KemenkopUKM Buka Peluang Usaha Bambu Sukabumi

- Redaksi

Rabu, 9 Maret 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Para perajin bilik bambu di Cicantayan. l Istimewa

Para perajin bilik bambu di Cicantayan. l Istimewa

sukabumiheadline.com l Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim menegaskan bahwa pihaknya memiliki perhatian pada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang memiliki potensi ekspor untuk dapat menghasilkan UMKM naik kelas.

“Dan produk bambu memiliki potensi pasar yang baik, di dalam maupun di luar negeri,” tandas Arif kepada anggota Asosiasi Dunia Bambu Sukabumi, di Sukabumi, dikutip sukabumiheadline.com dari laman resmi Kemenkopukm pada Rabu (9/3/2022).

Hanya saja, bagi Arif, dalam pengembangan produk UMKM, yang perlu diperhatikan adalah model bisnisnya. Terutama terkait agregator dan offtaker.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Memang, tujuan kita pasti agar bisa ekspor sendiri. Namun, itu bertahap. Langkah awal, kita perlu mencari mitra-mitra. Itu bisa dibantu melalui KemenkopUKM agar dapat menemukan partner yang saling menguntungkan,” jelas Arif.

Baca Juga :  Nilai Respons PLN Lambat, Warga Nagrak Sukabumi Gelap-gelapan

Terlebih, lanjut Arif, saat ini di Indonesia sedang dilakukan pengembangan desa wisata. Oleh karena itu, pembangunan rumah hingga gazebo dari bambu tersebut juga sejalan dengan program pengembangan Desa Wisata.

“Setelah melihat potensi nyata di lapangan, akan diberikan dukungan agar kerajinan bambu yang sudah punya pasar ini lebih baik lagi pemasarannya, baik di dalam maupun luar negeri,” ucapnya.

Ditambahkan Arif, hal itu bisa dimulai dengan Pemda di Sukabumi yang menggunakan produk bambu, seperti menggunakan joglo atau kafe di Pemda yang terbuat dari bambu, agar nanti bisa dicontoh kabupaten lain. Khususnya, yang memiliki wisata alam.

Baca Juga :  Manfaatkan Waktu Luang Wanita Sukabumi Bisa Coba 5 Bisnis Kekinian Ini, Dijamin Cuan

“Nanti KemenkopUKM juga akan berkoordinasi dengan Kemenparekraf yang memiliki program pembinaan Desa Wisata,” kata Arif.

Sebagai langkah awal, Arif menyarankan mereka harus mempelajari peluang-peluang yang ada. “Peluang pertama terkait pembiayaan yang sudah disediakan melalui program-program pemerintah yang bisa dimanfaatkan hingga kesini,” kata Arif.

Menurutnya, dalam pengembangan pasar produk bambu, pemerintah bisa menjadi motor penggerak. Pasalnya, sudah ada payung hukum terkait penggunaan 40% anggaran pengadaan barang dan jasa untuk pelaku UMKM.

“Namun, produk bambunya agar dimasukkan ke katalog. Bisa dibantu melalui asosiasi berkomunikasi dengan KemenkopUKM agar bisa terhubung dengan katalog, baik pemerintah daerah, LKPP, hingga BUMN,” tukas Arif.

Berita Terkait

4 tren isu utama 2026 warga Sukabumi harus aware: Ekbis, teknologi, sospol, ekonomi hijau
11 tren bisnis 2026: Niche lokal, ramah lingkungan dan serba digital, cek ulasan spesifiknya
Di Sukabumi berapa? Wamen ESDM: 3 juta rumah bakal dipasang Jargas gratis ganti LPG 3 kg
Mengenal 6 batu permata termahal di dunia, ada yang Rp1,1 triliun
Teknologi dan otomatisasi picu kiamat 10 profesi dalam 5 tahun ke depan, apa saja?
6 ide usaha halal dan 5 prinsip bisnis sesuai syariat Islam cocok untuk Gen Z Sukabumi
14 produk UMKM Sukabumi dikenal ke mancanegara, dari kuliner hingga kerajinan tangan
Brigade Pangan, Kementan RI ingin pemuda Sukabumi jadi motor penggerak

Berita Terkait

Minggu, 30 November 2025 - 15:11 WIB

4 tren isu utama 2026 warga Sukabumi harus aware: Ekbis, teknologi, sospol, ekonomi hijau

Sabtu, 29 November 2025 - 17:34 WIB

11 tren bisnis 2026: Niche lokal, ramah lingkungan dan serba digital, cek ulasan spesifiknya

Sabtu, 29 November 2025 - 13:00 WIB

Di Sukabumi berapa? Wamen ESDM: 3 juta rumah bakal dipasang Jargas gratis ganti LPG 3 kg

Rabu, 26 November 2025 - 18:02 WIB

Mengenal 6 batu permata termahal di dunia, ada yang Rp1,1 triliun

Rabu, 26 November 2025 - 01:00 WIB

Teknologi dan otomatisasi picu kiamat 10 profesi dalam 5 tahun ke depan, apa saja?

Berita Terbaru