Lomba Mural Kritik Pemerintah, Juaranya yang Paling Cepat Dihapus Aparat

- Redaksi

Kamis, 26 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lomba Mural #Dibungkam. l @gejayanmemanggil

Lomba Mural #Dibungkam. l @gejayanmemanggil

sukabumiheadline.com – Sikap reaktif aparat pemerintah rupanya membuat semangat para aktivis Gejayan Memanggil semakin membara.

Menurut Gejayan Memanggil, mural merupakan “representasi dari perasaan rakyat yang tidak diberitakan bahkan mereka hilangkan karena mereka tidak senang melihat rakyat punya kesadaran”.

Inisiatif yang lahir di Yogyakarta itu mengajak para seniman jalanan menjadi peserta lomba mural dengan salah satu kriteria unik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari pengumuman yang diunggah di akun @gejayanmemanggil di Instagram, peserta lomba yang muralnya paling cepat dihapus oleh aparat justru akan ditetapkan sebagai pemenang.

Kriteria lainnya, adalah karya yang dilombakan harus memperlihatkan keberanian mengkritik, semangat melawan, diapresiasi rakyat, dan tidak mengandung isu seputar Suku, Ras, Agama, dan Antar Golongan (SARA).

Baca Juga :  Survei Indopol: 5 Besar Partai Politik Pemilu 2024

Gejayan Memanggil memudahkan keikutsertaan dengan cukup mengunggah foto mural yang selesai dibuat ke Instagram pribadi, lalu jangan lupa mention akun @gejayanmemanggil. Selanjutnya, peserta harus mengonfirmasi lewat pesan ke Direct Message dengan kode “LOMBA DIBUNGKAM”.

Tak hanya itu, Gejayan Memanggil juga menawarkan eksposur sebagai hadiah. Menurut pengumuman, bentuknya adalah di-follow oleh admin Gejayan memanggil selama seminggu.

Eksposur itu, sebut admin, “adalah bentuk apresiasi yang kami bisa berikan kepada seniman dan tentunya rasa takjub terhadap keberanian kawan-kawan di bawah rezim anjing gila.“

Pihak penyelenggara juga mengiming-imingi hadiah berupa merchandise Gejayan Memanggil, tidak disebutkan dalam bentuk apa dan nilainya, serta mural yang menang akan dipasarkan. Jika sukses menghasilkan cuan, pembagian hasilnya adalah 50 persen dikantongi sang juara dan sisanya disalurkan untuk Gejayan Memanggil.

Baca Juga :  Pria Inggris Tinggalkan Warisan Rp 8 M untuk Gadis Indonesia

“Coret-coretan di tembok adalah cara-cara ketika kebebasan bersuara terbatas dan sekarang coretan itu pun dibatasi,” kata humas lomba, dengan identitas Mimin Muralis.

Mimin Muralis juga membandingkan Indonesia yang membungkam suara rakyat, dengan negara-negara di Eropa yang sudah lebih maju secara politik di mana “banyak bertebaran mural-mural yang sifatnya membangun meskipun itu dianggap kritis dan mengancam para politisi”.

Kasus mural yang viral terjadi di Kota Tangerang, Banten. Mural bergambar muka Presiden Joko Widodo bertuliskan “404:Not Found” di bawah jembatan layang Batu Ceper. Mural tersebut kemudian dicat hitam oleh aparat, karena dianggap menghina simbol negara.

Selain itu, aparat juga menyensor mural dinding “Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit” di Pasuruan, Jawa Timur, dan “Tuhan Aku Lapar” di Kabupaten Tangerang yang juga dihapus meski aparat tidak menyebut pasal apa yang dilanggar.

Berita Terkait

Dedi Mulyadi diancam akan dibunuh, Polda Jabar pantau
Pemerintah siapkan kota ini jadi lokasi penampungan 1.000 warga Gaza
Profil Luthfianisa Putri Karlina, anak jenderal polisi jadi Wakil Bupati Garut
Tak lagi sampai Cipatat, KA Siliwangi dari Sukabumi langsung ke Padalarang
Profil lengkap Irjen Rudi Setiawan, Kapolda Jabar yang baru gantikan Irjen Akhmad Wiyagus
Ini profil Gabryel Alexander Etwiorry, Ketua DPD GRIB Jaya tantang Dedi Mulyadi
Prabowo ingin relokasi 1.000 warga Gaza ke Indonesia, PBNU: Langkah blunder
Banyak jadi pengemis, Dedi Mulyadi: Saya bubarkan Dinas Perlindungan Anak!

Berita Terkait

Rabu, 23 April 2025 - 19:06 WIB

Dedi Mulyadi diancam akan dibunuh, Polda Jabar pantau

Senin, 21 April 2025 - 17:09 WIB

Pemerintah siapkan kota ini jadi lokasi penampungan 1.000 warga Gaza

Senin, 21 April 2025 - 10:43 WIB

Profil Luthfianisa Putri Karlina, anak jenderal polisi jadi Wakil Bupati Garut

Rabu, 16 April 2025 - 14:57 WIB

Tak lagi sampai Cipatat, KA Siliwangi dari Sukabumi langsung ke Padalarang

Selasa, 15 April 2025 - 18:52 WIB

Profil lengkap Irjen Rudi Setiawan, Kapolda Jabar yang baru gantikan Irjen Akhmad Wiyagus

Berita Terbaru