Kontribusi akademik, mahasiswa Geografi UI temukan potensi wisata geologi di Sukabumi

- Redaksi

Kamis, 13 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kontribusi akademik, mahasiswa Geografi UI temukan potensi wisata geologi di Sukabumi - Dok. UI

Kontribusi akademik, mahasiswa Geografi UI temukan potensi wisata geologi di Sukabumi - Dok. UI

sukabumiheadline.com – Mahasiswa Program Studi Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) menemukan potensi wisata geologi di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Hal itu terungkap setelah mereka melakukan penelitian di sejumlah desa di Kecamatan Simpanan.

Ratusan mahasiswa UI menerobos perbukitan dan lembah-lembah di Simpenan. Para mahasiswa mengenakan rompi kuning itu tampak mengukur aliran sungai, mencatat jenis batuan, dan mewawancarai warga.

Kegiatan dibungkus dalam tajuk Kuliah Kerja Lapang (KKL) mahasiswa Program Studi Geografi, FMIPA UI, diikuti 124 mahasiswa yang turun langsung ke enam desa, yakni Kertajaya, Cihaur, Loji, Cidadap, Cibuntu, dan Mekarasih pada 26–31 Oktober 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mereka menjalankan tradisi akademik yang sudah berlangsung lebih dari dua dekade. Selain memenuhi kewajiban kurikulum, kegiatan ini juga menjadi bentuk pengabdian masyarakat yang berkelanjutan.

Setiap kelompok mahasiswa memiliki tanggung jawab memetakan satu desa dengan tema berbeda,mulai dari geologi, geomorfologi, hidrologi, penggunaan lahan, hingga aktivitas manusia.

Sebelum terjun ke lapangan, mahasiswa lebih dulu menyiapkan peta kerja tematik menggunakan perangkat lunak GIS dan citra satelit resolusi tinggi.

Di balik semangat belajar, para mahasiswa juga menghadapi tantangan nyata. Desa Mekarasih dan Desa Cibuntu, misalnya, mengalami dampak longsor yang membuat beberapa dusun terisolasi. Akses menuju lokasi pengamatan harus ditempuh dengan berjalan kaki melewati jalur tanah curam dan licin.

Baca Juga :  Sosiolog UI ajak hukum partai politik yang berkhianat, bisu dan tuli terhadap suara rakyat

Sementara itu, pengukuran debit air di beberapa titik dilakukan di sungai besar bercabang, menuntut ketelitian tinggi agar hasil data akurat.

Namun, dari keterbatasan itu muncul temuan berharga. Di Desa Cibuntu, mahasiswa menemukan 22 titik sampel batuan sedimen dan lima air terjun, yang kini tengah dianalisis sebagai potensi wisata geologi dan sumber daya air.

Tidak semua temuan di lapangan menggembirakan. Di Desa Kertajaya dan Cihaur, mahasiswa mencatat adanya aktivitas pertambangan rakyat baik yang legal maupun penambangan tanpa izin (PETI).

Dari pengamatan mereka, aktivitas itu berpotensi mengubah struktur tata ruang desa dan menimbulkan risiko kerusakan lingkungan.

Temuan ini kelak menjadi bagian dari analisis dampak tata ruang yang disusun untuk membantu pemerintah daerah menyeimbangkan antara kegiatan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.

Selama enam hari, para mahasiswa memetakan batas wilayah, menyusun profil desa, serta memverifikasi peta tematik berbasis citra satelit. Kegiatan ini dibimbing oleh enam dosen dan tiga asisten dosen, dengan Dra. Astrid Damayanti, M.Si sebagai Koordinator Lapangan.

Baca Juga :  Dedi Mulyadi: Jawa Barat tanggung jawab UI, rektornya orang Sukabumi keturunan Galuh

“Mahasiswa tidak hanya belajar memetakan wilayah, tetapi juga berinteraksi langsung dengan masyarakat dan memahami dinamika ruang secara nyata. Data hasil lapangan akan kami serahkan kepada pemerintah desa sebagai bentuk kontribusi akademik,” papar Astrid dikutip, Kamis (13/11/2025).

Data yang dikumpulkan tidak hanya mencakup kondisi fisik, tetapi juga aspek sosial seperti pola permukiman, potensi pertanian, dan risiko kebencanaan. Informasi ini akan disusun menjadi Buku Potensi Desa Kecamatan Simpenan, serta peta digital dan cetak yang dapat digunakan oleh pemerintah setempat dalam perencanaan pembangunan berbasis data.

“Kabupaten dan Kota Sukabumi sudah menjadi laboratorium nyata bagi mahasiswa Geografi FMIPA UI selama lebih dari dua dekade. Melalui kegiatan ini, kami ingin menghubungkan ilmu pengetahuan dengan kebutuhan masyarakat,” jelas dia.

KKL tahun ini menegaskan kembali peran akademisi muda sebagai penggerak pembangunan berbasis ilmu pengetahuan. Melalui observasi lapangan dan interaksi sosial, mahasiswa tidak hanya belajar teori geografi, tetapi juga mengasah empati dan rasa tanggung jawab terhadap ruang hidup masyarakat.

Ke depan, Departemen Geografi FMIPA UI berencana memperluas kegiatan ini ke desa-desa lain di Sukabumi dan wilayah Jawa Barat. Tujuannya jelas,menjadikan ilmu geografi bukan hanya alat analisis, tapi juga sarana untuk membangun negeri.

Berita Terkait

Sahara asal Parakasalak Sukabumi, mahasiswi IPB University termuda baru berusia 15 tahun
Workshop peningkatan profesionalisme guru melalui pembelajaran interaktif di Bojonggenteng Sukabumi
15 jurusan kuliah madesu menurut Federal Reserve Bank of New York
Jeblok! RLS di Kabupaten Sukabumi 2025 hanya 7,63 tahun: Ranking 25 dari 27
Harvard University: 10 jurusan kuliah ketinggalan zaman, ada akuntansi, komputer, teknik mesin
15 SMA paling berprestasi di Jawa Barat: Bukan Bandung juaranya, Sukabumi sumbang 1
Inspiratif, kepsek perempuan di Sukabumi ubah SD jadi destinasi wisata budaya edukatif
Mulai dari TK Pemerintah tetapkan Wajib Belajar 13 Tahun

Berita Terkait

Selasa, 2 Desember 2025 - 22:52 WIB

Sahara asal Parakasalak Sukabumi, mahasiswi IPB University termuda baru berusia 15 tahun

Sabtu, 29 November 2025 - 21:25 WIB

Workshop peningkatan profesionalisme guru melalui pembelajaran interaktif di Bojonggenteng Sukabumi

Jumat, 28 November 2025 - 01:00 WIB

15 jurusan kuliah madesu menurut Federal Reserve Bank of New York

Kamis, 27 November 2025 - 17:14 WIB

Jeblok! RLS di Kabupaten Sukabumi 2025 hanya 7,63 tahun: Ranking 25 dari 27

Minggu, 23 November 2025 - 15:14 WIB

Harvard University: 10 jurusan kuliah ketinggalan zaman, ada akuntansi, komputer, teknik mesin

Berita Terbaru

Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya - sukabumiheadline.com

Nasional

Gus Yahya ungkap alasan pecat Gus Ipul dari Sekjen PBNU

Kamis, 4 Des 2025 - 05:16 WIB