28.6 C
Sukabumi
Kamis, April 25, 2024

Yamaha Zuma 125 meluncur, intip harga dan penampakan detail motor matic trail

sukabumiheadline.com - Yamaha resmi memperkenalkan Zuma 125...

Yakin Wanita Sukabumi Tak Minat Beli Yamaha QBIX 125? Intip Spesifikasi dan Harganya

sukabumiheadline.com l Yamaha QBIX 125 telah mengaspal...

Jenuh Jadi Karyawan, Pemuda Sukabumi Sukses Budidaya Ikan Omzet Rp40 Juta per Bulan

EkonomiJenuh Jadi Karyawan, Pemuda Sukabumi Sukses Budidaya Ikan Omzet Rp40 Juta per Bulan

SUKABUMIHEADLINE.com l SUKARAJA – Teguh Gumilang sukses membangun usaha budidaya lele dan nila dengan sistem bioflok. Lulusan teknik mesin ini bercerita mulai merintis usahanya yang dilabeli Gumilang Farm, saat masih kuliah, yakni sekita tahun 2008.

Tuntas kuliah pada 2011, usaha pemuda berusia 34 tahun itu sempat berhenti lantaran harus memenuhi keinginan orang tua, menjadi karyawan.

“Saya mulai merintis usaha perikanan sejak masih kuliah. Setelah lulus sempat vakum sesaat karena bekerja,” kata Teguh kepada sukabumiheadline.com, Selasa (14/6/2022).

Jenuh Menjadi Karyawan

Kesuksesan Teguh di bidang usaha budidaya ikan, berawal dari rasa jenuh menjadi karyawan, ditambah passion besar untuk berwirausaha. Hal itulah yang membuatnya yakin untuk segera meninggalkan pekerjaannya pada 2014.

Usai resign dari pekerjaannya, Teguh kembali menggeluti usaha budidaya lele dan nila. “Saya punya mimpi untuk bisa memberikan lapangan pekerjaan, kemudian saya minta izin ke orang tua untuk resign dan memulai lagi usaha perikanan,” katanya.

Pada 2016, Gumilang Farm yang berlokasi di Jl. Baru Sukaraja, Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ini mulai beralih dari budidaya dengan sistem konvensional ke bioflok.

Sistem ini dinilai lebih efisien dalam hal penggunaan lahan, air dan pakan. Namun, kelemahan sistem bioflok cenderung membutuhkan ketelitian yang tinggi dan modal investasi awal yang cukup besar.

Potensi Usaha Budidaya Ikan

Teguh meyakini, potensi usaha di perikanan air tawar sangat besar karena menjadi alternatif sumber protein hewani yang sehat dan terjangkau.

“Potensi untuk pemenuhan kebutuhan protein dalam negeri dengan ikan itu cukup tinggi. Ini adalah peluang besar,” yakin Teguh.

Selain itu, komoditas ikan lele dan nila, punya demand cukup tinggi di pasaran. Terutama di wilayah perkotaan untuk kebutuhan lapak pecel lele dan warung makan.

Omzet Usaha Gumang Farm

Saat ini, Gumilang Farm menjual ikan lele seharga Rp18 ribu per kilogram. Sedangkan, ikan nila Rp22 ribu hingga Rp23 ribu per kg yang dipasarkan di wilayah Jabodetabek.

Gumilang Farm saat ini memiliki 12 kolam bioflok yang mampu memproduksi sekita satu sampai 1,5 ton ikan lele dan nila setiap bulan. Teguh mengatakan dari usahanya dia bisa mengantongi omzet Rp30 juta – Rp40 juta per bulan.

Tantangan Usaha Budidaya Ikan

Diakui Teguh, usahanya bukan tanpa risiko, karena fluktuasi harga menjadi tantangan terbesar, terutama untuk komoditas lele saat panen raya.

“Kalau panen raya, dan lele dari Jawa Timur membanjiri pasar Jabodetabek. Makanya harga bisa ancur-ancuran bisa di angka 12 ribu Rupiah per kilogram, dari sisi bisnis jadi tidak menguntungkan,” jelas Teguh.

Teguh juga menyebutkan, biaya operasional terutama penggunaan pakan sangat tinggi. Hal itu karena kualitas ikan adalah nomor satu, maka penting memberikan pakan berkualitas. Sekaligus untuk melawan stigma negatif di masyarakat terhadap kebersihan ikan lele.

“Kalau kita pakannya pakai full pelet, harganya dipengaruhi oleh kurs dolar, jadi kalau dolar naik ya harga pakan ikut naik. Pada akhirnya itu menjadi tantangan tersendiri,” jelasnya.

Selain itu, rantai distribusi ikan yang panjang menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi, terutama bagi para pemula.

Tak cukup sampai di situ, Teguh juga berencana membuka peluang kemitraan dengan banyak peternak ikan. “Saya mau buka banyak mitra, pasar yang besar tidak bisa kita handle sendirian. Artinya kita harus punya banyak jejaring. Ini yang saya lakukan sejak 2017,” pungkas dia.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer