaluasi APBD 2026

Senin, 10 November 2025 - 19:56 WIB

Pesan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi di Hari Pahlawan 2025

Senin, 10 November 2025 - 11:23 WIB

Nahas, siasat pelaku kejahatan di Sukaraja Sukabumi tetap terungkap

Berita Terbaru