Kekurangan Dana, Lebanon Berisiko Kehilangan Akses Air Bersih

- Redaksi

Jumat, 30 Juli 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi kriris air bersih. | Foto: idntimes.com

Ilustrasi kriris air bersih. | Foto: idntimes.com

SUKABUMIHEADLINES.com – UNICEF melaporkan bahwa lebih dari 4 juta orang Lebanon berisiko kehilangan akses air bersih karena kekurangan dana.

Krisis ekonomi berkepanjangan di Lebanon segera memasuki salah satu fase terburuknya setelah UNICEF melaporkan risiko berhentinya pasokan air bersih hampir ke seluruh Negeri.

Jumlah tersebut setara dengan 70% populasi Lebanon yang berjumlah sekitar 6,7 juta jiwa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“UNICEF memperkirakan bahwa sebagian besar pemompaan air secara bertahap akan berhenti di seluruh Negeri dalam empat hingga enam minggu ke depan,” ungkap badan PBB tersebut, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga :  Erdogan: Negara Turki akan Ganti Nama

Mata uang Lebanon kehilangan lebih dari 90% nilainya dalam waktu kurang dari dua tahun.

Krisis ekonomi Lebanon masih terus berlanjut, mendorong lebih dari separuh penduduknya ke dalam kemiskinan.

Kekurangan bahan-bahan pokok seperti bahan bakar dan obat-obatan jadi hal yang sangat lazim terjadi di Lebanon dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga :  Ibadah Haji 2021 Mulai Dilaksanakan Pekan Depan

UNICEF mengatakan bahwa jika sistem pasokan air publik runtuh, biaya air bisa melonjak 200% per bulan karena air akan diamankan dari pemasok air swasta.

“Jika tindakan penting tidak segera diambil, rumah sakit, sekolah dan fasilitas umum penting tidak akan dapat berfungsi,” Kata Perwakilan UNICEF di Lebanon, Yukie Mokuo.

Menurut hitung-hitungan UNICEF, Lebanon setidaknya membutuhkan sekitar US$ 40 juta per tahun untuk mengamankan tingkat minimum bahan bakar, klorin, suku cadang dan pemeliharaan yang diperlukan untuk menjaga sistem pengairan yang kritis agar tetap beroperasi.

Berita Terkait

Intervensi saksi pengadilan, Presiden Kolombia masih berkuasa divonis 12 tahun penjara
Momen PM Inggris gelar rapat kabinet darurat untuk akui Negara Palestina
Setelah Perancis, kini Kanada akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB
Intip kecanggihan M142 HIMARS, tentara AS berlatih perang di dekat Sukabumi
Perancis akan akui Negara Palestina tahun ini, dibenci Israel-AS, dipuji spanyol dan Arab Saudi
Tim Persib ditengok Dubes Indonesia untuk Thailand
Iran akan lanjutkan perang dengan Israel
Kasus ijazah palsu, Wali Kota Shizuoka Jepang Maki Takubo mundur

Berita Terkait

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 22:08 WIB

Intervensi saksi pengadilan, Presiden Kolombia masih berkuasa divonis 12 tahun penjara

Kamis, 31 Juli 2025 - 02:23 WIB

Momen PM Inggris gelar rapat kabinet darurat untuk akui Negara Palestina

Minggu, 27 Juli 2025 - 10:00 WIB

Setelah Perancis, kini Kanada akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB

Minggu, 27 Juli 2025 - 00:55 WIB

Intip kecanggihan M142 HIMARS, tentara AS berlatih perang di dekat Sukabumi

Jumat, 25 Juli 2025 - 18:43 WIB

Perancis akan akui Negara Palestina tahun ini, dibenci Israel-AS, dipuji spanyol dan Arab Saudi

Berita Terbaru

Hukum

Kibarkan bendera One Piece bukan tindak pidana

Kamis, 7 Agu 2025 - 19:02 WIB