Komunikasi Publik Pemerintah Selama Pandemi Covid-19 Dinilai Semrawut oleh Pengamat

- Redaksi

Selasa, 27 Juli 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi pandemi Covid-19. | Foto: Freepik.com/starline

Ilustrasi pandemi Covid-19. | Foto: Freepik.com/starline

SUKABUMIHEADLINES.com – Komunikasi publik pemerintah dinilai pengamat, mendesak untuk diperbaiki. Jika tidak, maka tingkat kepercayaan kepada Presiden maupun pemerintah bisa runtuh.

Hal itu disampaikan pengamat komunikasi politik Universitas Airlangga, Suko Widodo. Dilansir republika.co.id, ia menyebut salah satu problem penanganan Covid-19 adalah komunikasi publik. Menurutnya, sejauh ini pemerintah lebih banyak bersosialisasi daripada berkomunikasi.

Saat ini, tambah Suko, riset LSI tentang tingkat kepercayaan kepada Presiden Jokowi di angka 43 persen. Karenanya, ia menyarankan agar fungsi komunikasi dimaksimalkan dengan cara-cara yang tepat.

Suko juga menyoroti pernyataan Jokowi dalam Sidang Kabinet Terbatas beberapa waktu lalu, saat mengevaluasi PPKM Darurat, Presiden Jokowi mengeluhkan komunikasi publik para pejabat. “Pemerintah lebih banyak menyampaikan instruksi. Bukan malah mendengarkan apa yang dirasakan rakyat,” kata Suko, Jumat 23 Juli 2021.

Lebih jauh, Suko mengingatkan jika komunikasi bukan sekadar bicara, tetapi juga wajib mendengarkan suara rakyat. Komunikasi publik yang dikelola secara profesional, menurut dia, dimulai dengan memahami karakter dan kondisi rakyat.

Baca Juga :  Dua Tahun Menganggur, Pria Cisaat Sukabumi Salurkan Hobi Membuat Miniatur

“Jika perlu lakukan riset untuk mengetahui persis kondisi warga. Jangan dikira-kira saja,” ujar Suko.

Suko mengimbau dalam situasi darurat, pemerintah jangan hanya menjadi instruktor, melainkan juga harus bisa berkolaborasi. Hal itu karena menurutnya tak jarang instruksi malah menambah beban rakyat. Saat ini dibutuhkan solidaritas bersama, masyarakat perlu dilibatkan total.

“Karena itulah,  komunikasi publik sangat essensial dalam upaya membangun solidaritas masyarakat mengatasi Covid-19. Komunikasi Publik bisa memulihkan kepercayaan manakala komunikasinya disertai dengan kejelasan, kejujuran dan empati,” ujar Suko.

Berita Terkait

Sri Mulyani out, siapa Purbaya Yudhi Sadewa Menkeu baru dilantik Prabowo?
Tito Karnavian instruksikan bupati dan wali kota hidupkan kembali pos ronda
Rekap aksi 25-31 Agustus 2025 dalam angka: Ribuan ditangkap dan luka, 10 tewas direpresi aparat
Ajukan 10 tuntutan, gedung DPRD Jawa Barat ditimpuki sampah oleh massa emak-emak
5 anggota dinonaktifkan masih terima gaji-fasilitas? Beda pendapat pimpinan DPR
Sri Mulyani naikan anggaran Polri jadi Rp145,7 triliun
Innalilahi, budayawan Sunda sekaligus musisi Acil Bimbo meninggal dunia
KDM: September ojol, kuli hingga petani di Jawa Barat dapat asuransi, cek caranya di sini

Berita Terkait

Senin, 8 September 2025 - 18:17 WIB

Sri Mulyani out, siapa Purbaya Yudhi Sadewa Menkeu baru dilantik Prabowo?

Jumat, 5 September 2025 - 00:01 WIB

Rekap aksi 25-31 Agustus 2025 dalam angka: Ribuan ditangkap dan luka, 10 tewas direpresi aparat

Kamis, 4 September 2025 - 17:56 WIB

Ajukan 10 tuntutan, gedung DPRD Jawa Barat ditimpuki sampah oleh massa emak-emak

Kamis, 4 September 2025 - 14:52 WIB

5 anggota dinonaktifkan masih terima gaji-fasilitas? Beda pendapat pimpinan DPR

Rabu, 3 September 2025 - 00:52 WIB

Sri Mulyani naikan anggaran Polri jadi Rp145,7 triliun

Berita Terbaru

Prabowo Subianto - Istimewa

Peristiwa

Prabowo reshuffle kabinet, ini daftar 5 menteri dipecat

Senin, 8 Sep 2025 - 20:13 WIB