Kerap Jadi Korban Kebrutalan Zionis, Pemeluk Kristen di Gaza Diprediksi akan Punah

- Redaksi

Senin, 20 November 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemeluk Kristen di Gaza, Palestina. l Istimewa

Pemeluk Kristen di Gaza, Palestina. l Istimewa

sukabumiheadline.com l Bom pasukan Israel mulai menghantam jalan-jalan Gaza City, sejak Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023. Kota Gaza pun seketika luluh lantak dan belasan ribu korban sipil tewas.

Ketika bom mulai dijatuhkan pasukan Zionis, salah seorang warga Gaza, Diana Tarazi dan keluarganya melarikan diri ke Gereja Holy Family, satu-satunya tempat ibadah Katolik Roma di Gaza.

Berita Terkait: Profil Manuel Musallam, Pastor yang Siap Mati Bela Al Aqsa

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemeluk Kristen Palestina berusia 38 tahun, suami, dan tiga anaknya berkumpul bersama sesama pengunjung gereja dan tetangga serta teman-teman Muslim.

“Kami mencoba melewati perang sampai berakhir dan kami bertahan,” kata Tarazi dikutip dari Al Jazeera.

Namun, rasa aman mereka hancur pada 19 Oktober, ketika Israel mengebom gereja tertua di Gaza Gereja Saint Porphyrius yang terletak di dekatnya dan membunuh sedikitnya 18 orang.

Tentara Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa gereja tersebut bukanlah sasaran serangan. Baca lengkap: Hancurkan Gereja dan Masjid di Gaza, Iran Samakan Israel dengan ISIS

Baca Juga :  Prabowo ingin relokasi 1.000 warga Gaza ke Indonesia, PBNU: Langkah blunder

Dua hari sebelumnya, sebuah ledakan di Rumah Sakit Baptis Al-Ahli, sebuah institusi Anglikan yang terletak beberapa blok jauhnya membunuh dan melukai ratusan orang.

Bahkan, sekira 10.569 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.

Hanya 800 hingga 1.000 orang Kristen yang diyakini masih tinggal di Gaza dan merupakan yang merupakan komunitas Kristen tertua di dunia, sejak abad pertama.

Pendeta Lutheran Evangelis dan pendiri Dar al-Kalima University di Betlehem Mitri Raheb mengatakan, konflik yang terjadi saat ini dapat mengakhiri sejarah panjang wilayah tersebut. Menurut Raheb, dalam generasi ini, agama Kristen tidak akan ada lagi di Gaza. “Komunitas ini terancam punah,” kata Raheb.

Wilayah bersejarah Palestina yang lebih luas adalah tempat kelahiran agama Kristen, serta tempat terjadinya banyak peristiwa dalam Perjanjian Lama dan Baru dalam Alkitab.

Perkiraan menunjukkan, jumlah umat Kristen di Gaza menurun dalam beberapa tahun terakhir dari 3.000 orang yang tercatat pada 2007.

Baca Juga :  Mantan Perdana Menteri Israel: Benjamin Netanyahu Stres Sadar Salah Langkah di Gaza

Sedangkan di Tepi Barat, menurut sensus 2017, umat Kristen berada pada posisi yang lebih kuat dengan lebih dari 47 ribu orang tinggal di sana.

Pada 1 Januari, beberapa hari setelah Israel dipimpin pemerintahan paling sayap kanan dalam sejarah negara itu, dua pria tak dikenal masuk ke Pemakaman Protestant Mount Zion di Yerusalem dan menodai lebih dari 30 kuburan. Mereka mendorong batu nisan berbentuk salib dan menghancurkannya dengan batu.

Berita Terkait: Jurnalis Israel Sebut 2.985 Tentara Zionis Tewas, Garda Revolusi Iran: di Ambang Keruntuhan

Pada 26 Januari, sekelompok pemukim Israel menyerang sebuah bar Armenia di kawasan Kristen di Kota Tua Yerusalem. Para penyerang ini meneriakkan “Matilah orang Arab … Matilah orang Kristen.”

Menurut Raheb, serangan terus meningkat, seiring dengan upaya Israel untuk membungkam suara apa pun yang datang dari warga Palestina di dalam Israel.

“Mereka adalah pemukim teroris Yahudi, tetapi komunitas internasional tidak mengakui mereka sebagai pemukim karena mereka adalah bagian dari [pola pikir] kolonial yang sama,” katanya.

Raheb khawatir ancaman kekerasan yang terus-menerus pada akhirnya akan mengusir agama Kristen dari Tanah Suci itu.

Berita Terkait

Profil Bill Gates, pendiri Microsoft kunjungi Indonesia punya menantu Muslim
2022 terendah, turun naik jumlah calhaj asal Kabupaten Sukabumi 2021-2025
Sanjaya, Raja Mataram ternyata orang Sunda berkuasa 717 M
Kisah Ketum GRIB Jaya Hercules mualaf, kini mengaku rajin ibadah
Dedi Mulyadi kena batunya, jadi syarat terima bansos di Jabar ternyata vasektomi haram
Profil Subang Larang, nama Muslimah diajukan budayawan Cirebon ke KDM gantikan Bale Jayadewata
Hotman Paris bangun masjid, Habib Ja’far yang beri nama
Berlabel halal tapi 9 produk jajanan ini mengandung babi, Bunda Sukabumi wajib waspada

Berita Terkait

Jumat, 9 Mei 2025 - 13:45 WIB

Profil Bill Gates, pendiri Microsoft kunjungi Indonesia punya menantu Muslim

Jumat, 9 Mei 2025 - 04:14 WIB

2022 terendah, turun naik jumlah calhaj asal Kabupaten Sukabumi 2021-2025

Minggu, 4 Mei 2025 - 10:00 WIB

Sanjaya, Raja Mataram ternyata orang Sunda berkuasa 717 M

Jumat, 2 Mei 2025 - 23:19 WIB

Kisah Ketum GRIB Jaya Hercules mualaf, kini mengaku rajin ibadah

Jumat, 2 Mei 2025 - 10:00 WIB

Dedi Mulyadi kena batunya, jadi syarat terima bansos di Jabar ternyata vasektomi haram

Berita Terbaru

Razia truk AMDK AQUA - Istimewa

Regulasi

Jika KDM setuju, mulai Juni 2025 jalanan Sukabumi bebas ODOL

Jumat, 9 Mei 2025 - 06:39 WIB